Amel mengerjap pelan, kemudian berusaha untuk bangun dan menatap ke area sekitar. Dia merasa tubuhnya lemas bukan main. Ingatan tentang masa lalu dari Amelia, seolah-olah sengaja memberikan peringatan pada Amel untuk bersiap mengubah masa depan."Nyonya!"
Amel melirik Jena yang kini masuk ke dalam ruangan, membawakan ember kecil dan juga handuk kecil. Saat itulah Amel sadar kalau dirinya tengah demam.
"Nyonya, anda baik-baik saja bukan?"
"Apa yang saat ini anda rasakan? Saya akan memanggilkan dokter dengan segera."
Amel segera menahan Jena sebelum dia berulah lagi dengan membuat satu istana kekaisaran heboh, hanya karena Amel demam atau mungkin pingsan.
"Jangan macam-macam dan tetap disini!" Ujar Amel yang berusaha mengumpulkan tenaganya, untuk sekedar mengomeli Jena.
Jena langsung menurut dan kini duduk di dekat Amel, "Nyonya, biarkan saya mengompres kening anda," ucap Jena.
"Oh ternyata disini ada juga istilah mengompres."
"Iya, nyonya?" Jena malah bingung sendiri dengan ucapan Amel.
Amel dengan cepat menggeleng, sebelum pengasuh putranya ini kembali bertanya aneh-aneh soal istilah baru yang dibawa oleh Amel. Kepalanya sedang pusing, dan mengajak Amel bicara disaat seperti ini adalah keputusan yang salah.
Ketika dia memikirkan kembali tentang mimpi masa lalu Amelia dengan Baby Dee. Seketika dada Amel terasa sesak, bahkan untuk ukuran bocah sekecil itu, dia harus menguasai pelajaran orang-orang dewasa, kemudian setelah dia mampu, dia akan meminta pengakuan dari Amelia.
Namun bukannya memuji, Amelia justru melemparkan vas ke bocah kecil itu. "Amelia kamu benar-benar anjing," ucap Amel tanpa sadar, hal itu membuat Jena langsung menoleh dengan tatapan bingung.
Apa saat ini Nyonyanya sedang mengumpat?
Lebih baik Jena diam, daripada dia kena marah lagi. Suasana hati Nyonya Grand Duchess sedang tidak baik, maka dari itu dia memilih untuk diam dan mengawasi agar Nyonya tidak macam-macam.
"Ah, Baby Deeku yang imut, bulat, dan menggemaskan itu ada dimana?" Tanya Amel setelah sadar tidak ada suara rengekan, ocehan, bahkan tidak ada tanda-tanda keberadaan bayi kecilnya itu di dalam ruangan.
"Tuan Grand Duke membawanya ke aula rapat."
Mata Amel seketika membulat terkejut, "Lho, bagaimana bisa dia ikut kesana?"
"Saat anda pingsan, Tuan muda menangis kencang Nyonya. Tuan mud tidak ingin digendong oleh siapapun, termasuk saya. Dia hanya tenang dalam gendongan Tuan Grand Duke."
"Bahkan sebelum rapat tadi, Tuan Muda sadar dan mencari keberadaan Nyonya."
Wajah Amel terlihat muram dengan bibir menekuk, merasa sadar dan terharu karena ternyata bayi kecilnya itu begitu menyukainya.
"Oh bayiku yang malang, ah sebentar lagi dia akan berhenti jadi bayi."
Amel tidak bisa terus-terusan takut pada perubahan signifikan Baby Dee. Dia sadar kalau keturunan Naga bukanlah keturunan sembarangan. Bisa melahirkan keturunan Naga saja sudah seperti sesuatu yang langka dan sulit.
Sekarang Amel harus fokus untuk mencegah pemberontakan yang akan terjadi tidak lama lagi, dan juga kematian permaisuri Delina. Maka dari itu, dia harus mendekati permaisuri Delina lebih dulu, mendapatkan kepercayaannya, dengan menjadikannya investor untuk pembukaan baby shopnya.
"Bagaimana dengan pesta teh yang diadakan permaisuri?"
"Beliau batal mengadakannya karena ada pertemuan penting dengan beberapa orang mengenai sumbangan panti asuhan, menyambut musim dingin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Ibu Dari Antagonis
Fantasy[BUKAN TERJEMAHAN!] Deenevan Von Estera adalah Grand duke wilayah utara yang terkenal tertutup. Dia adalah pemeran antagonis dari cerita berjudul "Between Two Heirs" yang punya dendam dengan kekaisaran dan berambisi menghancurkan dunia. Lalu bagaima...