16. Bayiku Yang Malang

41.9K 3.4K 88
                                    


"SIAPA YANG BERANI MENYERANG PUTRI KEKAISARAN?"

Baru datang namun Amel terkejut karena sang Kaisar yang notabenenya adalah kakak kandungnya, tiba-tiba berjalan dengan sangat cepat ke arahnya dan langsung menyentuh kedua bahu Amel.

"Siapa?" Amel malah refleks bertanya kembali, hal itu membuat sang Kaisar, mengernyitkan dahinya bingung.

"Dietrich, apa kamu tidak menjaga adikku dengan benar?" Dietrich yang turun lebih dulu memberikan salam kepada sang matahari kekaisaran, sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Ini kesalahan saya yang mulia."

Amel langsung melirik Dietrich dengan tatapan tidak suka, "Itu tidak benar kak, dia menjagaku dengan ba---"

"Nyonya," bisik Jena yang saat ini menggendong tuan muda kecil mereka yang tengah tertidur. Ingin mengingatkan Amel kalau yang sedang berdiri dihadapannya ini Kaisar.

"Maafkan saya Kakak, tapi suami saya menjaga saya dengan sangat baik. Terkait dengan penyerangan yang terjadi, hal itu seutuhnya ... Penyerangan yang dilakukan oleh sihir," balas Amel yang tampak ragu ketika mengatakannya.

Kemudian tatapan Amel melirik Jena dengan pandangan tajam. Sepertinya kelakuan pengasuh Baby Dee itu sudah membuat satu istana ikut gonjang-ganjing.

"Ekhem, yang mulia. Tidakkah anda mau mengajak Grand Duke dan Grand Duchess untuk masuk ke istana?" Permaisuri Delina tersenyum.

Kaisar Galeo begitu antusias menyambut adiknya tanpa sadar dia berjalan cepat dari aula utama menuju pintu utama masuk ke istana. Bahkan Permaisuri Delina harus mengejar Kaisar Galeo ketika hendak menyusul sang Kaisar.

Sementara Dietrich menatap Amelia dengan pandangan yang lembut. Dia semakin percaya kalau Amelia sudah berubah, karena biasanya wanita itu akan memutar balikkan fakta dan membuat seolah-olah Dietrich memang tidak pernah becus dalam menjaganya, sehingga Kaisar Galeo mau tidak mau berpikir ulang tentang perceraian yang sering diajukan Amelia.

Menyadari kalau sang suami kini menatap ke arah Amel, sehingga hal itu membuatnya balas menatap sang suami dan tersenyum.

Sayangnya Dietrich segera memutuskan tatapannya. Setelah Kaisar mempersilahkannya untuk masuk, barulah Amel menarik tangan Dietrich dan menggandengnya tanpa menunggu pria itu hendak melangkah menjauhinya. 

Paviliun Timur adalah Paviliun tempat Amelia tinggal sebelum dia menikah dengan Dietrich. Ruangannya pun masih sama, lalu Kaisar memerintahkan mereka untuk menginap sementara di Paviliun Timur, terlepas keluarga Grand Duke sudah memiliki mansion di Paviliun Timur.

Permaisuri segera menemani Amel dan Baby Dee menuju Paviliun Timur, sementara Grand Duke dan Kaisar kembali ke aula utama, karena ada hal penting yang harus mereka bahas.

"Saya mendengar putri bekerjasama dengan madam Atia dalam memproduksi pakaian dalam wanita." Sembari berjalan permaisuri dan Grand Duchess tampak jalan beriringan dengan sang permaisuri.

Sebuah momen langka yang membuat para pelayan di setiap koridor tampak terkejut. Mereka tau dengan pasti bagaimana Putri kekaisaran itu membenci sang permaisuri dengan alasan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

"Itu benar, namun yang mulia permaisuri tidak perlu formal lagi dengan saya. Panggil aku saja saya dengan akrab," balas Amel sembari tersenyum ramah ke arah permaisuri.

Wanita yang mengenakan gaun mewah dengan sulaman sederhana di bagian rendanya tersenyum, "Terimakasih Amelia."

"Ah, saya sudah menyiapkan kamar untuk duke kecil di Paviliun Barat. Dekat dengan ruangan pangeran."

Menjadi Ibu Dari Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang