Takdir tuhan not pilihan!

787 99 6
                                    

Ketika sang surya sudah kembali terbit, zizi dan vano mengantarkan gisha ke apartemennya kembali. Sampai di lobby apartemen, gisha memeluk dan menciumi pipi zizi.

"Stop ca! gue tau lo udah mandi, tapi gue bukan boneka yang bisa lo peluk-cium sesuka lo anjir"omel zizi membuat gisha menghentikan kegiatannya. "Turun sekarang!"pinta zizi.

Gisha menuruti perintah zizi, turun dengan wajah cemberut. "Bye! inget langsung berangkat ke butik nyokap gue, tadi pagi gue udah bilang kalo hari ini lo setengah hari"lanjut zizi.

Gisha seketika menunjukan wajah kegirangannya. "Yeay! I love you so much my bestieku yang paling cantik, thank you"balas gisha.

Zizi dan vano saling menatap, kegirangan gisha dilihat oleh banyak orang yang keluar masuk apartemen. "Udah sana buruan keburu siang! gue sama vano jalan ke kantor ya, bye"pamit zizi diangguki gisha.

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan, vano mengantar zizi menuju kantor sedangkan dirinya bekerja normal kembali di kantor arsen.

"Kamu kenal sama pacarnya sahabatmu itu? soalnya aku lihat kalian deket banget pasti always sharing gitu gak sih?"tanya vano membuka obrolan di mobil.

Zizi menggelengkan kepalanya. "Gatau aku"jawab zizi mempertahankan pandangannya pada handphone miliknya.

Vano fokus menyetir mobil, ia berpikir mengenai jawaban zizi. "Tapi pacarnya gak iri gitu ngeliat gisha lebih memprioritaskan kamu daripada dia? kalo gak cemburu atau iri, jangan-jangan pacarnya selingkuhin gisha lagi! gimana tuh?"

Zizi menoleh ke arah vano mendengar kata 'selingkuh'. "Apa-apaan begitu! kalo ada yang berani selingkuhin atau nyakitin sahabatku, biar lawan aku dulu sini. Gak ada yang boleh buat gisha sakit"oceh zizi tiba saja memanas.

Vano melihat hal tersebut pun, menarik lembut tangan zizi untuk ia genggam sekaligus mengelusnya. "Hey! itu cuma pemikiran aja bukan berarti sungguhan loh, kok kamu jadi emosi gini sih? kenapa emangnya, cerita coba sama aku!"timpal vano.

Zizi menatap mata vano dalam-dalam. "Yaa.. gapapa aku gak terima aja kalo sahabat baikku jadi korban lelaki buaya macem gitu!"sahut zizi mengontrol emosinya.

Vano mengangguk, melepas genggamannya tangannya dan mengelus pipi zizi. "Okayy, yaudah sekarang coba rileks dulu jangan emosi! inget kita kan mau kerja, janji deh nanti pulang kerja aku jemput kita ngemall berdua! mau?"rayu vano.

Zizi mengangguk. "MAU! yaudah nanti aku minta pak yono buat ambil mobilku yang kemarin aku inepin di parkiran kantor buat dibawa pulang kerumah aja, kamu nanti jemput aku jangan lupa ya!"

Kembali mengelus pipi zizi yang kini seperti anak kecil manja. "Iyaa sayangku! nanti aku jemput, lagian emang mau beli apa sih?"tanya vano.

"Banyak! pokoknya aku mau jalan berdua sama kamu selagi bas gak bareng kita, kayaknya ini juga jalan pertama kita setelah lamaran kemarin gak sih?"

Vano tersenyum. "Ohh iya juga! yaudah nanti kita jalan-jalan ke mall, BERDUA aja"balas vano menegaskan.

Tanpa terasa, sampai di depan lobby kantor lian. Zizi mengulurkan tangannya agar vano mengambilnya. "Untuk apa ini?"tanya vano.

Zizi tak menjawab, sehabis membuka pintu mobil ia menarik tangan vano dan menyaliminya. "Bye! aku kerja dulu, kamu semangat kerjanya! love you papah bas"seru zizi segera berlari menutup pintu mobil dan meninggalkan vano yang masih terkejut di dalam mobil.

"Sayang! kenapa gak pernah tanggung jawab sih kalo abis buat aku salting, hm."seru vano menutupi wajahnya yang memerah.

Saat zizi masih terlihat dimatanya. "I love you more mamah bas sekaligus calon istriku!"monolog vano melihat zizi dari dalam mobil dengan kaca yang tertutup.

Separuh HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang