10. Perjamuan Makan Malam

42.9K 4.1K 268
                                    

"Anda pikir saya sudi?!"

"Saya membenci setiap sentuhan anda!"

Amelia berteriak di depan pria yang kini hanya menatapnya datar, meski jauh di dalam lubuk hatinya, pria itu sedikit terluka dengan ucapan Amelia.

"DASAR MONSTER BAJINGAN!"

"ENYAH KAU DARI HADAPANKU!"

Amel yakin dia baru melihat kilasan masa lalu Amelia dengan Dietrich saat bermimpi tadi. Kemudian sekarang ada sesuatu yang membuatnya membeku.

"Biar aku yang menggendongnya."

Suara bariton itu langsung membuat Amel terdiam.

Gawat!

Amel siaga satu!

Amel bingung harus membalasnya seperti apa. Dia yakin kalau suara bariton tadi adalah suara Grand Duke Dietrich. Amel belum berani untuk sekedar berbalik.

"Eung, Anda sudah kembali."

"Amelia." Suara itu terdengar lirih.

"Maaf."

Amel jadi merasa sesak, dia tidak tau penyebabnya. Namun mendengar kata maaf dari pria itu membuat Amel merasakan perasaan aneh yang membuatnya mendadak sedih.

Apa Dietrich sekarang sedang berpikir kalau dia tidak sepantasnya berada disini?

"Seharusnya aku tau kalau kamu tidak mungkin berubah." Amelia dengar gumaman itu. Namun badannya mendadak kaku, dan lidahnya menjadi kelu.

Amel ingin menarik Dietrich untuk tetap berada disini sekarang, namun entah kenapa sulit sekali menyingkronkan hati, pikiran dan tindakannya.

"Aku akan pergi keluar."

Puk!

"Bu, yayah." Amel seketika tersadar tatkala mendapati tepukan dari putranya.

"Dietrich."

"Di-dietrich?"

"Lalu aku harus memanggilmu apa?" Batin Amel bingung.

Trang!

Suara benda berat itu terjauh di belakang Amel. Mau tidak mau Amel berbalik untuk melihat apa yang terjadi. Pria itu tampak bersimpuh dengan kepala tertunduk. Bunyi benda berat yang jatuh tadi adalah milik zirah dari Grand Duke.

"Pengaw---"

"Berhenti!"

Amel langsung terdiam kaget karena pria itu memotong ucapannya. Padahal Amel ingin pengawal membantunya berdiri. Kalau Amel yang bantu, dia mana sanggup. Badan Dietrich lebih bongsor darinya.

"Ke-kenapa?"

Pria itu mendongak, tatapan matanya berubah sendu. Amel membulatkan matanya tidak percaya, apa ini? Kenapa ada malaikat turun ke bumi?!

Garis rahang yang kokoh, hidung yang mancung, bahkan bibir merah tebal yang err---tampak menggoda bagi Amel.

Wanita itu segera mengenyahkan pikiran buruk yang bersarang di kepalanya. Dalam hati Amel hanya berharap pria ini tidak akan pingsan lagi.

Amel berada di situasi sulit, bagaimana dia harus bersikap sekarang? Dietrich pasti akan curiga dan menyadari kalau Amel yang sekarang bukanlah Amel yang dulu dia kenal?

"Kata orang, ketika dihadapkan dengan kondisi hampir mati, Seseorang mungkin berubah. Saat melahirkan Deenevan, saya berada diambang kematian. Kemudian saya sadar apa yang saya lakukan selama ini salah."

"Maaf."

Amel berkata demikian, kemudian hendak bangkit untuk membawa Baby Dee keluar. Pemilik kamarnya sudah datang, Amel tidak mungkin mengganggu kan?

Menjadi Ibu Dari Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang