TCR-28

732 58 9
                                    

Abimanyu langsung meninggalkan perusahaan, setelah mendapat telepon dari Gia. Ia sangat panik saat wanita itu berbicara dengannya sembari menangis, dan juga mendengar suara pria yang berteriak kencang kepadanya. Ia segera memasuki mobil, dan mengendarainya menuju ke rumah Gia dengan cepat.

Ia tahu, jika dirinya sangat berlebihan. Tapi, ia adalah tempat wanita itu bersandar, setelah kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat beberapa tahun silam.

Gia tidak memiliki siapa pun lagi, selain suami dan juga dirinya.

Tapi, akhir-akhir ini ia menaruh kecurigaan kepada suami Gia. Terakhir saat ia bertemu dengan Gia di rumah sakit, ia melihat ada luka di pergelangan tangannya, dan wajahnya terlihat sedikit pucat seperti kurang istirahat.

Abimanyu mencengkeram kemudinya dengan erat. Sial! Jika kecurigaannya benar, ia tidak akan melepaskan suami Gia.

Ia tidak bisa membayangkan jika Gia terus mendapatkan penganiayaan dari suaminya. Kenapa selama ini Gia selalu terlihat bahagia setiap membicarakan suaminya?

Sial! Ia benar-benar tidak akan melepaskannya.

Setelah beberapa lama mengemudi, akhirnya ia sampai di rumah Gia bersama suaminya. Benar saja, setelah ia turun dari mobilnya, suara pecahan barang terdengar begitu nyaring hingga keluar rumah.

Dengan perasaan marah, Abimanyu langsung membuka pintu rumah Gia dengan kasar. Ia semakin marah saat melihat keadaan di dalam rumah itu sangat berantakan dan banyak barang pecah, lalu tak lama terdengar suara jeritan perempuan dari arah dapur.

Tanpa membuang waktu, Abimanyu langsung menuju ke arah suara. Ia langsung menghantam sosok Bram, yang merupakan suami dari Gia.

"Abi!!" teriak Gia, saat Abimanyu berhasil membuat pria itu meringis setelah menerima pukulan di wajahnya.

Bram menatap ke arah Gia dengan nyalang. "Sialan! Jadi, kamu menghubungi pria ini hah? Kamu pikir, kamu akan lolos begitu saja dariku!" teriaknya.

Abimanyu kembali memukul wajah Bram. "Brengsek! Laki-laki sepertimu tidak pantas hidup di dunia ini!" murkanya.

"Abi hentikan!" teriak Gia.

Namun, Abimanyu tidak menggubrisnya. Ia terus melayangkan pukulan demi pukulan kepada Bram. Ia sangat marah, mengapa pria di hadapannya ini begitu tega menyakiti wanita sebaik Gia.

"Abi, stop!" teriak Gia. Wanita itu langsung memeluk Abimanyu dari belakang. Mencegah Abimanyu untuk tidak memukuli suaminya lagi.

"Hentikan Abi. Plis .... " pintanya.

Abimanyu memejamkan mata, mencoba menurunkan sedikit emosinya. Sedangkan, Bram sudah tidak berdaya di atas lantai.

"Ku mohon, hentikan Abi .... " lirihnya.

Abimanyu membalikkan tubuhnya, melepaskan kedua tangan Gia yang memeluknya dari belakang. Ia menangkup wajah Gia yang terlihat ada jejak tamparan yang membiru.

"Ya Tuhan. Gia, bagaimana bisa selama ini kamu terlihat baik-baik saja?" lirihnya. Tangan Abimanyu bahkan bergetar, karena melihat keadaan Gia yang begitu sangat menyedihkan.

Air mata Gia mengalir, "Aku baik-baik saja Abi .... " lirihnya.

"Gia, berhentilah berpura-pura baik-baik saja! Kamu tidak sendiri, aku akan selalu ada untukmu." katanya.

"Hah, sungguh mengharukan. Abimanyu Rafandi, sampai turun tangan  dalam masalah rumah tangga orang lain. Ck!” cemooh Bram yang sedang mencoba berdiri menghampiri Abimanyu dan Gia.

Abimanyu hendak kembali menyerang Bram, tapi Gia kembali menahannya. "Jangan lagi. Jika sampai kamu melakukannya lagi, kamu sama saja sepertinya.”

Abimanyu menghela napas, "Kalau begitu, aku akan membawamu keluar dari rumah ini!" serunya.

Takdir Cinta Raya [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang