Saat pintu berhasil terbuka Sebin langsung berlari memasuki apartemen yang tak terlalu besar itu. Ia bahkan tak sempat berterimakasih pada pihak apartemen yang sudah membantu membuka pintu. Dia hanya terlalu khawatir. Beruntung ia datang bersama Hyuk sehingga untuk berbasa basi bisa di alihkan padanya.
"Hyung! Astaga hyung kau kenapa?" Melihat Jaehan yang sedang meringkuk di depan kasurnya, tingkat khawatir Sebin pun semakin meningkat. Ia langsung menghampiri Jaehan, namun Jaehan menolak sentuhannya.
"H-hyung?"
"Kau siapa? Kenapa kau bisa masuk?"
Tangan Sebin gemetar serta air mata yang mulai menumpuk di pelupuk matanya.
Jaehan...apakah penyakitnya bertambah parah?
"H-hyung ini aku, Sebin hiks" Sebin tak ingin menangis, namun ia tak bisa menahannya.
Tidak, dia tidak mau dilupakan. Kim Jaehan terlalu berharga untuknya.
"S-sebin?"
Dengan wajah yang mulai berlumur air mata, Sebin mengangguk. Ia bahkan menahan isakan yang lebih keras. Dan berharap Jaehan kembali mengingatnya.
"Aku tak mengingat mu...Maaf"
Sebin menangis, benar-benar menangis dengan isakan. Jaehan bahkan terlihat kebingungan. Tidak hanya yang bernama Sebin itu, tapi kini sudah ada dua orang lagi yang berdiri menatapnya dengan pandangan kosong.
Mereka, tidak ada yang Jaehan kenali.
"Akhh" Jaehan meringis merasakan sakit kepala yang sejak pagi menyiksanya, bersyukur kali ini ia tidak merasakannya seorang diri, setidaknya jikapun ia tak bisa bertahan, ada orang lain yang akan langsung membantunya. Itulah yang ada dipikirannya saat ini.
"Hyung!" Mereka bertiga, termasuk Yechan! Ya. Dia datang dan mendengar semuanya. Melihat Jaehan yang kesakitan, Yechan langsung berinisiatif mendekat.
Merengkuh tubuh kurus itu ke dalam dekapannya, dan saat itu pula Jaehan tak lagi bisa menahan kantuknya. Matanya tertutup dan seluruh tubuhnya lemas, bertumpu pada Yechan.
Setetes air mata Yechan pun terjatuh mengenai matanya yang tertutup sempurna.
***
Menatap kekasihnya yang sedang terlelap, Yechan mengusap kasar pipinya yang basah air mata.
Rasa perih tak hanya terasa di matanya, namun juga di hati.
Demi Tuhan ia tak akan pernah siap. Mau bagaimanapun ia berusaha kuat, jika mencapai fase dimana Jaehan mulai kehilangan setengah ingatannya, Yechan tak akan pernah bisa menerimanya.
Dilupakan oleh orang terkasih adalah momok mengerikan yang tidak akan bisa diterima oleh siapapun.
"Kumohon h-hyung... Bertahanlah hiks"
Yechan pergi menuju balkon, mengeluarkan tangisannya sampai tubuhnya gemetar. Terisak seorang diri, mengeluarkan rasa sesaknya.
"Tidak aku tidak akan bisa menerimanya hyung hiks... Jebal hiks"
Tbc.
🤧🤧🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
✔The Last Letter - Yechan Jaehan
FanfictionKim Jaehan tak mengenal apa itu kenangan, karena kenangan akan berlalu dan hilang begitu cepat dari ingatannya. Sementara Shin Yechan sangat bersahabat dengan kenangan, sampai-sampai terus bersumpah tak akan ada sedetik kenangan pun yang akan ia si...