Bahagia karena menjadi aku

696 71 4
                                    

Karena hanya ada alsa di rumahnya, jadi alsa menunggu kedatangan arsen di teras depan rumahnya. Arsen datang dari kejauhan melihat alsa yang fokus dengan handphone ditangannya.

Tin.. Tin...

Suara klakson mobil arsen berbunyi tepat di depan rumah milik alsa. Sejenak alsa melirik ke arah gerbang rumah yang sudah terdapat mobil arsen lalu alsa segera menghampiri arsen.

"Udah lama nunggu di luar kayak tadi?"tanya arsen saat alsa membuka pintu mobil.

"Gak belum lama juga kok"jawab alsa.

"Lain kali kamu gak boleh nunggu aku diluar kayak gitu ya,sa! gapapa kalo aku jemput kamu, biarin aku aja yang tanggung jawab masuk ke dalem rumah ok"sambung arsen.

"Iyaa sen aku paham! gapapa juga kok, tapi aku nunggu di luar memang karena lagi gak ada orang aja"

Arsen baru ingat bahwa bunda alsa tengah berada di bandung. "Oh iya aku lupa, maaf ya baru inget kalo bunda lagi dibandung hehe"

"Iyaa gapapa sen! yaudah jalan yuk nanti telat"ajak alsa.

Arsen mengendarai mobilnya kembali menuju venue, tapi kali ini arsen memakirkan mobilnya pada salah satu toko bunga di dekat venue.

"Mampir dulu yaa, mau beli bunga buat mamah sama zizi hari ini. Tapi di sebelah ada caffe kalo mau beli minuman nanti kita mampir juga ya"

Alsa mengangguki ucapan arsen, keduanya melihat-lihat bunga cantik untuk diberikan pada dena dan zizi. Tak lupa saat alsa ijin ke caffe lebih dulu arsen juga memberikan bunga untuk alsa.

Tak menunggu lama, arsen menaruh ketiga bunga yang sudah ia bayar ke dalam mobil lalu menyusul alsa yang masih berada di dalam caffe.

"Masih lama?"tanya arsen dari belakang alsa.

Alsa menoleh pada suara yang tak asing. "Ngga kok, bentar lagi pesenannya jadi"jawab alsa.

"Udah kamu bayar, sayang?"tanya arsen kali ini melemparkan kata manis untuk alsa yang memang baru kali ini terucap.

Alsa kikuk, heran mendengar ucapan arsen. "H-hah? gimana?"terbata alsa salting dibuat.

Arsen pun hanya tertawa kecil melihat wajah alsa yang mulai memerah bak kepiting rebus. Seraya mengelus pinggang belakang alsa. "Pesenannya udah kamu bayar atau belum?"tanya arsen mengulang pertanyaan.

Alsa masih mengulum kesaltingannya. "U-udah kok aman"jawab alsa.

"Yaudah, kamu kalo capek duduk aja sayang! biar aku yang tunggu disini"pinta arsen.

Lagi dan lagi alsa merasakan panas dibagian pipi, ia merasa bahwa dirinya kini sudah 100% berubah menjadi kepiting rebus. "Stop lah, sen! aku aneh kamu sayang-sayang begitu"balas alsa.

Arsen tersenyum pada alsa. "Aneh atau salting?"

"Mana ada aku salting! jangan kegeeran kamu"semprot alsa.

"Yaudah kalo gak salting, mukanya jangan sampe merah kaya gitu dong hehe"ledek arsen.

"Ish! gak lucu jangan ngeledek aku"balas alsa kembali menutupi wajahnya ke arah lain agar arsen tak melihat.

"Bjir! Malu banget ketauan saltingnya, astaga padahal dari SMA kita cuma sahabatan dan itu biasa aja. Tapi kenapa pas tau dijodohin malah jadi ada perasaan begini sih"monolog alsa dalam hati.

Pesanan yang di pesan alsa tiba, arsen mengambil semua pesanan lalu memanggil alsa kembali. "Sa! kamu kenapa? Heyy"panggil arsen menyadarkan alsa.

"H-hah? ngga kok gapapa, udah?

Separuh HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang