Kim Jaehan tak mengenal apa itu kenangan, karena kenangan akan berlalu dan hilang begitu cepat dari ingatannya.
Sementara Shin Yechan sangat bersahabat dengan kenangan, sampai-sampai terus bersumpah tak akan ada sedetik kenangan pun yang akan ia si...
"Astaga hyung kau kenapa?" Sebin berlari menghampiri Jaehan yang terlihat tidak baik-baik saja.
Tubuhnya gemetar dan hampir saja terjatuh. Kelopak matanya memerah menahan air mata yang sepertinya tak ingin ia keluarkan.
Sebin menahan tubuh Jaehan yang sepertinya sangat lemas. Ekspresi wajah datar namun terlihat ada ketakutan disana. Demi Tuhan Sebin sangat cemas, apa yang terjadi sebenarnya.
"S-sebin-ah.. Orang itu, m-mereka siapa?"
Sebin mendudukan Jaehan, dan akhirnya Jaehan mau membuka suara. Namun Sebin masih tampak bingung, siapa yang dimaksud hyung nya itu.
"Siapa hyung?"
"Mereka yang baru saja lewat Sebin-ah. Aku melihat orang itu!" Jaehan sedikit menaikan nada suaranya. Namun akhirnya tersadar seharusnya ia tak boleh menumpahkan keresahannya pada Sebin yang tidak tau apa-apa.
"Hyung aku tidak paham siapa yang kau maksud. Kau melihat siapa disini? Aku tak melihat ada yang lewat"
"Ne?" Jaehan yakin ia tidak sedang berhalusinasi.
"Hyung melihat siapa?"
"Pria ber jas yang ada beberapa orang itu Sebin-ah. Mereka ada di dalam rumah mu, aku melihatnya"
Sebin diam dan berpikir keras, siapa? Namun mendengar clue pria ber-jas. Apakah ayah nya? Tapi ada apa, kenapa Jaehan sampai sebegitunya karena melihat mereka?
"Ada apa hyung? Kenapa kau sampai seperti ini karena melihat mereka?"
"Beritahu aku mereka siapa mu Sebin-ah?"
Jaehan tak menjawab, membuat Sebin semakin penasaran.
"Kemungkinan anak buah Ayah ku, hyung,"
"Bisakah hyung jelaskan pada ku apa yang terjadi? Kau membuat ku tidak tenang hyung. Ada apa sebenarnya?"
Saat Jaehan akan mengatakan nya, lebih dulu ponselnya berdering memperlihatkan notifikasi telfon dari kekasihnya.
"Hallo, Yechanie?"
"Hyung masih di rumah Sebin hyung?"
"Iyaa"
"Polisi sudah bisa mendeteksi orang itu hyung. Aku baru saja mendapat laporan investigasi. Namun, orang itu.... Dia salah satu anak buah dari Ayah Sebin hyung,"
"Aku melihatnya Yechan-ah.. Aku melihatnya"
"Pergilah sekarang bersama Sebin hyung, kemanapun. Aku bersama polisi menuju rumah Sebin hyung. Hyung pergi lah, aku tak ingin hyung melihatnya lagi. Arrachi?"
"B-baiklah Yechan-ah aku paham"
"Yasudah aku tutup"
Sambungan terputus, Jaehan lantas menatap Sebin yang masih kebingungan.
"Bisakah kau antarkan aku pulang Sebin-ah"
"Hyung?!"
"Aku akan menjelaskannya, tapi tidak disini"
Dengan berat hati akhirnya Sebin hanya bisa menghela nafas dan menuruti permintaan Jaehan. Merekapun pergi dari rumah nya.
Namun dalam hati Sebin terus bertanya-tanya, apakah Ayah nya melakukan kesalahan?
***
Jaehan meminta Sebin mengantarnya ke apartemen. Sebin dengan setia menunggu Jaehan mau menceritakan. Sebelumnya ia memang sudah tau perihal Jaehan yang pernah terkena pelecehan seksual namun selama ini mereka tak pernah tau siapa pelakunya karena Jaehan kehilangan ingatannya. Lalu kenapa sekarang Jaehan bisa mengatakan salah satu dari anak buah Ayah nya adalah pelaku. Ada apa sebenarnya, kenapa Sebin tak tau apa apa? se lama itu kah dia tidak menemui Jaehan, kenapa ia seperti melewatkan banyak sekali hal.
"Beberapa waktu lalu aku memimpikan lagi kejadian itu Sebin-ah. Aku mengingat wajah pelaku itu. Kasus ini juga sedang di dalami lagi oleh pihak kepolisian, bahkan kami sudah melakukan sketsa wajah. Tak disangka aku melihatnya di rumah mu, dan Yechan mengabariku jika Polisi sudah bisa mendeteksi wajah orang itu,"
"Polisi sudah mengetahuinya? jadi apakah mereka akan ke rumah ku?"
Jaehan menggangguk, pelan. Sebin terdiam tak tau harus bagaimana berekspresi, jadi apakah rumahnya sedang di kepung Polisi saat ini? karena itu Jaehan meminta mereka pergi?!
Ayah Sebin adalah boss dari perusahaan bodyguard namun untuk orang-orang yang tadi Jaehan lihat adalah kepercayaan Ayah nya, bahkan ada diantaranya yang bertugas menjaga Sebin jika di perlukan. Jadi apakah salah satu dari mereka yang begitu di percaya keluarganya telah melecehkan Jaehan yang sudah Sebin anggap kakak kandung nya.
Sebin menangkup wajahnya, menutupi wajahnya yang sudah memerah karena tak bisa menahan air matanya. Kenapa semua menjadi sangat rumit. Bagaimana semua kebetulan terasa semenyakitkan ini. Jaehan hyung kenapa semua ini terjadi kepada mu yang begitu baik. Kenapa rasa sakit menumpuk pada dirimu.
"Mianhae hyung...hiks" lirih Sebin. Jaehan memeluknya, erat.
"Gwenchana Sebin-ah"
Semakin sesak rasanya mendengar Jaehan yang masih berkata baik-baik saja. Sebin semakin terisak dan mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak pernah marah dan menyalahkan siapapun, aku hanya ingin keadilan"
"H-hyuung hiks hiks hiks"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.