Setelah menempuh perjalanan panjang, vano yang lebih dulu terbangun kini membangunkan zizi yang berwajah teduh di sampingnya.
"Sayang! bangun yuk, kita udah mau landing nih"ucap vano dengan lembut membangunkan tidur lelap zizi.
Hari sudah kembali gelap, vano dengan sigap membawa bas dalam dekapannya yang masih terlelap. Bersamaan ketiganya turun dari pesawat dengan hati-hati, zizi mengaktifkan handphone miliknya kembali.
Beberapa pesan chatt masuk ke dalamnya, namun zizi membalas yang lebih dulu ada di dekatnya.
"Astaga sayang! baru ngeh aku gak aktifin handphone daritadi tau, pasti nanti abang sama kak alsa marah deh pas kita udah ketemu mereka, hm"sambung zizi terkejut.
Vano menatap zizi, ia merogoh kantong celananya dan menemukan handphonenya yang sedaritadi juga ikut ternonaktifkan selama perjalanan udara.
"Waduh, aku juga lagi!"sahut vano seraya menyalakan handphonenya kembali.
Vano membuka aplikasi WhatsApp di handphone miliknya, terdapat beberapa pesan chatt yang sama juga dari arsen.
Vano menunjukan pesan chatt yang diberikan oleh arsen pada zizi di sampingnya.
"Bener aja sayang! di chatt aja dia ngomel apalagi ketemu langsung nanti ya hehe"sambung vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Hidupku
Teen FictionDi usiaku yang menginjak 21 tahun, bukankah aku sedang memikirkan "esok hari healing kemana lagi ya?" Bukankah seperti itu? Hal itu sirna saat aku memutuskan untuk menyusul kedua orang tuaku beserta abang satu-satunya yang ku miliki untuk pindah ke...