"Anak pemalas!""Ibu saya sakit," rengek bocah berusia enam tahun itu.
"Kamu dilahirkan untuk mewarisi gelar Grand Duke utara, jadi jangan malas karena aku tidak pernah melahirkanmu untuk bahagia!"
Bocah berambut hitam itu tampak pasrah, meski badannya demam dia harus tetap melaksanakan jadwalnya. Hingga tanpa sadar bocah itu pingsan tepat di depan wanita yang dia panggil dengan sebutan ibu.
"Hah!"
Amel terbangun tatkala mimpi menyedihkan potongan kehidupan masa kecil Deenevan sebelumnya. Rasanya begitu sesak dan ingin sekali Amel memeluk Deenevan kecil seraya terisak.
"Ah bayiku!" Pekik Amel yang langsung mengedarkan pandangannya ke samping.
Dimana saat ini bayi tersebut tampak tertidur damai. Entah kenapa rasanya begitu menyakitkan dan menyedihkan. Amel segera mengusap pelan kepala putranya, "Ibu berjanji tidak akan membuatmu merasakan apa yang sudah pernah ditakdirkan untukmu," gumam Amel.
Dia jadi kesal sendiri saat mengingat Siska. Karena kawannya itu, Deenevan harus menderita karena menjadi pemeran antagonis dalam novel buatannya.
Amel sudah bersumpah akan mengacak-acak alur novel ini dan membuatnya berpindah genre jadi komedi romantis, agar semua pemeran yang ada di novel ini tidak akan berakhir tragis.
Sayangnya Amel tidak begitu ingat jalan ceritanya. Dia hanya mengingat konflik utama dan beberapa tokoh penting yang pernah disebutkan saja. Sebenarnya nama Grand Duke Dietrich saja dia lupa, karena hanya disebutkan lima kali dalam novel, itupun saat Deenevan berdialog.
Setidaknya Amel harus mencatat hal-hal penting yang dia ingat dalam novel. Pemeran utama dari novel ini sebenarnya pangeran Kyle. Mau tidak mau, Amel harus mencari cara agar hubungan antara Pangeran Kyle dan Baby Dee berjalan mulus. Apalagi mereka berdua memang memiliki hubungan kekeluargaan yaitu saudara sepupu.
Wilayah Utara yang memang jauh dari pusat kota dan istana kekaisaran, membuat keduanya jarang bertemu. Apalagi Deenevan menjadi Grand Duke di usia yang cukup muda. Mengemban tanggung jawab besar dipundaknya saat anak seusianya hanya terpikirkan untuk bermain.
Amel menggigit ujung jempolnya dengan kepala yang terus berpikir. Setidaknya Putri Kalisa sudah menunjukkan ketertarikan untuk akrab, maka seharusnya Amel memikirkan bagaimana Pangeran Kyle bisa seperti Putri Kalisa.
"Masih ada dua tahun lagi sebelum Permaisuri diracuni," gumam Amel yang tidak sengaja ingat kalau saja nanti Permaisuri Delina akan digantikan oleh putri dari Duke Ervan Terzen wilayah barat.
Amel merasa ragu, apa dia bisa mencegah kematian permaisuri? Meskipun dia sudah tau siapa yang meracuni dan siapa yang sebenarnya sudah menjadi bibit-bibit penjahat, termasuk Deenevan yang berkerja sama dengan Duke Terzen untuk melakukan pemberontakan.
Amel kembali mencoba menggali ingatannya tentang isi novel tersebut, namun sekuat tenaga dia berusaha, Amel tidak kunjung menemukan jawaban dari itu semua.
"Ah sial!" Kesal Amel.
"Giliran begini aja, otak gue gak mau jalan," tambahnya.
Sejenak Amel berbalik menatap wajah damai putranya, sebelum akhirnya menutup Jendela dan ikut bergabung bersama putranya ke alam mimpi.
Keesokan paginya seluruh paviliun disibukkan dengan pembersihan besar-besaran. Hal ini sudah wajib mereka lakukan untuk menyambut kepulangan Grand Duke Dietrich yang sudah selesai berperang dan membawa kemenangan.
Usut punya usut, Grand Duke utara memilih mangkir dari melapor ke istana. Dia membawa pasukannya untuk segera kembali ke utara, dengan memberikan seberkas rasa penasaran bagi para tetua sekaligus sang Kaisar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Ibu Dari Antagonis
Fantasy[BUKAN TERJEMAHAN!] Deenevan Von Estera adalah Grand duke wilayah utara yang terkenal tertutup. Dia adalah pemeran antagonis dari cerita berjudul "Between Two Heirs" yang punya dendam dengan kekaisaran dan berambisi menghancurkan dunia. Lalu bagaima...