6. Surat untuk Grand Duke

38.3K 3.8K 69
                                    

Aku update lagi nih guyss!
Btw ayo mampir juga ke ceritaku di fizzo yang judulnya "Menikahi Adik Boss!"

Eheheh maaf kalau lapak ini slow update!
Karena setiap babnya itu sampe 3000 lebih kata...

Dan yah, komentar kalian yang banyak sangat berpengaruh buat mood ku update ehehehhee

Akan lebih baik kalian simpan di reading list, karena memang bukunya slow update💅

***

"JANGAN ADA YANG MENGAJAKKU BICARA!"

"DASAR MANUSIA RENDAHAN!"

Amel terbangun dari tidurnya tatkala mendengar jeritannya sendiri di dalam mimpi. Meski dia tidak tau secara rinci kelakuan Amelia sebenarnya seperti apa? Namun seakan dia diberikan penglihatan dari mimpi, saat ini Amel malah tidak sengaja ingat kelakuan-kelakuan bodohnya.

Hari masih gelap saat dia terbangun. Putranyapun masih memejamkan mata dengan wajah damai. Ada banyak kekhawatiran Amel jika Grand Duke benar-benar pulang dari perang.

"Gue harus bersikap seperti apa?"

"Jelas-jelas gak ada info tentang hubungan yang dibangun dari pernikahan ini?" Gumam Amel lagi sembari duduk menghadap langsung ke arah jendela.

Sepintas yang Amel ketahui hanya pernikahan yang dipaksakan. Namun apa yang terjadi, dan alasan kenapa Amelia begitu membenci Dietrich masih terasa tabu bagi Amel.

"Gue seneng karena bisa jadi orang kaya disini. Tapi gue juga masih ngerasa asing sama beberapa orang," tambahnya lagi.

Amel berpikir apa dia sudah mati di dunia sana?

Sehingga saat ini dia sedang mengikuti kehidupan kedua di alam lain. Entahlah, Amel juga bingung. Dia masih susah beradaptasi namun bisa menyembunyikannya sebaik mungkin.

Amel melirik bayi kecil yang masih tertidur lelap itu. Rasanya memang mengawang bagaikan mimpi, terbangun saat melahirkan kemudian Deenevan benar-benar terlahir menjadi putranya.

Deenevan yang malang, sebenarnya apa penyebabmu menjadi tiran?

"Bodoh mel, ngapain nanya padahal udah jelas Amelia asli yang buat Deenevan jadi penjahat."

Amel kembali menggeleng, "Lebih tepatnya Siska!"

"Dasar Siska sialan! Kenapa juga harus bikin takdirnya Deenevan jadi penjahat begini!"

Argh!

Keesokannya Amel yang sedang menikmati menjemur putranya yang baru selesai mandi di balkon kamar, menoleh saat Tuan Tera dan Bibi Molly datang secara bersamaan.

"Selamat Pagi Nyonya, kedatangan saya kemari hanya untuk memberikan informasi kalau surat sudah diantar menuju Grand Duke," ucap Tera sembari memberikan bungkuk hormat.

"Hm, terimakasih," balas Amel malas kemudian menguap.

Gara-gara berpikir seharian dia malah tidak tidur malam. Belum lagi karena jeritannya, Baby Dee malah terbangun. Mau tidak mau Amel harus menyapihnya agar segera tidur. Tidak disangka kalau Baby Dee malah melek dan terlihat segar setelah selesai disusui.

"Tidak biasanya anda datang kemari langsung," celetuk Bibi Molly.

Tuan Tera menoleh dengan senyum tipis, "Saya hanya ingin sekalian melihat bagaimana lelahnya Nyonya mengurus Tuan muda," balas Tera.

Alasan kenapa Nyonya masih enggan untuk mengambil alih tugas sebagai Grand Duchess, sepertinya pemandangan di depan matanya sudah menunjukkan semua jawabannya tanpa Tera bertanya lagi.

Menjadi Ibu Dari Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang