Bintang tak lagi menghiasi

671 117 15
                                    

Hingga larut malam, zizi dan vano telah dipindahkan di satu ruangan yang sama hal itu dikarenakan lian dan opa ricko tak ingin membuat jarak pada keduanya.

Lian tak bisa berlama-lama disana karena paginya haru menggantikan zizi dalam mengurus perusahaan kembali esok hari. Selama putrinya sakit, dirinya yang akan turun kembali begitupun dengan dena yang mengikuti sang suaminya.

Opa ricko melihat keduanya bergantian. "Cepet sembuh cucu kesayangan opa! tuhan udah begitu baik mengabulkan keinganan opa untuk menghadirkan cucu perempuan, sekarang giliran opa yang harus membuat kamu bahagia!"ucap opa ricko dalam hati.

Keluarga ricko hanya memiliki dua anak laki-laki yaitu lian dan liam. Masing-masing dari kedua anaknya pun di tahun pertama setelah menikah dikaruniai seorang anak laki-laki, maka dari itu ricko selalu memohon pada tuhan untuk memberikan dirinya penyejuk hati yaitu cucu perempuan yang sekarang dicintainya.

Alsa yang berada disana bersama arsen, mendekat kearah opa ricko. "Opa kenapa? jangan sedih, alsa yakin mereka berdua kuat melewati ini semua! opa juga harus semangat karena adek zizi butuh support kita semua untuk segala hal pedih di hidupnya"jelas alsa.

Ricko beralih menatap alsa di sampingnya, meraih bahu alsa untuk dirangkul. "Kamu juga ya, nak! sayangi suamimu, jaga terus keluarga kecil kalian nantinya. Opa akan selalu mendukung apapun yang alsa dan arsen lakukan kedepannya!"timpal opa ricko diangguki oleh alsa.

Arsen yang setia menggenggam tangan zizi di bangsalnya, hingga ketiduran. "Yaudah opa pamit ya! masalah ini biar opa yang akan urus, kamu dan arsen tolong bantu jaga keduanya! lusa kalian berangkat ke Belgia kan? bilangin suamimu jangan terlalu capek"pamit opa.

Alsa meraih tangan opa ricko untuk menyaliminya. "Syappp opa! alsa selalu jagain adek dan vano begitu juga arsen, opa hati-hati. Jaga kesehatan yaa!"balas alsa lalu opa ricko keluar dari ruangan zizi dan vano.

Hal ini belum diketahui oleh keluarga vano. Lian dan semua keluarga maheswari sengaja merahasiakan semua ini karena belum siap pada respon yang diberikan oleh leon dan sarah melihat anaknya terbaring lemah tak berdaya.

•••

Pagi harinya, arsen masih setia menatap wajah teduh sang adik dihadapannya. Alsa membawakan kopi hangat untuk menemani arsen sarapan.

"Pagi ini kamu harus kerja seperti biasa kan? kasian kantor kalo harus kehilangan kamu disaat kondisi vano seperti ini! kamu harus bangkit walaupun keduanya sedang tidak baik-baik saja"ucap alsa dengan lembut.

Arsen masih enggan merespon, ia setia mengelus rambut sang adik yang kini tak dibaluti hijab. Sesekali ia menciumi wajah dan punggung tangan zizi.

Alsa melihat hal tersebut ikut merasakan hancur, ia tahu bahwa zizi seorang adik kesayangan arsen yang sedari kecil jarang bersama ditambah kecelakaan waktu itu membuat keduanya menjauh kembali.

Alsa mengelus punggung arsen. "Yuk! aku udah bawain baju kantor kamu tadi, sekarang mandi terus berangkat kantor ya! biar aku disini yang jaga keduanya"pinta alsa.

Arsen membuang nafas kasar, menuruti keinganan sang istri tercintanya. Arsen bergegas mandi di toilet ruangan vvip rumah sakit, setelah itu ia bersiap untuk berangkat.

Mencium kening alsa. "Aku pamit ya! titip adek sama vano, kalo ada info perkembangan keduanya terbaru tolong kabarin aku segera ya, sayang! love you"ucap arsen.

Alsa tersenyum dan menyalimi tangan arsen. "Aku siap siaga disini! kamu hati-hati di jalan ya, fokus aja sama kerjaan kamu! jangan lupa makan siang"balas alsa diangguki arsen.

Separuh HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang