Chapter 13

203 35 12
                                    

Sudah 30 menit lamanya, kesunyian menyelimuti atmosfer di ruangan bernuansa putih itu. Ada dua insan namun tak ada yang berniat membuka obrolan.

Yechan belum mau bicara dan malah mengelus punggung tangan kekasihnya yang saat ini sudah tertancap selang infus. Mengelusnya dengan sangat lembut.

Jaehan pun tak berniat mengganggu, ia membiarkannya, menunggu sampai Yechan merasa lebih tenang.

Namun setetes air mata terjatuh tanpa Yechan sadari, mengenai tangan Jaehan yang semula tak berhenti ia elus lembut. Sedikit panik Yechan mengelap air matanya, berharap tak menyakiti kekasihnya.

"M-mian hyung"

Jaehan menarik Yechan kedalam pelukannya.

"Tak apa menangislah"

Sungguh Yechan tak bisa menahannya. Biarlah ia dikata pengecut karena sering menangis. Namun nyatanya setiap saat rasa sesak itu terasa semakin menyakitkan. Semua fakta yang ada membuatnya tak bisa berpura-pura baik-baik saja.

Yechan semakin mengeratkan pelukannya, mengeluarkan emosionalnya. Bahkan sampai mengeluarkan suara isakan pilu. Meneteskan begitu banyak air mata yang tak bisa lagi ia tahan. Menggigit bibir nya berharap rasa sakitnya mengalahkan sesak yang ia rasakan. Dengan suara bergetar, Yechan berkata,

"Jangan lupakan aku hyung! Hiks hiks hiks kumohon hiks"

Jaehan ikut menangis dalam diam. Memejamkan matanya, lalu mengangguk. Ia berharap dapat menyerap sesak yang dirasakan Yechan.

Ia tau, anggukannya tidak akan bisa menjanjikan apapun. Ia hanya berharap pada kekuatan hatinya, bahkan meski itu adalah suatu ketidakmungkinan, ia masih tetap meyakini kekuatan cinta yang ia miliki.

Yechan adalah bagian dari dirinya yang tak boleh dilupakan!




***





Pasca investigasi pembuatan sketsa wajah, sesuai yang Yechan katakan, setelahnya mereka akan ke Rumah sakit untuk mengecek keadaan Jaehan.

Penggambaran sketsa itu belum selesai, hasil ilustrasi itu belum sempurna namun karena kondisi Jaehan belum memungkinkan untuk saat ini team ilustrasi tersebut mengerjakan sektesa yang sudah bisa ditangkap lebih dulu, sambil menunggu kondisi Jaehan membaik. Untuk kemudian segera diselesaikan secara sempurna.

Syukurnya kondisi Jaehan sudah membaik, dia tak diharuskan di rawat. Namun tetap harus memerlukan perhatian yang lebih serius. Saat ini dokter Xen menyarankan untuk memberikan kebebasan dan ketenangan pikiran untuk Jaehan agar tak terbebani oleh hal berat.

Yechan sudah mengatur untuk mengajak Jaehan jalan-jalan diakhir pekan nanti.

Hitung-hitung refreshing untuk Jaehan dan dirinya yang juga sudah kelelahan dengan urusan kantor, juga Jaehan.

Tidak, Yechan bukan menganggap Jaehan adalah beban untuknya sampai-sampai ia kelelahan, namun memikirkan semua hal tentang Jaehan tentu membuat pikiran dan hati nya merasa lelah. Karena itu, ia merasa perlu untuk refresh sejenak.

.
.

Yechan memilih Namsan Tower sebagai tujuan utama liburan mereka. Selama menjalin hubungan mereka belum pernah mengunjungi tempat paling romantis itu.

Jaehan tak berhenti tersenyum, ia terlihat sangat bahagia. Menghirup udara musim semi yang begitu sejuk ditambah pemandangan yang begitu indah. Ia tak bisa menutupi betapa bahagianya saat ini.

"Hyung menyukainya?" Tanya Yechan, lembut.

Jaehan menoleh, menatap Yechan lalu tersenyum, cantik sekali.

✔The Last Letter - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang