.
"Kai... Taehyun akan pulang hari ini. Kau yakin ingin tetap pergi?"
"Appa, sebentar lagi akan take-off. Tolong jangan membuatku meragu."
Hueningkai menautkan jemarinya. Sudah ke tiga kali ayahnya berbicara seperti itu. Jika boleh jujur, Hueningkai ingin sekali mendobrak pintu pesawat, membatalkan penerbangannya demi menyambut kepulangan Taehyun di rumah mereka sekarang juga. Tapi, tidak mungkin juga, 'kan? Hueningkai mulai menyesali keputusannya yang tanpa berpikir panjang.
"Tapi aku percaya pada Yeonjun hyung. Dia pasti akan menjaga Taehyun dengan baik." Gumamnya entah pada siapa. Mungkin tertuju pada David, tapi Hueningkai sedang tak melihat ke arahnya.
Hueningkai mencoba mengosongkan isi kepalanya yang terasa penuh. Namun alih-alih berkurang, justru terlintas suatu hal yang cukup mendesak untuk dia bahas sekarang juga.
"Appa!" Mendadak Hueningkai memekik.
David yang hanya berjarak beberapa sentimeter di sebelahnya, spontan menoleh sembari mengelus dada, "Apa? Kau membuatku terkejut!" Sungutnya.
"Berapa umur Yeonjun hyung?"
Kerutan di dahi David muncul, pertanyaan Hueningkai sangatlah tiba-tiba untuknya, "Uh... Jika aku tak salah mengingat, mungkin delapan belas atau sembilan belas." Sahutnya penuh keraguan. Sedikit terbesit rasa bersalah dalam benak david karena tak mengingat umur si sulung.
"Appa!" Pekik Hueningkai lagi.
Kali ini David menepuk pelan bibir tipis anaknya, "Kecilkan suaramu!" Bisiknya gemas.
Hueningkai tak menggubris, dia hanya berpikir lurus pada apa yang ingin dia sampaikan, "Yeonjun hyung bisa mendonorkan sumsum tulangnya untuk Taehyun! Usianya legal untuk melakukan prosedur itu!" Ujarnya sumringah.
David terlihat berpikir, "Daniel— maksudku Yeonjun, dia sudah pernah menjadi pendonor untuk ibunya. Melakukan donor untuk kali kedua, aku tidak tahu apakah dokter memperbolehkannya atau tidak." Jelas David sembari menyeruput kopi hitam dari botol kemasan.
Di sisi lain, David memuji Hueningkai yang selalu saja menaruh perhatian pada taehyun kapan pun dan di mana pun. Bahkan tentang Taehyun yang memiliki peluang untuk mendapatkan donor dari Yeonjun saja —David tak pernah berpikir sampai ke sana sebelumya. David merasa buruk.
"Ah, jadi meski mendapatkan donor pun, belum tentu berujung sembuh, ya?"
Pundak Hueningkai menurun, wajahnya berubah sendu. Melihat itu, David tersenyum tipis.
"Tidak sesederhana itu, Kai. Dokter Choi berkata, bahwa setelah transplantasi berhasil, dan dari tubuh Taehyun tidak terdapat respon penolakan, Taehyun akan mencoba menjalani kemoterapi lagi dengan dosis yang lebih tinggi, tapi mungkin akan lebih efektif untuk mencapai remisi yang sempurna. Karena saat sumsum tulangnya yang rusak, lalu diganti dengan yang sehat, itu akan membantu Taehyun dalam menerima dosis terapeutik dari obat-obatan kemoterapi yang kemarin sempat ditolak oleh sel dalam tubuh Taehyun. Ya... kurang lebih seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ TWIN FLAME || Taehyun & HueningKai
Fanfiction[BUKAN LAPAK BXB!] [100% FIKSI] Satu peti, satu jiwa, dua raga. ••• Yang mereka suguhkan bukanlah fantasi, bukan pula komedi. Berharap inspiratif, justru ironi yang terjadi. Terima saja apa adanya si kembar sial yang terikat dalam silang sengkarut a...