TWENTY EIGHT: LO$3R

244 36 66
                                    

Tak ada yang bersuara lagi setelah Beomgyu pergi. Bahkan suara musik yang sedari tadi terputar kencang, kali ini dengan sengaja Yeonjun heningkan.

Taehyun menyimpan mangkuk stroberinya ke atas meja dengan tangan gemetar. Mungkin disebabkan oleh debar jantungnya yang menggila, tubuhnya jadi mendadak terasa begitu lemas. Taehyun terkulai di tempatnya, dia memejamkan matanya sebentar untuk menetralkan ledakan yang hampir saja memburuk intensitasnya.

Kembali membuka matanya, lengan Taehyun terjulur untuk meraih tas kecil milik Hueningkai yang terletak di ujung meja. Mencoba mengabaikan tatapan janggal tiga orang lainnya, dari dalam tas itu, Taehyun mengambil plastik klip kecil yang berisi satu kapsul dengan kandungan fluoxetine sebagai bahan aktif utamanya.

Untung saja, ayahnya ingat untuk membekalinya peluru kecil yang selama ini Taehyun gunakan rutin demi menstabilkan suasana hatinya yang sudah seperti gyro swing di Lotte World. Jika kapsul itu tak pernah dia jamah, mungkin, tragedi tahun lalu bisa saja terulang kembali hari ini, dengan Beomgyu yang lagi-lagi menjadi korbannya.

Setelah meneguk air dari botol yang baru saja Yeonjun berikan, Taehyun langsung memposisikan dirinya sebagai batu di pojokan sofa. Tubuhnya meringkuk mencari kehangatan di lapisan dinding yang terbalut panel akustik. Taehyun menarik topi hoodie milik Hueningkai yang dia kenakan hingga wajahnya tenggelam. Sekarang, yang terlihat dari wajah Taehyun hanyalah matanya yang samar-samar menutup dalam remang ruangan yang minim pencahayaan.

Taehyun mencoba untuk tidur di tengah-tengah ketegangan suasana yang masih berlangsung. Diam-diam, dia mulai menyesali keputusannya untuk ikut dengan Yeonjun dan Hueningkai. Apanya yang bersenang-senang? Dia merasa, dia hanya mengacau.

"Lanjutkan saja. Jangan hiraukan aku." ucap Taehyun yang ditujukan pada Yeonjun, Soobin, dan Hueningkai yang masih terdiam kikuk di tempatnya masing-masing.

Tak ada yang menggubris.

Kesal. Mengabaikan tubuhnya yang masih berlaku payah, Taehyun memutuskan untuk bangkit dari posisi awalnya. Dia mengambil ponselnya yang terselip di selah sofa, lantas memasukkannya ke saku celana, "Daripada aku terus-terusan mengacaukan acara bersenang-senang kalian, lebih baik aku pulang duluan saja." putusnya sepihak.

Mendengar kalimat itu, Yeonjun kelabakan sendiri. Segera dia mencengkram pergelangan tangan milik Taehyun yang hendak berjalan melewatinya. "Tidak! Jangan! Kai dan Soobin akan menyanyikan lagu lain, katanya!" dalihnya tanpa berpikir..

"Ah, yang ini! Judul lagunya sangat kental dengan jejepangan!"

Yeonjun menekan asal judul lagu pada layar operator dengan tangan kanannya, dan tangan kirinya masih sibuk menahan Taehyun agar tidak pergi. Matanya melayang ke arah Soobin dan  Hueningkai yang masih sibuk mencerna situasi. Yeonjun memberi kode untuk mereka membantunya menghadang Taehyun yang sedang melengos melihat tingkahnya.

Soobin dan Hueningkai menangkap maksud Yeonjun. Mereka bersiap lagi dengan mikrofon di tangannya. Namun saat mata mereka beralih ke arah layar, kening mereka mengerut bingung. Layar itu mulai menampilkan barisan lirik yang asing untuk dibaca.

"Ta-tapi hyung ... Itu mandarin ... " Hueningkai menunjuk dengan polosnya, "Wow!" Dan Soobin dengan mulutnya yang menganga.

"Aish! Aku sudah bilang untuk pilih sendiri! Kenapa kalian berdua manja sekali, sih?!" Yeonjun frustasi.

Turut menyimak situasi konyol yang terjadi, Taehyun berdecak malas. Dia mengulur pergelangan tangan Yeonjun agar terlepas dari lengannya.

Baru hendak melangkah, pintu ruangan tiba-tiba terbuka, niat Taehyun terurungkan lagi.

Beomgyu masuk dan langsung berjalan ke arah Soobin dan Hueningkai, lantas merebut mikrofon yang sedang mereka genggam.

Lagi-lagi semua orang dibuat bingung oleh tingkahnya, termasuk Taehyun kali ini.

✔ TWIN FLAME || Taehyun & HueningKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang