Seperti mawar

703 107 6
                                    

Zizi mengendarai motornya bersama dengan vano dan motornya dibelakang zizi mereka melajukan motor keluar dari parkiran perusahaan.

Saat jalan yang mereka lewati tidak begitu ramai, keduanya mengendarai motor dengan beriringan.

"Zee! nanti mampir dulu di caffe depan sana!"teriak vano.

Zizi mendengar namun samar-samar, ia memberhentikan laju motornya. "Kenapa?"

"Nanti mampir dulu di caffe depan sana! ada kok udah gak begitu jauh"jawab vano.

Zizi mengangguk lalu kembali menjalankan motor ke arah tujuan yang vano inginkan. Sejak di kantor tadi vano memang ingin mengajak zizi untuk sekedar makan berdua.

Sampai pada caffe tujuan vano. Mereka memarkirkan kedua motor dengan bersebelahan. zizi dan vano masuk ke dalam secara bersamaan, mereka memilih beberapa makanan dan dessert.

Vano menunjukan satu meja lalu ia tempati. "Kamu tunggu disini sebentar gapapa kan? aku ke toilet dulu ya"

Zizi kembali mengangguki.

Vano berjalan cepat mengarah pada toilet, zizi menunggu makanan datang seraya bermain handphone.

Sedangkan vano, ia membuang air kecil sejenak lalu merapihkan pakaiannya. Setelah selesai ia baru saja keluar dari dalam toilet laki-laki tak sengaja berpapasan dengan seorang wanita.

"Pak kevano?"sapa wanita tersebut.

Vano merasa terpanggil, menoleh ke arah suara tersebut. Mendapati seorang wanita yang tak begitu asing.

"Iyaa, saya! wait, kayaknya kita pernah ketemu ya? muka kamu itu gak asing soalnya"tanya vano memastikan.

Wanita tersebut melemparkan senyum pada vano sesekali menunduk. Mengulurkan tangan untuk saling berjabat. "Saya frecia pak, anak magang di perusahaan buk mozie tadi"ucap frecia.

Vano membuka mulutnya membuat huruf 'O'. "Ohh, iya pantesan kayak gak asing! loh kamu disini sendiri?"ucap vano membalas uluran tangan frecia seraya menatap wajah frecia.

Frecia yang ditatap ia sedikit menundukkan wajahnya karena tersipu malu, tak lama jabatan tangan itu terjadi vano kembali menarik tangannya.

"I-iya pak, kalo bapak disini sendiri atau gimana?"

Vano tersenyum lalu menunjuk ke arah meja yang tengah di duduki oleh zizi. "Oh gak, itu di meja sana ada wanita yang saya sayangi! kalo kamu mau join boleh kok, gimana?"

Frecia berusaha menelan liurnya ke dalam saliva melihat meja yang terdapat bosnya.

"Gimana? mau join table atau gak?"tanya vano kembali.

Frecia tersenyum canggung pada vano. "Eum, gimana ya pak saya canggung ada bos saya disana"jawab frecia.

Vano mengerutkan keningnya. "Loh gapapa, bos kamu gak bakal gigit kok! lagian yang suka gigit tuh saya, karena bos kamu itu ngegemesin hehe. Yaudah ayok daripada disini, mending join aja!"ajak vano membuat freacia hanya menurutinya saja.

Vano datang menghampiri zizi yang dimana makanan mereka juga sudah datang, jarak 4 langkah frecia di belakang vano juga menghampiri zizi. Zizi melihat seorang wanita yang berada di belakang vano merasa tak asing juga.

"Siapa? kamu kenal nano?"tanya zizi pada vano yang terduduk disebelahnya secara berdekatan.

Vano membalas senyum ke arah zizi. "Loh, dia anak magang tadi di perusahaan kamu! masa bocil cantik aku ini pikun sih, inget gak?"

Zizi mencoba untuk mengingatnya. Tak lama menunjuk ke arah wanita tersebut, "Ohh, nama kamu kalo gak salah frecia bukan? harusnya sih iya, iya apa gak?"tanya zizi membuat vano tertawa kecil.

Separuh HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang