"Kang Yeonjun. Namaku Kang Yeonjun."
Yeonjun mengenalkan diri dengan senyum lebarnya. Matanya memancarkan rindu yang teramat sangat pada remaja di hadapannya. Yeonjun tahu ini terlalu awal untuk berharap, tapi Yeonjun sangat menginginkan Taehyun sesegera mungkin beradaptasi dan menerimanya sebagaimana seharusnya keluarga. Apakah Yeonjun naif jika mengira itu adalah suatu hal yang... Mudah?
"Jika Yeonjun terdengar asing bagimu, mungkin dahulu, kau mengenaliku sebagai Daniel."
Di mata Yeonjun, Taehyun tak terlihat merespon apa pun ucapannya. Yeonjun mengira, mungkin Taehyun hanya sedang mencerna kalimatnya saja. Namun yang terjadi sebenarnya, Taehyun mendadak merasakan jantungnya berdetak sangat cepat hingga membuat dadanya berdenyut nyeri disertai napas yang sulit. Bercak putih yang baru saja hilang dari pandangannya itu sekarang kembali lagi, semakin jelas, dan semakin banyak. Tubuhnya seolah dibawa melayang dan berputar. Taehyun ingin muntah.
"Aku menemukanmu... Taehyun... Setelah bertahun-tahun aku mencarimu... Maaf, hyung sempat melupakanmu..."
Mengabaikan jabat Tangan Yeonjun, Taehyun lebih memilih untuk membekap mulutnya sendiri. Pupilnya bergerak tak karuan, otaknya berkerja kacau dalam mengontrol reaksi tubuhnya yang tak biasa. Taehyun membungkuk, sup kepiting yang dia makan di rumah sakit sebelum pulang, rasanya sudah berada di ujung tenggorokan.
"Taehyun? ada apa?"
Senyum Yeonjun seketika lenyap, berganti dengan ekspresi wajahnya yang berubah panik. Tak peduli jabat tangannya tak terbalas, lelaki itu memilih dengan sigap membuka pintu kemudinya, lalu lanjut membuka sisi pintu tempat Taehyun duduk. Satu lengan Taehyun di buat melingkar ke pundaknya. Yeonjun menggiring Taehyun ke bagian belakang mobil —tempat di mana drainase jalan berada— Taehyun memuntahkan seluruh isi perutnya di sana.
Setelah selesai dengan urusannya, Taehyun berusaha untuk berdiri sendiri dan menolak keras untuk dibantu. Namun sial, saat itu sesak di dadanya terlalu mendominasi. Rasa pusing yang semakin menguat, membuatnya kelimpungan mencari pegangan. Taehyun limbung ke belakang, untung saja tubuhnya tertahan oleh pintu bagasi mobil ayahnya, jika tidak, maka sudah dipastikan Taehyun akan jatuh bebas ke atas aspal jalanan.
Yeonjun mencoba menolong Taehyun, namun anak itu berusaha keras menghindar dari sentuhannya. Yeonjun dibuat kebingungan, Taehyun berubah menjadi sangat defensive.
"Taehyun, tenang! Aku tidak berniat menyakitimu!" Yeonjun terpaksa menaikkan oktaf suaranya. Namun Taehyun tetap tak menggubris.
Entah kekuatan dari mana, Taehyun yang tubuhnya jauh lebih kecil, mampu mendorong Yeonjun hingga lelaki itu terjungkal beberapa kali. Namun Yeonjun tidak menyerah, dia tetap berusaha untuk menarik Taehyun ke dalam dekapannya. Di usaha kesekian kalinya, Yeonjun berhasil membuat pergerakan Taehyun terbatas dengan cara mengunci dua tangan Taehyun ke belakang —seperti polisi yang menyergap tahanannya. Tubuh Tarhyun kini diapit oleh Yeonjun dan badan mobil. Taehyun tak bisa berkutik.
"Maaf, aku tidak akan melepaskanmu jika kau belum bisa mengontrol emosimu sendiri. Aku tidak mau begini, tapi kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri jika kau terus bersikap seperti tadi!" Seru Yeonjun dengan suara tegasnya.
Beberapa saat, Taehyun masih mampu untuk memberontak. Kakinya yang bebas, dia pakai untuk menendang apa pun yang terjangkau, termasuk menginjak kaki Yeonjun sekencang yang dia bisa.
Yeonjun tak goyah, entah mengapa Yeonjun seperti terbiasa dengan situasi semacam ini. Apa karena di beberapa momen, Yeonjun juga pernah berada di posisi Taehyun? Ataukah IED yang dimiliki oleh sang ibu telah diturunkan kepada anak-anaknya melalui faktor genetik?
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ TWIN FLAME || Taehyun & HueningKai
Fanfiction[BUKAN LAPAK BXB!] [100% FIKSI] Satu peti, satu jiwa, dua raga. ••• Yang mereka suguhkan bukanlah fantasi, bukan pula komedi. Berharap inspiratif, justru ironi yang terjadi. Terima saja apa adanya si kembar sial yang terikat dalam silang sengkarut a...