SEVEN: Code Red

504 72 11
                                    

"Soobin?"

Yang dipanggil spontan menoleh, tadinya dia sangat fokus menatap layar ponselnya dengan wajah cemas, "Y—ya?"

"Bisa kau suruh Kai kesini? Tolong?" –Pinta Taehyun.

Soobin mengerjap cepat, kepanikan terpatri jelas di netranya, "Ah, itu—baiklah. Tunggu disini, jangan kemana-mana."

"Tentu. Aku juga tidak sedang di kondisi bisa berlarian." –Cengir Taehyun, dia menunjuk tangannya yang di infus dengan mimik lucu. Soobin terlalu tergesa untuk menimpali lagi. Si jangkung itu berjalan keluar ruangan dengan langkah panjang. Sudah beberapa langkah dia menjauh dari pintu ruang kesehatan, namun seorang siswi yang juga terlihat gusar berani menghentikan pergerakannya.

"Soobin! Dimana Taehyun?!"

"Ada apa? Biar dia beristirahat di ruang kesehatan, Taehyun sedang tidak baik."

"Dengar! Ada dua siswa yang hilang dari ruang kelas 10-A! Dan tidak satupun siswa dari kelas itu ada yang melihat Hueningkai di lapangan!"

"Sial!"

Berbalik arah, Soobin kembali berlari ke dalam ruangan tempat Taehyun berada, wajah cemasnya tak bisa ia sembunyikan. Soobin menempelkan tangannya pada pundak temannya yang sedang bersandar lemas di kepala ranjang.

"Taehyun, aku rasa kau harus tahu apa yang sedang terjadi di sekolah ini, tapi aku minta kau untuk tenang, okay?" –Tuntut Soobin. Taehyun belum merespon ucapannya, tapi tangan kiri Soobin sudah terlanjur menyodorkan layar smartphone-nya tepat di hadapan wajah Taehyun.

Soobin merutuki kinerja otak Taehyun yang sangat cepat menyerap informasi,  membuat dia terkejut ketika melihat Taehyun yang tanpa pikir panjang melesat keluar ruangan, meninggalkan dirinya yang masih mencerna situasi. Tak sempat ia mencegah. Soobin tertegun selama beberapa detik, menatap selang infus dan nasal cannula  yang tergeletak menyedihkan di atas permukaan ranjang. Tersadar akhirnya, Soobin bergegas menyusul Taehyun yang berlari mengarah akses tangga menuju lantai dua.

"TAEHYUN! TAEHYUN! KITA DILARANG KESANA!" –Suaranya sampai serak meneriaki nama temannya yang malah menulikan diri dan tetap berlari. Soobin menguatkan otot kakinya, mencoba melawan fakta bahwa dirinya selalu mendapat nilai F di bidang olahraga, dia tak peduli, Taehyun harus dihentikan.

"BERHENTI! Berhenti! Hei! Kau tidak berencana untuk menerobos kobaran api untuk mencari dia, 'kan?"

Tak mampu menjawab, Taehyun tak bisa mengontrol debar jantungnya yang kacau balau, kepalanya pusing, ia merasakan sakit menusuk di ulu hatinya, membuatnya merasa akan muntah, dia memaksakan limit tubuhnya hingga mual. Keringat membanjiri pori-porinya, kulitnya pucat pasi. Taehyun bertumpu memegangi kedua lututnya, ia sangat panik hingga lututnya bergetar hebat.

"Taehyun! Tenangkan dirimu! dengarkan aku! Ini sudah jam istirahat, kau pingsan cukup lama. Kai pasti tidak ada di kelasnya. Kita hanya perlu mencarinya di sisi lain sekolah, dan aku sepertinya tahu dimana tempat yang harus kita datangi. Semoga dia ada disana."

_____________________________________

Lagi, di halaman belakang gedung sekolah, tempat favorit siswa berbuat dosa pelajar. Entah itu merokok, membolos, berkelahi, bullying, bahkan mesum yang terparah. Hanya di tempat itu yang tidak banyak ada orang berlalu lalang, para guru dan penjaga masih lengah dengan wilayah itu. Letaknya cukup jauh dari halaman utama, agak kumuh, karena mungkin tak tersentuh oleh petugas kebersihan. Namun, keberadaan serta fungsi tempat ini agaknya sudah menjadi rahasia umum di kalangan siswa siswi, yang entah bagaimana, seolah tanpa sadar mereka secara kompak menutupi eksistensi tempat ini dari para guru dan petinggi sekolah.

✔ TWIN FLAME || Taehyun & HueningKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang