Gisha dengan energy 0% now.

884 103 14
                                    

Makanan sampai dengan cepat di meja milik pasangan muda tersebut. Kini, vano dan zizi bergantian menyuapi bas yang tengah duduk di babychair.

"Bas mana mulutnya dibuka dulu sayang! nanti biar di rumah bisa langsung bobo, yuk makan buruan"pinta zizi.

Vano menikmati makanannya, mendengar sang istri yang sedikit kesusahan dalam menyuapi anaknya ia segera mengambil alih sendok di tangan zizi. "Aku aja! kamu makan aja dulu"sahut vano.

Zizi memberikan senyum manisnya pada sang suami tercinta. "Yaudah nanti kita makannya gantian ya! selamat makan sayang"balas zizi dibalas anggukan dan senyum manis milik vano.

Bak keluarga muda yang diimpikan orang banyak, keduanya berusaha saling melengkapi dan membantu dalam mengurus anak. Zizi menghabiskan makanannya dengan cepat agar vano bisa kembali melanjutkan makan malamnya.

Zizi tengah meminum air pada gelas di tangannya, agak tersengal-sengal. Vano dihadapannya melihat zizi dengan kelakuannya, tertawa kecil lalu menggenggam tangan zizi. "Hey, pelan-pelan aja sayang minumnya! gapapa, aku makan agak lama yang penting kamu udah lebih dulu kenyang daripada aku hehe"

Zizi menaruh gelasnya di atas meja kembali, mencubit pelan lengan sang suaminya dengan mesra. "Jangan gombal! liat tuh, kita masih di restaurant loh gak enak di liatin orang"timpal zizi.

Sedangkan vano tak memperdulikan sekitarnya terutama pada ucapan zizi. "Gak aku pikirin sih! lagian kita beginipun gak merugikan orang lain kok, jadi santai aja. Bagi aku, selagi istri tercintaku ini happy! apapun bakal aku lakuin hehehe"balas vano membuat zizi habis tersipu malu.

Setelah zizi menyelesaikan makannya, vano memberikan mangkuk makanan bas pada zizi yang sudah tak sibuk. Keduanya saling disibukkan dengan makanan dihadapannya, tak terasa hingga jam sudah menunjukan pukul 20.35 malam.

Vano, bas dan juga zizi menyudahi memuaskan diri di mall. Mereka setelah makan segera kembali ke parkiran mobil untuk melakukan perjalanan pulang.

Begitu bahagia hubungan pasutri baru tersebut dalam mengawali hari pertama menjadi suami dan istri SAH terutama dalam melengkapi keluarga kecil ini. Jika zizi tengah dilimpahkan kebahagiaan, hal yang berbeda dengan gisha sahabatnya kini. Setelah kembali ke apartemen pagi tadi, gisha meminta ijin selama 2 hari pada dena untuk memberikan space waktu dalam menangkan dirinya setelah mengetahui beberap peristiwa yang tak mengenakan untuk dirinya.

Gisha hanya berdiam diri di dalam kamar, berserakan tissue dan beberapa boxnya. Begitu kecewa dan hancur hati yang dimiliki oleh gisha, ia tak pernah membayangkan bahwa seseorang yang telah bersamanya selama 5 tahun tersebut akan menjadi boomerang luka hati baginya.

"Hiks... Hikss..."suara isak tangis mengisi keheningan kamar dari gisha.

Dirinya terus menangis bahkan kini mata dan wajahnya semakin membengkak dan kemerahan. Saat ini baginya hanya kesendirian yang dapat menemaninya kembali, ia tau bahwa zizi bisa untuk menjadi sandarannya namun tak bodoh dirinya kalau harus mengganggu kebahagiaan yang di rasakan saahabatnya saat ini.

"Aku benci sama kamu, el! selama ini aku salah, bahkan kamu lebih menjijikan dari laki-laki yang pernah aku kenal dihidupku!!"teriak gisha terus meraung di dalam selimut.

Ia sengaja menonaktifkan handphonenya agar tak mengganggu pesta kesedihan yang ia rasakan.

"Kenapa harus zizi, el? kenapa?! kalian berdua itu penting buat aku, walaupun dimata aku zizi lebih menjadi prioritasnya! tapi aku juga sayang dan cinta setulus itu sama kamu, aku patah lagi kali ini, el. PATAH!!"sambung gisha.

"Sekarang bagi aku kamu termasuk ke dalam bentuk kehancuraku!! aku benci sama kamu sampai kapanpun, el. Setelah 5 tahun kita kamu hancurkan begitu aja, aku harap gak akan ada lagi kata kita untuk aku dan kamu! aku janji sama diriku!"

Separuh HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang