21. Kebangkitan Pertama Ft Kakek Astra

21.9K 2.3K 175
                                    

Beruntungnya hari ini Amel akan kembali ke wilayah Utara. Semenjak pengakuan Dietrich perkara cintanya, Amel merasa bahwa Dietrich jadi tampak berbeda. Dia lebih penyayang dan berterus terang daripada sebelumnya.

Jujur Amel sendiri tidak terbiasa dengan perubahan Dietrich. Namun dari awal dia sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Terkadang Amel memikirkan kenyataan bahwa dia hanya perasuk. Namun kebahagiaan ketika berada di tempat ini membuat Amel pasrah.

Dinikmati saja, pikirnya.

"Jaga kesehatanmu adikku. Jangan lupa untuk selalu memberikan kakakmu ini kabar." Kaisar Galeo mengantarkan kepulangan mereka menuju wilayah Utara.

Melihat ekspresi sang kakak, Amel hanya geleng-geleng kepala kecil. Dia tidak menyangka kalau Amel sangat disayang oleh keluarganya. Lalu pangeran kedua, sejujurnya Amel belum mengetahui seperti apa wajahnya.

"Putri---ah maksudku Amelia. Jangan lupa untuk datang ketika musim berburu tiba," ucap Permaisuri ramah.

"Lalu, maafkan apa yang sudah Dame Elan lakukan."

Sebelum mereka pulang, tepatnya kemarin malam. Ada kejadian yang membuat Dietrich marah besar. Dimana Dame Elan terang-terangan mengatakan bahwa Dietrich harus mengangkat seorang selir.

Yang lebih aneh, Dietrich marah besar sampai memberikan hukuman keluar dari pasukan kesatria istana yang dipimpin oleh Dietrich langsung. Sementara Amel malah terlihat biasa saja.

Menurutnya kemungkinan Dietrich selingkuh itu kecil. Toh juga Dietrich bukan suaminya yang asli kan? Aku hanya perasuk, hahaha, begitulah yang kira-kira dipikirkan oleh Amel.

Kemudian setelah berpamitan dengan cukup dramatis karena putri Kekaisaran kecil mereka hendak ikut, namun Kaisar Galeo tidak membiarkannya.

"Kenapa Kalisa tidak boleh ikut bibi, padahal Kalisa sudah jadi kakak yang baik?" Tanya gadis kecil itu.

Amel terkekeh, "Kita akan segera bertemu lagi putri kecil. Tunggu ya, nanti bibi akan buatkan pie susu untuk Kalisa."

"Kalisa mau jadi orang Utara saja!" Ujarnya lagi.

Pangeran Kyle langsung menarik Kalisa dan menatap ke arah Amel dengan waspada. Dia masih belum bisa mempercayai Amel, dan menurut Amel itu wajar. Bahkan sepertinya mereka semua juga masih belum bisa mempercayai perubahan Amel.

Lalu, setidaknya kebencian Pangeran Kyle pada Baby Deenya tidak begitu besar. Pangeran Kyle hanya membencinya, tapi tidak membenci putranya.

"Ayo, istriku."

Mendengar hal itu Kaisar Galeo menatap sengit ke arah Dietrich, "Entah mengapa aku merasa sayang melepaskan adikku untukmu," ucap Kaisar Galeo yang hanya dibalas lirikan tajam dari Dietrich.

Kaisar Galeo geleng-geleng kepala sambil tertawa, "Hoho lihat kelakuannya itu. Awas saja kalau sampai melukai adikku!"

"Bukan Dietrich yang melukaiku, tapi akulah yang melukai Dietrich," sahut Amel yang kini mengambil alih gendongan Baby Dee kecil mereka dari Jena.

Tatapan Kaisar kemudian mengarah pada si kecil Baby Dee. "Dietrich, ketika kebangkitan itu tiba lalu Amelia berubah kembali. Kamu bisa mengirim Amelia kembali ke istana sesegera mungkin."

Dietrich tampak terkejut mendengar ucapan Kaisar Galeo. Setengah hatinya tidak rela, namun dia hanya membalasnya dengan anggukan kecil. Kemudian menyusul Amelia ke dalam kereta kuda.

Matahari mulai tenggelam di balik pegunungan ketika Amel dan Dietrich menempuh perjalanan panjang menuju wilayah Utara. Udara semakin sejuk, dan angin yang bertiup membawa aroma dedaunan basah serta tanah yang masih segar setelah hujan sore. Kereta kuda yang mereka tumpangi bergoyang pelan di atas jalan berbatu, melewati hutan pinus yang tinggi menjulang di kedua sisi jalan.

Menjadi Ibu Dari Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang