Siapa laki-laki itu?

916 107 6
                                    

Pertemuan zizi dengan laki-laki tersebut sungguh membuat zizi merasa senang. Kini keduanya bersama dengan bas sudah berada pada salah satu restaurant cepat saji di dalam mall.

"Aku masih inget kesukaan kamu! tadi aku udah pesenin matcha ramen, sama sushi. Jadi tinggal tunggu aja"ucap laki-laki itu dengan jelas.

Zizi tersenyum padanya. "Iyadeh si paling tau aku!"

Keduanya tengah asik menikmati makanan yang sudah disajikan di meja. Bas juga dibantu zizi untuk mencoba ramen dikit-dikit.

"Nih mamah potongin yaah! maemnya dikit-dikit pelan aja"pinta zizi membantu bas yang sudah bisa makan sendiri sejak MPASI 11 bulan lalu.

Laki-laki tersebut yang kini berhadapan dengan zizi, memperhatikan keduanya dengan penuh tanda tanya.

"Gak mungkin dong kalo zizi udah nikah, kan aku juga bagian penting buat zizi kenapa aku gak tau yaah kalo dia nikah"ucap laki-laki tersebut mempertanyakan kebingungannya dalam hati.

Zizi sesekali juga masih menikmati makanannya. Tanpa sengaja zizi melihat dua mata yang memperhatikan dirinya melalui sorot mata zizi.

"Ngapain kamu liat aku kayak gitu? pasti mau tanya soal bas yaa?"tanya zizi menembak pertanyaan diisi kepala laki-laki.

Laki-laki itu mengangguk cepat.

"Jangan bingung, bas bukan anak kandung aku! aku juga belum nikah kok, tapi emang saat bas berusia 11 bulan lalu dia sudah bersama aku di jakarta"jawab zizi memecah kebingungan.

Laki-laki tersebut mengelus dadanya. "Ah syukur lah! aku masih punya kesempatan kan?"

Zizi memukul lengan laki-laki dihadapannya. "Kesempatan kamu dari kita kecil udah banyak kok! tenang aja"balas zizi.

Keduanya tertawa kecil, kini zizi sudah menyelesaikan makannya bersama laki-laki tersebut. Karena ia datang kesini bersama pak yono dan tidak di tungguin maka zizi harus mencari taksi online saat ingin pulang.

"Ngapain? fokus banget aku liat, kenapa?"tanyanya.

Zizi menunjukan layar handphone yang menampakkan sebuah aplikasi taksi online. Kedua mata laki-laki itu membulat sempurna, dengan cepat mengambil handphone milik zizi dan memasukkan ke dalam saku celananya.

"Gak usah ikut aku aja! gak baik pulang sendiri walaupun masih sore kayak gini, lagian aku juga mau sekalian deh mampir kerumah kamu"sahut laki-laki itu.

"Bilang aja masih kangen kan sama aku? pasti kalo kamu ikut kerumah aku nih, nanti mamah sama papah bakal kaget banget liat kamu"timpal zizi.

Laki-laki dihadapan zizi melayangkan tangannya di atas kepala zizi dan perlahan mengelus. "Gapapa itu namanya surprise! lagian emangnya aku gak boleh kangen sama kamu, hah?"tanyanya.

Zizi tersenyum lalu merangkul tubuh tinggi laki-laki dihadapannya yang sudah berpindah menjadi sejajar disampingnya. "Boleh banget dong! harus selalu kangen sama aku, kalo gak kangen kamu jahat sih"balas zizi.

Laki-laki itu melepas rangkulan zizi. "Udahh, yuk masuk ke dalem mobil! dirumah nanti aku jelasin kenapa aku bisa kesini"ajaknya diikuti oleh zizi dan bas.

Sesampainya dirumah keluarga maheswari, zizi bersama dengan laki-laki itu yang tengah menggendong bas memasuki rumah.

"Masih sama ternyata rumahnya! apa, ayah aku suruh pindah di komplek ini aja kali ya?"

Zizi menoleh kearahnya. "Pindah? kamu pindah ke jakarta ternyata? tapi kenapa? kamu gak buat masalah di bandung kan?"tanya zizi yang begitu banyak.

Laki-laki itu bak disemprot air mendapati pertanyaan zizi yang banyak. "Sustt! nanyanya satu-satu pasti aku jawab kok. lagian aku gak pernah buat masalah sama kota kelahiran aku, justru aku pindah ke jakarta karena harus bantu ayah ngurusin kerjaan di jakarta"jawabnya.

Separuh HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang