⚠️violance, sexual harassment⚠️
.
Jaehan menelusuri jalan sepi dalam diam. Diam di mulut, tidak dengan hati dan pikiran nya.
Saat ini ia dalam perjalanan pulang setelah mengunjungi Rumah Abu. Menjenguk abu Ayah dan Ibu nya. Ia bahkan sampai tak sadar sudah berada disana hampir seharian. Makan siang pun terlewat.
Melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Cacing di perutnya mulai berseru, ia pun mempercepat langkahnya. Mencari tempat makan terdekat.
Kepalanya yang semula menunduk menatap ada kaki yang menghalangi langkahnya. Kepalanya mendongak dan melihat ada pria yang bisa dikatakan paruh baya, wajahnya terlihat jelas menunjukan ia sudah berumur. Namun dari aura nya Jaehan merasakan ketidaknyamanan.
Jaehan mundur beberapa langkah, ia tak bisa berpikir jernih karena orang ini terlihat sangat aneh. Di tambah lagi tempatnya saat ini bisa dikatakan sangat sepi, hanya lorong yang kanan kirinya tidak ada aktivitas apapun. Dari mana munculnya orang ini.
Tak lama muncul dua orang pria lagi yang sepertinya mereka berkomplot.
Saat Jaehan akan berlari kedua orang yang baru datang tadi langsung mencegah dan menggenggam erat tangannya.
"Y-yak kalian siapa? Lepaskan"
PLAK
"Akh.. "
Tamparan keras yang begitu menyakitkan membuat Jaehan mengerang. Bahkan sekali tamparan itu sudah membuat sudut bibirnya sobek.
Wajahnya dicengkram oleh pria pertama, Jaehan harus menahan perih pada sudut bibirnya yang tertekan.
"Pria cantik seperti ini ternyata masih ada yang tersedia secara gratis. Lihat dia bahkan memiliki gingsul yang sangat manis"
"L-lepaskan aku akhh.."
Wajah nya yang semula di cengkram dihempas cukup keras.
"Bawa dia!" Perintah si Pria paruh baya. Jaehan semakin panik saat dirinya di giring ke dalam lorong yang lebih pelosok.
Jaehan meringis saat tubuhnya dijatuhkan ke lantai dingin dan kotor. Dan tak lama tubuhnya kembali di seret ke dalam ruangan yang semakin terlihat temaram.
"Kalian pergilah aku ingin menikmatinya sendirian" Ujar si pria pertama pada kedua anak buahnya. Dan merekapun pergi dengan patuh.
Tangan Jaehan ditekan sampai tak bisa berkutik, ia tidak memiliki cukup kekuatan.
"Lepaskan aku apa yang kalian inginkan?"
"Apa lagi, tentu saja tubuh mu"
Jaehan meringis kesakitan saat tangannya semakin dicengkram erat. Berkali-kali mencoba melepaskan namun kekuatannya kalah jauh dengan pria yang sedang berusaha melecehkannya itu.
"Kumohon lepaskan aku, sakith"
"Melihat kekuatan mu sepertinya kau hanya kuat bermain dua ronde, lemah sekali kau ini"
"T-tidakkkkk"
Celana Jaehan ditarik paksa beruntung tidak robek. Jaehan menggeleng cepat, air matanya sudah mengalir.
'Tidak, Tuhan tolooong aku hiks' lirihnya, pilu. Bersamaan dengan lubangnya yang terisi secara paksa.
Sakit bukan main dapat ia rasakan. Tubuhnya terguncang senada dengan gerakan pria bajingan itu yang sudah membobol kejantanannya. Ternyata kehancuran hidupnya tak berakhir di penyakit yang baru saja ia ketahui faktanya beberapa waktu lalu.
'Seperti ini kah takdir ku Tuhan hiks hiks'
"Aaaaahhhhh sial kau sangat nikmat"
Jaehan merasa seluruh tubuhnya benar-benar hancur. Sakit yang ia rasakan sampai membuatnya tak bisa bernafas. Sesak dan menyakitkan.
"Haaa ahhhhhhh ssh kau memang luar biasa sialan"
Pria bejat itu menerima pelepasan yang begitu nikmat, sementara Jaehan sudah sangat lemas bahkan hampir kehabisan nafas.
Namun dengan sisa tenaganya, melihat pria itu sedikit lengah, Jaehan menendang kemaluan orang itu hingga menjerit tak karuan, Jaehan benar-benar menendang di bagian yang sangat tepat.
Dengan cepat Jaehan langsung mengenakan celananya dan berlari sekuat tenaganya. Beruntungnya dua anak buah pria itu benar-benar pergi dan hanya menyisakan mereka berdua.
Berlari secepat yang ia bisa, keadaan Jaehan benar-benar mengkhawatirkan. Melihat sudah ada kehidupan orang yang berlalu lalang, Jaehan benar-benar bersyukur sampai ingin menangis.
Ia terus berlari sampai tak sadar menabrak seorang pria tinggi. Jaehan tak bisa lagi mempertahankan kesadarannya, sebelum matanya tertutup Jaehan melihat orang yang tak sengaja ia tabrak itu, dalam hati Jaehan bergumam.
"Terimakasih Tuhan, aku selamat."
Tbc.
Maaf Jaehanie 🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
✔The Last Letter - Yechan Jaehan
FanficKim Jaehan tak mengenal apa itu kenangan, karena kenangan akan berlalu dan hilang begitu cepat dari ingatannya. Sementara Shin Yechan sangat bersahabat dengan kenangan, sampai-sampai terus bersumpah tak akan ada sedetik kenangan pun yang akan ia si...