TEN: Susu Stroberi

394 56 22
                                    

Nyaris saja thermo gun menyentuh angka empat puluh saat benda itu dihadapkan dengan kening milik Taehyun. Hampir dua hari demam Taehyun tidak mereda, hanya berkutat di antara angka tiga puluh delapan dan tiga puluh sembilan.

Sejak pagi itu, saat Taehyun hilang kesadaran dalam tidurnya, kadar hemoglobin dan trombositnya turun drastis, detak jantungnya melemah, keluhan ini dan itu nyaris membuat Taehyun berada di ambang kritis, hingga akhirnya yang ia butuhkan adalah transfusi guna sedikit menormalkan angka-angka itu kembali.

Entah sudah berapa kali Hueningkai menghela napas panjang di depan kaca pembatas antara kursinya dengan ranjang tempat Taehyun berbaring. Kali ini, Hueningkai tak bisa menyentuhnya, hanya mampu memandang tubuh berkulit pucat itu di balik dinding transparan yang tak bercelah meski hanya untuk suara. Hari ini, Taehyun terpaksa harus mendekam di ruang isolasi, hanya dokter dan perawat dengan kostum steril berstandar khusus yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam sana. Daya tahan tubuh Taehyun sedang kacau, virus dan bakteri jadi sangat mudah menyerangnya, terbukti dari infeksi di beberapa titik yang sedang dilawan oleh antibiotik agar tidak berkembang lebih jauh lagi. Demamnya adalah bentuk pertahanan dari berbagai macam virus yang hendak bertamu, juga dibantu oleh berbagai obat-obatan yang dikonsumsi secara oral maupun injeksi.

Setelah mengulur waktu beberapa hari dari yang dianjurkan, fisiknya kini harus dipersiapkan lagi untuk berada di kondisi yang lebih prima, agar kemoterapi pertama dapat segera dimulai secepatnya. Taehyun ingin membiasakan diri untuk berada di ruangan itu. Karena, setelah fase pertama kemoterapi berakhir, imunnya  akan kembali menjadi lebih lemah, bahkan bisa jadi lebih buruk dari kondisinya yang sekarang. Jadi kemungkinan besar dia akan mendekam di ruangan ini lagi.  Sepertinya itu saja yang dikatakan dokter kepada ayahnya. Lagi pula, Taehyun hanya mencuri dengar saat malam kemarin mereka mengira Taehyun sedang nyenyak tertidur di kamar rawatnya, yang kenyataannya anak itu hanya memejamkan mata karena tubuhnya dibombardir rasa lelah yang cukup ekstrem. Banyak fakta pahit yang ayahnya telan sendiri tentang kondisinya. Padahal, Taehyun selalu merasa bahwa dia berhak tahu atas segala apa-apa yang sedang terjadi pada tubuhnya. Taehyun mempelajari penyakitnya seorang diri, berbekal informasi dari artikel di web yang tentu saja perlu banyak disaring lagi oleh otaknya, mencoba mempertahankan sugesti optimis yang sedang susah payah dia bangun sejak detik pertama vonis terungkap. Intinya, alasan kenapa dirinya harus mendekam di ruang isolasi, Taehyun tahu. Ini adalah ruangan yang akan sering dia singgahi saat imunitas sedang kacau-kacaunya.

Jam sebelas malam. Dan tak ada komunikasi yang berarti.

Hanya ada Hueningkai yang sedang duduk diam menatap lurus ke depan. Begitu pula Taehyun dengan mata sayunya, mengunci tatapnya dengan mata Hueningkai. Sebetulnya, tidak diperbolehkan untuk anak di bawah umur berada di sana saat di luar jam besuk, tapi aturan itu dilonggarkan karena permintaan pasien langsung. Pasien yang terkenal selalu mengancam ini dan itu, demi permintaannya terpenuhi. Jika gerak bibir keringnya terbaca, Taehyun sedang berkata untuk jangan ditinggalkan. Tapi sepertinya pesan itu sudah disampaikan jelas oleh matanya yang dibuka selebar yang dia bisa, meski tak lama kemudian mata itu berkedip lemah beberapa kali, hampir menutup, lalu ia lebarkan lagi ketika tersadar akan terlelap.

Begitu caranya melawan kantuk yang menyerang sejak satu jam yang lalu.

Lagi, Hueningkai mendengus kesal. Dua tangannya mengatup, kepalanya dimiringkan, lalu menempelkan tangannya yang mengatup di samping pipi kirinya, matanya memejam, mencontohkan gestur tidur yang baik dan benar, memberi isyarat agar Taehyun harus segera menutup matanya. Tidur. Taehyun harus beristirahat. Hueningkai juga. Dia mengantuk, tapi tak ingin juga meninggalkan kembarnya sendirian di sana, dalam keadaan masih terjaga. Jika ruangan itu tak kedap suara, mungkin Hueningkai sudah berteriak kencang menuntut Taehyun untuk menyerah saja pada kantuknya.

✔ TWIN FLAME || Taehyun & HueningKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang