Abimanyu panik dan gelisah, lantaran ia tidak menemukan sosok Raya di kediamannya. Bukan hanya itu, bahkan sosok Sania dan Aletta juga tidak ada di rumah, ia mencoba menghubungi ayahnya, berharap ayahnya itu mengetahui keberadaan mereka semua.
Tapi, ayahnya juga mengatakan jika ia tidak tahu keberadaan mereka semua.
Sial! Jika saja saat itu ia jujur kepada Raya untuk pergi menemui Gia, dan membicarakan masalah apa yang sedang di hadapi oleh Gia, semuanya pasti tidak akan seperti ini. Raya tidak akan salah paham, dan tidak meminta untuk mengakhiri hubungan mereka.
Abimanyu menyugar rambutnya, ia sangat frustrasi. "Kamu dimana Ray?" bisiknya lirih.
Ia terus menghubungi nomor ponsel milik Raya, berharap kali ini panggilannya tersambung. Namun, hasilnya sama-sama nihil, wanita itu tetap tidak bisa di hubungi.
Pikirannya benar-benar kacau, sampai rasanya ia ingin menangis. Ke mana kiranya ibu dan adiknya pergi membawa Raya? Kenapa tidak ada satu pun dari mereka yang mau mendengarkan semua penjelasannya?
Abimanyu mengusap wajahnya dengan kasar, kini tujuan selanjutnya adalah rumah Raya. Meski rasanya sangat mustahil jika Sania membawa Raya pulang ke rumahnya, tapi ia tetap bersikeras pergi ke sana.
Ia bergegas keluar dari rumahnya, kemudian memasuki mobil, dan mengendarainya dengan kecepatan penuh. Ia harus segera sampai, dan memastikan jika Raya tidak pergi jauh darinya.
Beberapa saat setelah ia mengemudi, akhirnya ia sampai di halaman depan rumah Raya. Ia keluar dari mobil, dan secara kebetulan ayah Raya baru hendak keluar dari rumah.
"Lho? Nak Abi, kenapa masih disini? Raya mana?" tanya Ayah Raya.
Abimanyu bingung, ia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Ayah Raya. Ia menyentuh tengkuknya, "Ah Raya tidak--"
"Mas Abi, mau ambil barang Mbak Raya yang tertinggal ya?" sosok Arabella juga secara kebetulan keluar dari rumah, dan menyelamatkannya yang tengah bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Ayah Raya terkekeh, menepuk bahu Abimanyu. "Oh begitu. Kenapa tidak bilang? Masuk saja nak." kata Ayah Raya.
Abimanyu ikut terkekeh pelan, tapi tatapan mata Arabella akhirnya membuatnya terdiam.
"Ayo masuk Mas Abi!” ajak Arabella.
Ia lantas memohon izin kepada Ayah Raya untuk masuk ke dalam rumah.
"Masuklah, tidak apa-apa. Arabella akan mengantar Nak Abi ke kamar Raya.”
Abimanyu mengangguk, dan kemudian mengekor di belakang tubuh Arabella yang berjalan memasuki rumahnya.
"Sekarang, katakan apa yang sebenarnya terjadi di antara Mas Abi, dan Mbak Raya." kata Arabella mengintimidasi.
Abimanyu melihat-lihat keadaan rumah itu, dan suasananya cukup sepi.
"Ibu sedang ke mini market. Ayah akan pergi menjemputnya.” papar Arabella seolah tahu apa yang ia pikirkan.
Arabella duduk di sofa ruang tamu, ia juga akhirnya ikut duduk berseberangan dengan adik dari Raya tersebut.
Abimanyu sendiri juga bingung, ia harus memulainya dari mana.
Arabella menghela napas, "Satu jam lalu, Mbak Raya kemari bersama dengan Kak Aletta. Mbak Raya bilang akan pergi berlibur dengan keluarga Mas Abi.” paparnya.
"Apa?" tanya Abimanyu terkejut.
"Ayah dan ibu, mungkin percaya. Tapi aku tidak, jika memang Mbak Raya akan berlibur dengan Mas Abi, seharusnya yang datang kemari untuk meminta izin adalah Mas Abi. Bukan Kak Aletta.”
"Ke mana mereka akan pergi?" tanya Abimanyu. Demi Tuhan, ia sudah sangat frustrasi. Ke mana kiranya Ibu serta adiknya membawa Raya?
Arabella menggelengkan kepalanya. "Mas Abi harus mencari tahu sendiri, Mbak Raya hanya ingin pembuktian. Selesaikan masalah kalian berdua. Mas Abi harus ingat janji Mas Abi kepada Bella, saat itu Mas bilang tidak akan pernah menyakiti Mbak Raya. Jika sampai Mas Abi melakukan itu, Bella sendiri yang akan menghajar Mas Abi.” kata Arabella.
Abimanyu mengusap wajahnya dengan kasar. Mungkin ucapan Arabella benar, Raya ingin ia mencari, dan berusaha menemukannya untuk meyakinkan Raya jika ia benar mencintainya.
"Kalau begitu, Mas pamit.” ucapnya.
Arabella mengangguk. "Iya, semoga hubungan kalian membaik.”
Abimanyu mengangguk, dan dengan langkah lelahnya, ia keluar dari rumah Raya. Ia memutuskan untuk pulang, mungkin ayahnya sudah mendapatkan posisi keberadaan ibunya yang pergi bersama Raya dan Aletta.
🍂🍂🍂
Abimanyu tidak tahu harus mencari Raya ke mana lagi, apalagi Aletta sudah tidak berada di pihaknya. Arabella juga hanya mengatakan bahwa mereka semua pergi berlibur. Ibunya jelas membawa Raya menjauh darinya, ia pergi diam-diam tanpa sepengetahuannya, dan juga ayahnya.
Sampai kemudian, ponselnya berdering dengan nama ayahnya tertera pada layar ponsel miliknya.
Abimanyu tampak mendiamkannya selama beberapa saat, sampai kemudian sang ayah mengiriminya sebuah pesan, yang membuatnya terkejut.
Ayahnya mengirimkan foto tiga orang wanita yang tampak berfoto bersama dengan mengenakan bikini di pantai, dan salah satu dari mereka adalah Raya.
Damn! Tanpa membuang banyak waktu, ia langsung menelepon ayahnya.
"Pa, dari mana papi mendapatkan foto itu?" tanyanya tanpa basa-basi.
Sang ayah terdengar menggeram kesal, "Mami benar-benar keterlaluan. Padahal ia sudah berjanji tidak akan memakai bikini!" seru sang ayah.
Abimanyu memijat pelipisnya. Sial, jadi sebenarnya ayahnya ini tahu keberadaan para wanita itu?
"Papi, plis. Katakan padaku, mereka semua sedang berada dimana?"
"Baiklah, mereka semua pergi ke bali. Demi tuhan, papi akan ke sana sekarang juga!" seru sang ayah.
"Tunggu aku. Kita akan ke sana bersama-sama.”
Abimanyu langsung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak, tanpa membuang waktu lagi, ia langsung mengendarai mobilnya menuju ke rumah, menjemput sang ayah, dan mereka akan sama-sama pergi ke bali menyusul para wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Raya [TERBIT] ✓
قصص عامةRaya Fatarisa telah bertunangan dengan Arya Purnama, yang merupakan kekasihnya sejak SMA. Namun, tiba-tiba saja hubungan mereka mulai merenggang, akibat kurangnya komunikasi, dan Arya yang sangat sibuk bekerja di luar kota membuat Raya kesulitan unt...