Bagaimana dengan diriku?

727 98 11
                                    

Tepat di hari libur, usia beeyona sudah menginjak 1 bulan. Zizi yang kini selalu mempercayakan pekerjaan dibutik pada kedua sahabatnya itu merasa lebih terbantu sama halnya dengan azzam yang hampir tiap hari ke rumah dengan membawa berkas kantor yang perlu di tanda tangani oleh zizi.

"Hari ini mau kemana sayang?"tanya vano baru saja keluar dari kamar mandi.

Zizi yang sudah rapih kini tengah memasukkan barang-barang milik putrinya ke dalam tas. "Aku mau ajak beeyona jalan dulu, gapapa kan? kayaknya aku juga butuh penyegaran sih hehe"jawab zizi menunjukan deretan giginya.

Vano duduk di kasur bersebelahan dengan zizi yang sedang merapihkan barang-barang milik sang anak. "Perlu aku ikut? atau mau spend time sama sahabat kamu dan beeyona aja?"tanya vano kembali.

Lagi dan lagi senyum terbit dari bibir zizi, bahkan pandangan matanya kini menatap mata milik sang suami. "Kamu pinter deh! hari ini biarin aku spend time sama mereka dulu ya, nanti malam dan seterusnya kan kita selalu bersama. Jadi gapapa kan?"

Vano menganggukkan kepalanya, kini beralih menopang kedua pipi milik zizi. "Kamu makin hari kenapa makin cantik sih? sebenernya aku khawatir kalo kamu keluar tanpa aku, takutt laki-laki lain dengan seenaknya liatin kamu! tapi demi kebahagiaan kamu aku gapapa kok, aku pendam cemburu ini. Tapi harus kamu tau, kalau aku cemburu dan sayang kamu tentunya hehe"balas vano membuat keduanya tertawa kecil.

Begitulah riang rumah tangga zizi dan vano, tiap harinya mereka habiskan bertiga bahkan keduanya terkadang sibuk dengan pekerjaan masing-masing mengharuskan beeyona di urus oleh babysisternya.

"Yaudah, kalo gitu hari ini pak suami mau kemana nih? jangan lupa kabarin aku ya! ett, transferrr aku sih yang paling penting hehe"sambung zizi yang sudah siap dengan kegiatannya.

Vano mengeluarkan kartu atm dari dalam dompetnya dan memberikannya pada zizi. "Pake ini aja sayang!"pinta vano.

Zizi tanpa menolak mengambil kartu tersebut seraya melontarkan wings genitnya pada vano yang masih menatapnya penuh cinta.

"Makasih sayangkuu, poyy aku jadi makin cinta kalau kamu sering-sering begini deh! hehe, uangmu dan cintamu yang kubutuhkan poyy"seru zizi membuat suaminya terpelongo.

"Loh akunya? kamu gak butuh akunya, sayang! aku sedih kalau gini, ternyata istri aku nda butuh aku hiks.."usil vano.

Zizi dari sampingnya, memukul lengan vano menggunakan baju milik anaknya. "Ish! gak gitu poyy, gak mungkin aku gak butuh kamu! orangnya tuh gak perlu di ucap, karena kebutuhan wajib itu. Jadinya jangan nethink dong"timpal zizi.

Vano mengangguk, mengusap pucuk kepala zizi dengan lembut. "Iya tau kok, aku juga cuma bercanda aja tadi!"

Zizi yang sebal hanya memukul lengan suaminya kembali, vano melihat pergerakan zizi kini sudah mulai rapih untuk pergi keluar rumah. Sedangkan dirinya yang baru selesai mandi hanya memakai kaos oblong hitam dengan celana pendek saja.

"Sayang! aku pergi juga ya, tadi ada janjian sama opa di restaurant. Gapapa kan?"tanya vano.

Zizi yang sedang memakai sepatu, menatap vano dengan lekat. "Yaudah gapapa, kabarin aku terus ya! kalau bisa nanti jemput aku juga deh di mall, takut kangen sama kamu hehe"jawab zizi.

Vano menghampiri zizi, lalu berjongkok di dekatnya. "Aman bos!"balas vano menunjukan kedua jempol miliknya ke hadapan zizi.

Zizi hanya menganggukinya seperti putri kecil di hadapan vano. Tak lama klakson mobil terdengar hingga ke kamar zizi dan vano, zizi yang begitu kerepotannya membawa baby beeyona begitupun dengan barang-barangnya kini vano ambil alih.

"Kamu mau gendong beeyona atau aku aja?"tanya vano yang masih berada di kasur bersama beeyona dengan mata yang menutup.

Zizi memakai tas miliknya dan juga beeyona, bersamaan dengan itu kedua tangan zizi sudah penuh lebih dulu dengan botol susu dan juga gendongan.

Separuh HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang