19. Aku Menyukaimu

32.7K 2.8K 67
                                    

"Lama tidak berjumpa, Kekasihku."

Amel bergidik ngeri menatap pria aneh yang ada dihadapannya ini. Dengan cepat Amel mengambil langkah sedikit menjauh, sebelum pria ini berbuat nekat.

"Kamu siapa, memangnya saya kenal kamu?"

Pria itu tampak terkejut, namun dia malah kembali tersenyum dan mendekat ke arah Amel, "Kamu sengaja untuk membuatku kembali tertarik padamu kan sayang?"

Amel benar-benar risih, beruntung posisinya tidak membuat orang-orang menyadari tingkah gila dari pria aneh ini.

"Maaf, saya sudah punya suami."

Pria itu justru mengernyitkan dahinya bingung. Dulu Amelia akan mengejar-ngejar dirinya, tapi sekarang, mengapa wanita itu seolah-olah tidak mengingat siapa dirinya?

"Kamu tau siapa aku?"

Amel dengan cepat menggeleng, "Orang aneh," gumam Amel pelan kemudian melengos begitu saja sebelum dia semakin gila dan orang tadi semakin penasaran dengan Amel.

Bisa bahaya kalau ada seseorang yang benar-benar mengenal Amel asli. Mau tidak mau dia harus menggali lebih dalam lagi mengenai kehidupan Amelia asli sebelum dirinya merasuk ke dalam tubuh ini.

Ketika pesta setengah usai, Kaisar Galeo memanggil Amelia dan Dietrich untuk duduk di ruangan terpisah menikmati segelas wine dan camilan, bersama dengan Permaisuri Delina.

Kaisar Galeo sudah mendengar berita tentang Amelia yang hendak terjun langsung memberikan amal kepada yayasan panti asuhan wilayah Harbert dan kemungkinan, Amelia akan menetap disini selama satu bulan lamanya.

"Memikirkan bahwa adikku ini sudah berubah dan menerima kehidupannya, sudah menjadi berkat tersendiri untukku." Kaisar Galeo tersenyum ke arah Amel.

Namun wanita itu justru melamun, dan tidak mendengarkan apa yang baru saja kakaknya itu katakan. Dietrich yang menyadari hal tersebut segera menyentuh tangan Amelia untuk menyadarkan wanitanya itu.

"Yang mulia Kaisar sedang berbicara padamu," bisik Dietrich.

Tentu saja gerakan Dietrich membuat Kaisar Galeo tertawa. Bahkan tawanya yang begitu lebar membuat Permaisuri Delina yang baru saja masuk ke ruangan, menggeleng pelan.

"Yang mulia, suara tawa anda terdengar sampai luar."

Permaisuri Delina mengambil tempat di sebelah yang mulia Kaisar Galeo. Kemudian menatap Amelia yang kini menyentuh tangan Dietrich.

Masih sedikit aneh ketika melihat Amelia justru dekat dengan Dietrich. Padahal mereka berdua saja sudah seperti kubu hitam dan putih yang sulit untuk bersatu.

"Putri Amelia sepertinya sudah sadar betapa besar cinta yang mulia Grand Duke untuknya," ungkap permaisuri Delina, dan hal itu membuat Amel refleks menoleh ke arah Dietrich.

"Benar kah?"

Grand Duke terlihat tidak membantah. Namun dia justru semakin mengeratkan tangan yang menggenggam tangan sang wanita kemudian tersenyum tipis.

"Ah ... Karena Amelia sudah berubah, apakah aku bocorkan saja alasan kalian menikah?" Tanya Kaisar Galeo setengah mabuk.

Permaisuri Delina dengan cepat memapah sang suami sebelum Kaisar itu limbung karena berdiri dalam keadaan setengah mabuk. Hanya beberapa gelas anggur tapi Kaisar Galeo sudah hampir tepar.

"Aku penasaran, apakah Kakak akan menceritakannya?" Amel justru membalasnya dengan begitu semangat.

"Kamu bisa bertanya langsung padaku, istriku."

"Lalu, akan lebih baik kalau kita membiarkan Kaisar Galeo dan Permaisuri Delina berduaan saja?" Lanjut Dietrich.

Dietrich tampak malu-malu, meskipun dalam cahaya remang-remang, Amel bisa melihat wajah Dietrich tersipu.

Menjadi Ibu Dari Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang