SEVENTEEN: Hueningkai Side

381 52 26
                                    

"Kau yakin Taehyun sudah mengetahui hal ini sejak lama?"

Hueningkai mengangguk sangat yakin. Dia tidak bodoh. Terlalu banyak petunjuk yang dia dapatkan dari gelagat Taehyun selama ini. Sebelum rumah sakit menjadi rumah kedua Taehyun, mereka berdua hampir dua puluh empat jam menghabiskan waktu bersama. Di pagi hari, Hueningkai membuka mata, dan Taehyun adalah objek pertama yang dia lihat. Di malam hari ketika akan menutup mata, Taehyun juga menjadi objek terakhir yang dia lihat sebelum memasuki gelap mimpi. Suatu pagi saat Taehyun sedang mandi untuk bersiap sekolah, Hueningkai frustasi mencari sisir kesayangannya yang menghilang, dia membuka semua lemari dan laci yang ada. Sampai ketika Hueningkai membuka laci di ujung meja Taehyun yang penuh dengan buku-buku, di situlah Hueningkai menemukan ponsel lama milik Taehyun yang katanya menghilang saat sedang mengikuti olimpiade matematika di Incheon.

"Bahkan sampai setahun yang lalu, Taehyun masih rutin bertukar pesan dengan ibunya lewat surel yang dia samarkan alamatnya. Tidak hanya dengan ibunya, tapi juga seseorang bernama Celine Joyce, yang ternyata orang itu adalah ibuku, ya? Hahaha... Bahkan kami juga selalu berakhir dengan bertengkar jika aku mulai bertanya tentang kecurigaanku padanya. Apa kira-kira tujuannya menyembunyikan ini semua dariku, appa?" Hueningkai tertawa lemas. Dia sungguh tak habis pikir dengan cara otak Taehyun berkerja.

"Kau." Sahut David singkat.

David menatap lekat mata Hueningkai yang setengah redup. David mulai paham. Potongan puzzle yang hilang tentang Taehyun selama ini, ternyata hanyalah Hueningkai jawabannya.

"Hanya kau, Hueningkai, yang berporos di kehidupannya selama ini. Dia tidak ingin Daniel menemukannya. Aku yakin, Taehyun menyuruh ibunya untuk tidak membocorkan identitasnya kepada Daniel. Sebab jika Daniel menemukannya, maka secara otomatis, tentang ibumu juga akan terungkap."

Hueningkai mengerutkan dahinya, "Lalu? Apa motifnya?"

David mengendurkan bahunya, punggungnya disandarkan pada kepala sofa, "Dia ketakutan kau akan meninggalkannya demi kembali pada ibumu. Ketakutan terbesar Taehyun adalah kehilanganmu, Kai." Tutur David dengan suara yang dibuat selembut mungkin. David tersenyum lirih, dia menyadari; hubungan yang terikat antara Taehyun dan Hueningkai, adalah yang terindah dari apa pun yang pernah dia lihat.

"Appa... Aku kira Taehyun itu pintar... Kenapa dia bisa berpikir bahwa aku akan semudah itu meninggalkannya?"

"Jika itu tentangmu, maka Taehyun akan membutakan matanya, menulikan telinganya, juga membisukan suaranya. Taehyun hanya akan mencarimu dalam setiap bab kehidupannya. Taehyun akan membaca buku yang di cap terburuk sedunia, tapi selama ada namamu di dalamnya, dia akan mengabaikan diksi yang berantakan hanya untuk mencari letak namamu di setiap halaman. Sejak kecil, Taehyun adalah anak yang tidak bisa menjalani harinya tanpa adanya pola yang pasti. Dan dia akan selalu membutuhkanmu agar merasa hidupnya memilIki tujuan yang pantas untuk dijalani."

Hueningkai mencerna setiap kalimat yang dituturkan oleh David, melamun sejenak, lalu dia menggeleng pelan, "Semenjak sakit, Taehyun sering marah padaku tanpa alasan yang jelas. Komunikasi kami menjadi kurang baik, dia seperti bayi yang hanya merengek dan marah, tanpa tahu maunya apa. Dia pernah mendiamkanku lama sekali, hanya karena aku tidak datang ke rumah sakit selama tiga hari. Appa tahu semenjak Taehyun sakit, aku jadi mudah terkena flu, 'kan? Aku hanya tidak mau Taehyun terinfeksi jika aku memaksakan untuk datang saat itu. Aku bingung appa... Taehyun jadi lebih sulit untuk dimengerti..."

David beranjak untuk mendudukan diri tepat di samping Hueningkai, tangannya terangkat untuk mengusap rambut Hueningkai yang mulai panjang untuk ukuran seorang lelaki.

"Kai, appa minta maaf karena sudah menyulitkanmu selama ini..."

"Tidak appa. Aku ingin selalu bersama Taehyun, karena aku memang ingin. Sama sekali bukan karena appa yang menyuruh untuk aku selalu di sisinya setiap saat."

✔ TWIN FLAME || Taehyun & HueningKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang