14. Bayi Jenius

32.7K 3.1K 234
                                    


Setelah huru-hara yang terjadi beberapa hari lalu. Kini semua kembali seperti semula. Mereka mempersiapkan bekal dan kereta kuda yang akan membawa keluarga Grand Duke menuju istana kekaisaran Harbert.

Ini pertama kalinya mereka akan melakukan perjalanan panjang yang mungkin akan dilalui lebih dari tiga hari jika tanpa portal. Amel harus pergi menemani sang suami yang menerima plakat penghargaan dari Kaisar Galeo atas jasanya di medan perang. Sehingga Amel diwajibkan untuk hadir membawa Bayi mereka ikut serta.

Kembali ke pembahasan aktivitas semula. Amel tidak menyangka kalau kamarnya akan selama itu jadi. Sehingga dia masih harus berada di kamar Grand Duke sampai kamarnya kembali seperti sedia kala.

Namun Amel tidak bisa memungkiri kalau dia juga nyaman berada disatu kamar yang sama dengan pria itu. Apa yang aneh? Pria tampan itu adalah ayah dari putranya, sekaligus adalah suaminya.

Hanya saja Amel masih belum terbiasa. Seperti saat ini, ketika dia memunggungi Grand Duke yang sedang tidur dan bayi kecil mereka yang kini berada di antara dia dan Dietrich.

Amel tidak bisa tidur, karena masih belum terbiasa memandang wajah tampan unreal yang berada di sebelahnya.

Kalau bukan karena Dietrich, mungkin Amel masih merasa kalau apa yang dia alami sekarang hanya mimpi belaka.

Pria yang malang ...

Amel tidak akan menyangka kalau pria setampan ini justru ditolak mentah-mentah dan dikata-katai monster. Mana ada monster setampan ini?

Mendadak Amel teringat untuk membuat Mpasinya Baby Dee. Sekarang udah masuk empat bulan, dan dengan teknologi yang masih minim. Mungkin akan kesulitan bagi Amel untuk membuatkan Baby Dee Mpasi.

Kemarin saat menyentuh dapur, Bibi Molly sudah mengomel panjang. Apa Amel buat malam ini saja? Namun dia segera menggelengkan kepalanya saat sadar jarak dari paviliun menuju dapur sudah bisa membuatnya keringetan.

Amel segera berbalik saat mendengar suara rengekan kecil disebelahnya. Sebelum membuka setengah gaun tidurnya, Amel memastikan apakah Grand Duke masih terlelap atau tidak, sebelum akhirnya memberikan sang bayi sumber makanannya.

"Untung gak nangis," gumam Amel pelan.

Kalau dipikir-pikir lagi Dietrich dan Baby Dee memang sangat mirip. Bedanya hanya warna rambut saja, selebihnya malah plek-ketiplek.

"Abwu."

Amel langsung tersadar ketika mendengar suara sang bayi. "Lho, kok belum tidur?"

Bayi kecilnya itu terkekeh, "Abwu, nyang!" (ibu kenyang)

Amel segera memperbaiki gaun tidurnya tatkala menyadari ucapan bayi kecilnya. Eh? Tunggu ... Seketika mata Amel melotot kaget.

"Nak, tadi kamu bilang apa?"

Bayi kecil itu tertawa riang, "Abwu, nyang!"

"Se-setan!"

Amel langsung bangkit dari tempatnya karena kaget mendengar ucapan Baby Dee yang juga mengerti sama apa yang Amel ucapkan.

Bayi kecil itu menatap bingung ke arah sang ibu yang kini menjauh padanya. "Abwu?" Tanyanya lagi kali ini dengan bibir yang menekuk ke bawah. Matanya berkaca-kaca, dan siap untuk menangis, namun Amel masih belum berani untuk mendekat.

Sontak suara tangisan Baby Dee membuat Dietrich yang tidur disebelahnya langsung terbangun dengan kaget.

Lebih kaget lagi saat menyadari tidak ada Amel disamping Baby Dee, namun saat berdiri ternyata Amel ada di belakang Dietrich.

"Aaaa!"

"Aaaa!"

Mereka berdua sama-sama terkejut, dan karena teriakan itu Baby Dee juga ikut terkejut. Dia kembali menangis kencang akibat ulah kedua orang tuanya.

Menjadi Ibu Dari Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang