Chapter 17

217 34 11
                                    

Mengerjap sebentar, Yechan akhirnya bisa membuka matanya dengan sempurna.

Di sampingnya, Jaehan masih terlelap. Memeluk tubuhnya yang masih tak mengenakan sehelai benang pun. Hanya bagian atas, semalam setelah selesai mereka langsung berbenah. Namun Yechan tidak serajin Jaehan yang langsung mengenakan seluruh pakaiannya.

Suara batuk ringan Yechan ternyata membangunkan kekasihnya, ada rasa bersalah karena ia mengganggu tidur nyenyak Jaehan.

"Maaf mengganggu mu hyung" Ucap Yechan. Tangannya mengelus surai lembut Jaehan.

"Tidak apa-apa. Tapi bolehkah kita seperti ini dulu? Umm- aku tidak mengerti, aku merasa sedikit tidak nyaman saat aku bergerak Yechanie, entah karena apa."

Yechan terdiam, Jaehan tak mengingatnya?

"H-hyung tidak ingat apa yang kita lakukan semalam?"

"Ne? Ada apa Yechanie, apa aku melupakan hal special diantara kita? Maafkan aku Yechanie"

"Lupakan hyung, tidak ada yang terjadi. Hyung istirahat lah agar rasa tidak nyaman itu menghilang"

Yechan tak bisa dan tidak ingin berdebat. Biarkan kenangan itu hanya ia yang menyimpannya, berteman dengan rasa sesak, sepertinya Yechan sudah terbiasa.

"Hyung istirahatlah, aku akan bersiap untuk bekerja. Tak apa kan hyung?"

Jaehan hanya mengangguk, di hatinya jelas merasa gundah dengan perubahan kekasihnya. Ia yakin, dirinya kembali membuat Yechan sedih tanpa di sadari.

Ia pikir Yechan akan menemaninya seharian, namun ternyata Yechan memilih pergi.

Tidak apa-apa, Jaehan tak ingin egois.

"Mian"

"Mian"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hanya bisa bertumpu pada kloset, Jaehan tak bisa menghentikan mulutnya yang sedari tadi mengeluarkan isi perutnya.

"Sakit sekali hahhhh"

Dengan sisa tenaga, Jaehan kembali ke kamarnya. Yechan sudah berangkat sejak satu jam lalu. Namun tiba-tiba ia semakin tidak enak badan.

Ia baru sarapan roti bersama Yechan tadi, rasanya semua yang ia makan tadi sudah terkuras habis.

Melewati sebuah kaca berukuran sedang Jaehan terdiam menatap dirinya yang ternyata cukup banyak kehilangan berat badan.

Menyentuh bibir pucatnya ia bergumam, "aku seperti penderita penyakit mematikan. Wajahmu sangat mengerikan Jaehan-ah"

***

"Hallo Yechanie"

"Hallo hyung?"

"Umm itu- sudah jam 9 malam, apa kau tidak pulang malam ini?"

"Sepertinya tidak hyung, aku sedang ada urusan. Eomma akan datang menginap, hyung tidak akan sendirian"

"Tak perlu merepotkan Eomma Yechanie"

"Tidak hyung, tidak apa-apa. Tunggu saja ya, aku akan menghubungi hyung jika urusan ku sudah selesai"

"Baiklah"

Jaehan menatap ponselnya, panggilan langsung terputus.

Sedikit menghela akhirnya Jaehan tidak mau ambil pusing.





Apa ia sudah lelah dengan ku ?!

- 𝓣𝓱𝓮 𝓛𝓪𝓼𝓽 𝓛𝓮𝓽𝓽𝓮𝓻 -

- 𝓣𝓱𝓮 𝓛𝓪𝓼𝓽 𝓛𝓮𝓽𝓽𝓮𝓻 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Tbc.

Sampe 20 aja kali ya? 🙈

✔The Last Letter - Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang