Abimanyu benar-benar gila! Setiap hari, pria itu semakin menunjukkan perasaannya kepada Raya, dan lagi-lagi setiap jam makan siang pria itu akan mengirimkan banyak makanan untuknya, yang pada akhirnya ia bagikan lagi kepada rekan kerja mereka di kantor.
Pria itu selalu menghindar setiap kali ia ingin berbicara hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Benar-benar menyebalkan!
Dan, di hari minggu ini. Tiba-tiba pria itu sudah berada di rumahnya tengah sibuk dengan laptop milik Arabella di depannya.
"Pak? Bapak sedang apa di sini?" ketusnya, sembari memijat pelipisnya. Kenapa akhir-akhir ini pria itu selalu terlibat dengan kehidupannya?
"Eh, kamu tidak boleh seperti itu kepada nak Abi.” tegur sang ibu.
Apalagi ini? Sejak kapan semua orang di rumah ini begitu akrab dengan si Abimanyu gila itu?
"Kenapa masih berdiri di tangga? Cepat bantu ibu menyiapkan makanan untuk nak Abi!" ujar sang ayah.
Raya mendengkus kasar, "Ah, malas sekali. Raya ingin melihat Arabella belajar saja.” tolaknya.
"Raya!" seru ibunya.
"Iya iya. Raya akan bantu ibu!" sungutnya, sembari melirik sinis kepada Abimanyu yang tengah menahan tawa melihatnya.
"Hah, kenapa orang itu sudah di sini se pagi ini?" keluhnya.
Sang ibu, menepuk punggungnya. "Ibu!" serunya.
"Pagi-pagi apanya? Ini sudah jam sepuluh. Kamu saja yang baru bangun.” tegur ibunya. "Kamu juga tidak boleh menyebutnya seperti itu. Ia memiliki nama, memangnya kenapa jika dia kemari?" tambahnya. Kini giliran ibunya yang bersungut-sungut membela Abimanyu.
"Iya iya, kenapa pak Abi ada di sini?" tanyanya, sembari membantu ibunya mengambil beberapa piring.
"Arabella bilang laptop miliknya rusak, jadi ia meminta tolong nak Abi untuk memperbaikinya.” jelas sang ibu.
Raya berdecak. Pasti, adiknya itu sedang bersekongkol dengan si gila itu.
"Raya, Ayah sepertinya menyukai nak Abi," ucap ibunya tiba-tiba.
Kedua matanya langsung melotot, "Apa? Ibu jangan bercanda ya, memangnya kenapa jika ayah menyukai pak Abi?"
Sang ibu tertawa, "Ya, kamu pasti mengerti apa maksudnya kan?"
Raya bergidik, "Amit-amit." katanya. Bisa pecah kepalanya jika harus memiliki suami seperti Abimanyu yang garang begitu. Hih!
"Amit-amit apanya? Nak Abi itu pria dengan paket komplit.”
Raya berdecih dalam hati. Paket komplit katanya? Nasi kotak kali, ah!
"Bu, plis. Jangan selalu membelanya, Raya jadi cemburu. Sebenarnya siapa yang anak kandung ayah dan ibu?" protesnya.
Sang ibu kembali tertawa, "Awas lho, jika sampai kamu menyukai nak Abi.” goda sang ibu.
"Amit-amit!"
Setelah itu tidak ada percakapan lagi di antara ibu dan anak itu. Keduanya sibuk menata makanan di atas meja makan, dan setelah itu mereka semua mulai makan, termasuk Abimanyu juga.
Suasana pagi ini di kediaman Raya benar-benar tampak berbeda. Dengan adanya Abimanyu, suasana makan terasa begitu sangat menyenangkan dan juga hangat.
Setelah selesai makan. Sang ibu membereskan semuanya, tapi Abimanyu memohon kepada ibu Raya agar ia saja yang mencuci piringnya.
"Tidak usah nak Abi.” tolaknya.
Abimanyu tersenyum, "Tidak apa-apa tante. Tante istirahat saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Raya [TERBIT] ✓
General FictionRaya Fatarisa telah bertunangan dengan Arya Purnama, yang merupakan kekasihnya sejak SMA. Namun, tiba-tiba saja hubungan mereka mulai merenggang, akibat kurangnya komunikasi, dan Arya yang sangat sibuk bekerja di luar kota membuat Raya kesulitan unt...