FOUR: The Beginning

474 77 18
                                    

16.40

"Sebagai pebisnis profesional kau harusnya tahu mana yang harus lebih diprioritaskan! Tanpa investor, perusahaanmu tidak ada apa-apanya!"

"Aku tahu apa yang harus aku prioritaskan, Tiffany."

"Oh, ya?! Jika itu benar, kau harusnya sedang berada disini sekarang! Hadapi para investor dan bersikaplah kooperatif!"

"Atur ulang jadwalnya. Aku sedang menjemput Kai."

"Belakangan ini kau sangat terlihat seperti ingin menghancurkan bisnismu sendiri, ya?"

"Apakah sulit hanya untuk mengatur ulang jadwalku?"

"Apakah sulit untuk memberi anak-anakmu pengertian bahwa ayahnya sedang disibukkan dengan bisnisnya yang hampir terancam gulung tikar? Kau bilang mereka pintar, jadi sudah pasti mereka mengerti situasinya, kan?! Investor bukan budak yang bisa kau setir sesuka hati! Kau ini mengerti bahasaku tidak, sih?! Dalam satu minggu ini kau sudah mengacau berkali-kali! Aku sudah tidak punya muka lagi untuk bernegosiasi dengan investor, meski itu sekedar masalah jadwal pertemuan!"

"Yasudah, beri aku waktu sampai jam 7 malam, please?"

"MEREKA SUDAH DISINI! BAGAIMANA KAU BISA MENGATAKAN ITU DISAAT—"

"Tiffany, aku minta maaf, iparku menghubungi. Sudah dulu, ya? Aku akan datang jam 7 malam."

"F**k you, David! I hate you! Brengsek!"

Panggilan berakhir.

Punggung David bersandar di kursi mobil yang empuk. Kepalanya berdenyut tajam, keningnya ia pijat pelan supaya rasa pusingnya sedikit berkurang. Garis hitam dibawah matanya cukup jelas untuk menunjukkan bahwa jam tidurnya berantakan. Saat gedung perkantoran sudah redup lampunya, terkadang David masih terpenjara disana, mengurus berkas yang sempat terbengkalai, menerima panggilan telepon dari sana-sini meski rasa kantuk kerap menyerang. Kopi sepahit apapun tak lagi bisa membangkitkan energinya. Terkadang David ingin beristirahat di rumahnya, tapi saat ia membuka pintu, keadaan sama kacaunya —piring kotor yang menumpuk di westafel, jejak sepatu dilantai, baju kotor yang berserakan, udara lembab karena jendela yang selalu tertutup membuat sirkulasi udara terganggu— pengap sekali. Dan pada akhirnya, ia kerap memilih untuk kembali kedalam mobil, lalu tidur disana hingga pagi.

Satu botol air mineral diteguk habis oleh David, mencoba untuk mengesampingkan dulu urusan kantornya, lelaki itu teringat sesuatu dan segera membuka layar ponselnya.

Satu botol air mineral diteguk habis oleh David, mencoba untuk mengesampingkan dulu urusan kantornya, lelaki itu teringat sesuatu dan segera membuka layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


—Alisnya menyatu, bingung, david mencerna pertanyaan kakak iparnya itu dengan ingatannya yang sedikit kacau.

—Alisnya menyatu, bingung, david mencerna pertanyaan kakak iparnya itu dengan ingatannya yang sedikit kacau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔ TWIN FLAME || Taehyun & HueningKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang