Letter; Shin Yechan

307 41 1
                                    

Usai menelfon kekasihnya Yechan sedikit menghembuskan nafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai menelfon kekasihnya Yechan sedikit menghembuskan nafas. Memejamkan matanya yang selalu berair jika tak bersama kekasihnya. Namun bertingkah seakan paling kuat jika sedang bersama.

Katakan ia sok kuat, ia memang berlagak begitu kuat menerima kenyataan.

Kenyataan, yang mengapa selalu bisa menyakiti hatinya.

Ia bahkan malu mengakui jika dirinya sering menangis karena hal itu, padahal tak pernah sekalipun ia melihat air mata terjatuh dari pelopak mata nan indah milik kekasihnya.

Kim Jaehan, tak pernah menangisi keadaannya.

Lalu kenapa ia bersikap begitu pengecut, menahan tangis setiap kali perbincangan mereka berakhir.

Kim Jaehan benar-benar mengajarkannya sebuah ketulusan. Pria itu tak sempurna, namun mengikat Yechan dengan begitu eratnya. Atau mungkin Yechan sendiri yang mengikat dirinya tanpa sadar.

Terikat dengan tali yang tak seorangpun dapat melihatnya.

Shin Yechan sangat mencintai kekasihnya, Kim Jaehan.

Mari kita mulai dengan bagaimana pertama kali mereka bertemu, dan lihat bagaimana Kim Jaehan dapat menghipnotis Tuan Muda Shin Yechan.

***


"Akh-

Brukk

Yechan terkejut bukan main saat ada seseorang yang tak sengaja menubruk tubuhnya.

Melihat bagaimana kondisi orang itu, sepertinya ia tak baik-baik saja.

Dan sedetik kemudian orang itu malah jatuh pingsan, namun dengan sigap Yechan menangkap tubuh ringan itu, menjadikan dada nya sebagai sandaran.

Yechan tak banyak mengeluarkan kata karena merasa sedikit tercekat, orang itu... Sangat menawan.

Bibir berwarna pink, surai yang lembut, wajah mulus serta hidung yang terpahat sangat indah.

Benarkah orang ini manusia?

Namun tak sampai satu menit akhirnya Yechan tersadar dan segera membawa tubuh lemas itu ke rumah sakit terdekat. Apalagi bibir yang semula berwarna pink itu kian memucat. Orang ini tak baik-baik saja.

.

"Dia pengidap Alzheimer. Apa kau mengenalnya Tuan?"

Yechan tertegun sesaat, ia menggeleng tanda orang itu bukanlah kenalannya.

"Aku tak sengaja bertemu dengannya di jalan dan dia tiba-tiba jatuh pingsan Dok, "

"Alzheimer itu... Penyakit apa itu Dok? Apa hidupnya tak akan lama lagi?"

Dokter itu tersenyum simpul mendengar pertanyaan penuh ketidaktahuan itu.

"Tak ada yang benar-benar tau hidup matinya seseorang selain Tuhan. Aku hanya dokter biasa, bahkan meski beberapa dokter berkata seseorang hanya memiliki sedikit waktu, jika Tuhan belum memanggilnya, apa yang di katakan dokter itu belum tentu terjadi,"

"Tuan tidak mengenal pasien, apakah Tuan tetap mau menjadi wali nya sampai data keluarganya ditemukan?"

Bahkan tanpa membuang waktu sedetikpun, Yechan langsung menganggukkan kepalanya tanpa sadar.

Benar, ia bahkan tak mengetahui siapa nama orang itu. Bagaimana bisa ia langsung menerimanya? Apa yang terjadi?

"Baiklah, mohon di urus terlebih dahulu mengenai pengurusan administrasi. Jika sudah selesai kau bisa mendatangi ku lagi, biar suster yang mengarahkan mu dimana ruangan ku, bisa dipahami?"

"Baik Dok, terimakasih"








Tbc.

Akan dijelaskan lebih lanjut di chapter2 selanjutnya begitupun other cast.

Awalan dulu, ini masih proses penulisan dan belum di tentukan akan mau berapa chapter, mungkin akan puluhan 🙊

Dah ya matur suwun see you on the next chapter 🙌🙏

✔The Last Letter - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang