Kita buat rumah itu semakin berwarna

751 97 6
                                    

Keesokan harinya, pada hari minggu pagi vano dan zizi bergegas menuju rumah sakit untuk menemui dokter kandungan.

Rasa tak sabar menyelimuti hati dan pikiran vano saat ini. Di dalam mobil selama perjalanan vano menaruh tangannya tepat di atas perut zizi yang belum kelihatan membesar.

"Anak papoyy kan jagoan, kamu sehat-sehat yaa di perut mamoyy! jangan buat mamoyy jadi susah bawa kamu kemana-mana, apalagi mamoyy harus kerja di kantor opa sama butik oma kan tiap hari. Jadi, adik harus kuat ya! bantu papoyy jaga mamoyy setiap harinya, ok"ujar vano membuat zizi tersenyum menatapnya.

Vano memanglah bukti dari sosok laki-laki yang pandai menjadi figur suami dan ayah. Zizi tak ingin melewatkan moment kebersamaan dengan vano dan adik di dalam kandungannya terlewat begitu saja.

"Iyaa papoyy, adik bakal jaga mamoyy 24 jam lebih dibanding papoyy! jangan nakal juga papoyynya biar mamoyy gak sakit, ok"balas zizi menggunakan nada seperti anak kecil.

Keduanya tertawa renyah di dalam mobil, jika dahulu vano tanpa sengaja memutar lagu 'Nanti Kita Seperti Ini' saat zizi dan bas tengah tertidur dalam perjalanan pulang malam itu.

Kali ini tanpa sengaja di dalam mobil vano kembali terputar lagu tersebut membuat keduanya saling melempar tatapan, keduanya menikmati tiap bait lirik hingga masuk ke dalam pikiran.

Ingin punya rumah 'tuk tempat bermesra
Kau dipanggil ibu, sementara aku ayah
Bertukar cerita hingga lelap mata
Lalu datang pagi, kau memasak, ku bekerja

Sederhana
Bahagia ini lengkap sudah
Sama-sama
Hingga nanti ajal kita tiba

Vano meraih tangan zizi. "Sekarang rumah yang aku inginkan sudah tergapai, bahkan sampai kapanpun akan aku kejar garis finishnya bersama kamu sampai tua nanti dan maut memisahkan kita!"ucap vano menusuk ke dalam hati zizi.

Entah apa karena sedang mengandung, zizi merasa lebih sensitif bahkan senang sekali merajuk, marah, dan juga menangis.

Kini zizi sudah mengeluarkan air matanya, ia menyandarkan kepalanya tepat di bahu sang suami. "Aku pun juga akan selalu di samping kamu! apapun rintangannya, yakin kan aku kalau aku tetap menjadi pemenangnya di dalam hidup kamu, kan?"

Vano memgangguk, ia mengelus pipi sang istri. "Kamu tetap menjadi pemenangnya sampai kapanpun! cuma sama kamu aku menyerahkan seluruh hidup aku, dan sama kamu juga aku merelakan diriku untuk menjadi tameng agar dapat melindungi kamu dimanapun itu"balas vano.

•••

Tiba di parkiran rumah sakit, keduanya turun dan berjalan memasuki rumah sakit. Mereka tak menunggu lama dalam melakukan cek kandungan karena mereka adalah pasien vvip.

Di dalam ruangan dokter, zizi yang sudah terbaring di ranjang rumah sakit dengan menggenggam tangan sang suami. Ia di periksa oleh dokter mengenai kandungan yang ia miliki.

"Bagaimana dok hasilnya?"tanya vano seraya menatap layar di hadapannya.

"Sehat kok ibu dan bayinya! kemarin, kalau gak salah ibu juga habis dari sini ya?"tanya dokter pada zizi yang hanya mengangguki.

"Tapi ini cukup bagus loh buk! padahal baru kemarin saya memberikan informasi bahwa kandungan ibu sudah menginjak usia 1 bulan, gak heran banyak calon ibu muda yang tak mengalami gejala apapun dalam mengandung anak pertamanya. Ibu harus bersyukur sepertinya, karena anak ibu tidak ingin membuat ibunya susah ataupun merasakan sakit"sambung dokter.

Vano dan zizi saling melempar tatapan haru, dokter tak lama mengarahkan layar kepada bagian janin.

"Masih berbentuk janin ya, pak! nanti setelah ini saya harap untuk sering-sering kontrol dan minum vitamin bahkan susu untuk ibu hamil ya"jelas dokter.

Separuh HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang