=Simon Pov=
Saya bukan orang yang tidak mengerti tentang balas budi, sedari kecil ajaran tertanam dalam sanubari saya untuk selalu membalas budi kebaikan seseorang. Saya mengetahui Nickolas sedang terbelit urusan, hati saya menjadi tidak tenang. Nickolas yang saya kenal memang masih cukup kecil dibanding usia saya dan juga usia rombongan kami berlima. Selama kami berteman Nickolas tidak pernah ragu mengorbankan nyawanya membela kami semua ketika kami terbelit problema.
Sekarang masalah sedang menghadang mengapa harus menunggu Nickolas datang? Apa yang perlu ditunggu sedangkan nyawa seseorang sedang terancam? Beginilah pemikiran saya, sehingga saya memilih untuk mendatangi markas Bryan tanpa harus mendapat persetujuan rombongan.
Dengan sebuah beceng beserta sajam, saya mempersiapkan diri untuk menyelamatkan lelaki mungil didalam. Tapi... ah, sial sekali! Rupanya penjagaan di sekitar Markas Bryan sangat ketat tidak semudah seperti yang saya pikirkan.
Kepalang tanggung, keberadaan saya diketahui oleh para penjaga, saya kemudian baku tembak dengan mereka sampai saya kehabisan amunisi, kekuatan bela diri saya tidak memumpuni, akhirnya saya disergap oleh mereka.
"Bagus sekali lo datang kesini sendiri Mon, akan menambah keseruan kita semua, hahaha" Bryan berkata dengan gaya angkuhnya membuat saya sangat murka. Tetapi saya tidak bisa berbuat apa-apa, pemandangan disini benar-benar sama seperti Video amatir yang saya lihat dari kiriman handphone saya. Saya sempat berpikir lelaki kecil itu mungkin kekasih Nickolas, sekarang dia terkulai lemas dan masih digilir ganas.
"Brengsek lo Bri!" Saya mengumpat tetapi saya tidak bisa bertindak. Badan saya tengkurap setelah di hantam berkali-kali dan sekarang punggung saya diinjak oleh beberapa laki-laki.
"Lo lihat apa hm?" Bryan menjambak rambut saya kemudian mencengkram pipi saya.
"Pengen dientot juga, hm?" Bryan mengetahui saya sedang mengamati perkentotan di meja sana, mata Gay dia dapat mengendus dari sorot mata saya.
"Cuih!" Saya meludah ke wajahnya menepis pengamatan tajamnya pada diri saya, lalu saya balik di tempeleng olehnya.
"Gak usah sok munafik, Mon!"
Didalam markas sekarang ini sejujurnya seperti pemandangan didalam sorga dunia semuanya telanjang tanpa busana kecuali para penjaga diluaran sana. Ah, Maksud saya karena perkataan Bryan tadi samasekali tidak salah, saya tidak talam dua muka bahwa Saya dan empat kawan saya Yoshua, Chen, David dan Gevariel sebetulnya Gay juga seperti mereka. Kecuali Nickolas saya tidak tahu, dia masih remaja dan juga sangat misteri, tidak terbuka kepada kami tentang hal pribadi.
Bryan mendatangi saya tanpa secuil benang, tubuhnya Muscle dengan otot indah di lengan, tinggi tegap, perut kotak-kotak yang padat dan mantap, tubuh dia selaras Muscle-nya dengan saya. Batang kontolnya besar, panjang, tegang menjulang seakan menghipnotis saya yang semakin tidak menyadari bahwa Bryan merupakan musuh bebuyutan.
"Lo mau dikontolin juga hm?"
Perkataan kurang ajar dari mulut Bryan seharusnya membuat saya marah, tetapi otak homo saya berkata sebaliknya, semakin meleleh, semakin bergairah, akal sehat saya melesat hilang entah kemana. Saya paham dengan adanya ini pertahanan saya sebagai seorang Gay gagal total untuk tidak tergoda oleh aura Dominan Bryan.
"Permainan akan semakin menarik dengan adanya Muscle Bottom, gimana menurut lo Zack?"
"Benar yang lo bilang Bri, yang satu manis yang satu lagi maskulin, paket lengkap"
Zack mendatangi saya kemudian menarik baju saya dari belikat sampai saya berdiri. Kaos saya dirobeknya dengan jantan. Tatapan Zack melihat tubuh saya yang Muscle ini terpana spontan. Dia senyum, dia menyeringai, sorot mata yang liar bagai harimau lapar siap mencakar.
Sekali lagi saya mencoba untuk mempertahankan kewarasan saya bahwa mereka adalah musuh saya tetapi logika tidak bisa dipungkiri bahwa situasi tidak memungkinkan saya untuk bisa meloloskan diri.
____
=Bryan pov=
Dedam dan kebencian gua terhadap Nickolas berakumulasi menjadi gairah besar yang tumpah ruah seiring gua entot bool pacarnya tadi yang manis dan legit, sekarang nambah lagi Bottom Muscle bernama Simon si kawan Nickolas ini, dia datang sendiri kesini dengan niat balas dendam, tetapi pada akhirnya tetap gua lah sang pemenang!
Legenda dan sejarah hanya ditulis oleh sang pemenang, hari ini benar-benar hari yang sangat menyenangkan!
Body kekar Simon benar-benar menawan dan menggairahkan sebagus Body Zack anggota gua sekaligus partner ngentot gua.
Gua plorotin celana Simon sampai dia telanjang. Paha kekar berbulu hitam lebat dan Kontolnya besar, coklat, panjang berurat, pangkal dikerumuni bulu jembut tebal, terekspos bebas dan jelas di netra nakal para anggota gua yang binal.
Tangan Gua mengepal, gua layangkan kuat di pantat Simon yang sekal.
"Agh!"
Bajingan dia tak gentar, merintih hanya sebentar, Gua lanjut tendang sampai dia jatuh terkapar.
Gua berencana menciptakan kegiatan Seks yang menajubkan, yang menggairahkan, yang menjijikan dan mengerikan sebagai bentuk dendam Gua sama bocah bernama Nickolas Meshach Ferdinand, bocah bajingan yang telah mengalahkan gua di pertandingan balapan.
Gua cekik leher Simon, "Ghhhhh" Dia Kelabakan, mulut mengaga, terbuka, mencari celah udara dan... "Cuh!" Gua meludah di mulutnya.
Gua layangkan lagi pukulan pukulan di tubuh dia secara konstan. Tak lupa mengintruksi adik gua Zamry untuk terus merekam segala aksi.
"Briiii," Simon terulai lemas.
"Apa? Sakit Hm? Ini akibatnya kalo sok jantan Mon. Tapi... Hebat. Gua akui lo hebat berani datang kesini sendiri dan gua akan mengapresiasi keberanian lo dengan kenikmatan sorga dunia"
Gua tarik tangannya sampai dia berdiri dan gua cumbui dada bidang dia yang sungguh seksi.
"Aahh.... Brii" Dia mendesah, lidah gua membuat dadanya basah.
"Panggil gua Bos"
"Gak akan pernah!"
"Lo mau sorga atau neraka hm?" Gua cekik lehernya sekali lagi, tak sabar menanti jawaban yang lelet sekali.
"Ghhhhh brrhhrriihh"
"Lo gak akan bisa lolos, mau neraka atau panggil saya Bos?!"
"Baik Bos"
Gua senang mendapat jawaban, setelah cekikan dilehernya gua lepaskan.
"Bagus, hahaha" Gua tertawa senang disahut tawa'an kawan-kawan saling girang, kawan Nickolas Meshach Ferdinand kami jadikan tawanan untuk segera kami nikmati secara bersama'an.
____
#Author
Sebutan 'Bos' agak laen dari aksi BDSM yang kebanyakan orang mengunakan kata 'Master' itu hanya akal-akalan Bryan saja yang pada intinya kegiatannya sama. Kenikmatan didalam adegan kekerasan.
"Tutup mata dia" nampaknya Bryan sedikit memiliki nurani, menyuruh anggota untuk menutup mata Jovan dengan kain hitam agar tidak melihat kegiatan yang tidak manusiawi. Tetapi Zamry yang memiliki dendam pribadi dan berkeinginan merusak mental Jovan tidaklah menyetujui.
Bryan menyeringai senang, rupanya tadi bukan karena nurani hendak menutup mata Jovan, tetapi karena Jovan tidak memiliki keterlibatan konflik asli dengan dirinya seperti Simon.
"The game begins"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nickolas
RandomHidup dalam kecukupan dari segi finansial tak membuat Nickolas terlepas dari kata sial. Nickolas merasa hidupnya sangat sial karena tidak bisa seperti orang lain memiliki anggota keluarga lengkap seperti mama dan saudara. Memiliki paras yang tampan...