Chapter 10

195 36 1
                                    

✧༺♥༻✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧༺♥༻✧




Tangan Jaehan tak pernah lepas dari genggaman Ibu Yechan. Wanita paruh baya itu terus menggandeng nya. Benar-benar menjaganya agar Jaehan tak pergi kemana-mana.

Saat ini mereka sedang di pusat perbelanjaan. Ibu Yechan mengajaknya makan siang di luar sekalian ingin membeli beberapa perlengkapan.

Sampai di restoran tujuan, Jaehan dipersilahkan duduk lebih dulu. Pokoknya Ibu dari kekasihnya itu sangat memperhatikannya. Jaehan sangat bersyukur akan itu, namun ia pun jadi merasa tidak enak. Tidakkah ini berlebihan, ia hanya orang lain. Tak perlu sampai segininya.

"Eomma, aku terlalu merepotkan mu"

"Tidak tidak. Bicara apa kamu ini. Sudah, ayoo kita pesan. Jaehanie ingin apa? Silahkan dipilih."

"Terimakasih Eomma"

"Sama-sama sayang"

.

"Eomma aku ingin ke toilet sebentar, tak apa ya?"

"Oh iyaa Jaehanie silahkan. Eomma tunggu disini saja ya"

"Ungg" Jaehan mengangguk lalu pergi mencari toilet terdekat.

Ibu Yechan tak pergi, dia menunggu di tempat terdekat dari toilet.

Di dalam Jaehan tak terlalu lama, dia hanya menuntaskan hasratnya buang air kecil namun kepalanya terasa sedikit pusing. Cukup lama dia diam di depan wastafel.

Tes

"E-eh Tuan kau tak apa? Kau mimisan"

Jaehan menoleh pada orang disamping nya yang terlihat khawatir. Ia yang sadar pun langsung membersihkan darah yang tiba-tiba keluar dari hidungnya. Syukurnya tak terlalu banyak.

"Gwenchana, terimakasih"

"Sungguh?"

Jaehan mengangguk sambil tersenyum.

"Apa kau sendiri? Atau ada kerabatmu di luar? Ayoo biar ku bantu antar"

"Tidak, tidak perlu. Terimakasih banyak, tapi aku sunggu baik-baik saja"

"Begitu. Baiklah semoga kau benar-benar baik-baik saja setelah ini. Aku tinggal ya"

Lagi, Jaehan mengangguk sambil tersenyum. Setelah orang itu pergi Jaehan kembali membasuh wajahnya.

Di luar Ibu Yechan sudah sangat khawatir, kenapa lama sekali.

Saat Jaehan keluar ia langsung disambut wajah cemas Ibu Yechan.

"Sayang kenapa lama sekali? Kau baik-baik saja kan?" Tanyanya khawatir.

Jaehan menimbang untuk memberitahu dan akhirnya ia tidak bilang. Mungkin akan bilang pada Yechan saja nanti. Dia tidak enak kalau dengan Ibu Yechan takutnya beliau merasa bersalah dan merasa karena dirinya Jaehan sampai mimisan, karena kemungkinan itu karena Jaehan kelelahan.

Kondisi tubuhnya memang bisa dikatakan sudah tidak terlalu baik. Tapi bukan berarti tak bisa melakukan aktivitas.

"Aku baik-baik saja Eomma. Ayoo apalagi yang harus di beli, Eomma?"

"Wajah mu pucat. Sepertinya kita pulang saja, mungkin kamu juga sudah kelelahan"

"Tidak Eomma, aku baik-baik saja"

"Tidak apa-apa. Eomma juga sudah lelah jadi kita pulang saja"

Wanita paruh baya itu pun memasang wajah menenangkan. Meski tak tau apa yang terjadi di dalam tapi ia bisa melihat Jaehan memang sudah kelelahan. Tak ingin mengambil resiko.

"Maaf Eomma"









Tbc.

✔The Last Letter - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang