8. Kemenangan Grand Duke

42K 3.9K 267
                                    

Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin, jika ada kesalahan penulisan atau banyak typo yang bertebaran.
Sampai Jumpa Senin Depan🙏🏻

***

Deenevan tampak anteng dalam gendongan Grand Duchess. Amel tidak bisa meninggalkan Deenevan sendiri ketika bayi berusia dua bulan itu sedang rewel-rewelnya karena terkena demam.

Jena dan Bibi Molly dari semalam sudah khawatir ketika mendengar Deenevan demam. Sementara Amel malah terlihat tenang-tenang saja, dia sudah berapa kali merasakan situasi ini di dunia sebelumnya, meskipun Amel tidak memungkiri kalau dia juga khawatir. Maklum anak sendiri lagi sakit, ibu mana yang gak khawatir?

Hanya saja, alih-alih panik, Amel harus tetap tenang. Sampai demam Deenevan turun. Kalau kata dokter istana, Deenevan demam diakibatkan cuaca. Sementara Amel merasa kalau demamnya Deenevan ada kaitannya dengan energi yang terkuras ketika memasuki alam leluhur naga. Terkadang Amel masih bergidik ngeri ketika mengingat bagaimana sosok Naga Astra yang akan menjadi pemeran utama dalam perayaan api harapan nanti.

Beruntung saat ini Amel sedang memeriksa seragam baru yang akan digunakan saat perayaan api harapan, jadi dia bisa dengan leluasa memeriksa sembari memeluk Deenevan yang tampak tertidur pulas.

"Grand Duchess, saya sudah membawakan seragam baru untuk para pekerja istana. Sayangnya saya masih belum paham kenapa anda membuat ukuran dengan nama M, L, dan XL?" Tanya Madam Atia yang baru saja mengantarkan beberapa kardus pakaian baru untuk pekerja istana Vastara, suara Madam Atia sengaja dipelankan mengingat Grand Duchess saat ini tengah menggendong Baby Dee yang tertidur.

Amel menarik kedua sudut bibirnya ke atas, lebih tepatnya dia sedang menahan tawa karena mendengar suara Madam Atia yang berbisik pelan sembari memperhatikan Baby Dee dengan gelisah.

"Santai saja Madam Atia, putra saya hanya akan terbangun ketika saya melepaskan gendongan saya darinya. Jadi anda bisa berbicara dengan biasanya," ucap Amel.

Sementara Madam Atia tersenyum malu, "Baik Grand Duchess."

"Untuk pertanyaan anda tadi, saya hal yang saya lakukan dengan melabeli ukuran baju seperti M, L, dan XL adalah untuk mempermudah anda dan juga pekerja istana."

"Anda tidak mungkin mengukur pakaian para pegawai satu persatu bukan?"

Madam Atia seketika melebarkan matanya tampak paham dengan maksud dari Amelia. Sejujurnya dia selalu terkesima dengan setiap ide baru yang diberikan oleh Amelia. Sehingga Madam Atia selalu menanti-nanti kapan dia akan bertemu dengan Amelia lagi.

Tidak lama setelah itu Amelia memanggil Bibi Molly dan Gilbert untuk mengurus pembagian seragam baru. Tentu saja mereka yang lebih dulu memilih ukuran seragam, baru ketiga Jena.

Amelia meminta Bibi Molly untuk membiarkan satu sample dari masing-masing ukuran digunakan sebagai baju percobaan. Sehingga mereka bisa dengan mudah mendapatkan seragam yang sesuai dengan ukuran.

Setelah memberikan arahan kepada Bibi Molly dan juga Gilbert. Kali ini Madam Atia harus segera kembali lagi. "Sebenarnya saya tidak ingin cepat kembali," ucap Madam Atia sebelum berpamitan dengan Amel.

"Anda akan datang lagi untuk membawa pakaian spesial saya, Baby Dee dan Grand Duke bukan?"

"Iya, tentu saja. Sebentar lagi akan selesai, Grand Duchess tenang saja."

"Saya percaya pada anda."

Sepeninggalnya Madam Atia barulah Amel bisa bersandar dengan santai dan membiarkan Baby Dee yang masih anteng dalam gendongannya, meringkuk semakin dekat dengan Amel.

Tidak lama Jena dan Tuan Tera masuk. Mereka berdua sudah tidak panik maupun pingsan lagi melihat Grand Duchess wilayah Vastara itu duduk sembari bersandar dan membuka kedua kakinya lebar dengan satu tangan menggendong Baby Dee dan satu tangan lagi memijat kepala.

Menjadi Ibu Dari Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang