Episode, 23

208 24 0
                                    

Puing-puing bangunan berserakan di sekitar halaman markas Bryan membuat langkah Nathan tidak seimbang tetapi tidak membuatnya menyerah untuk terus maju ke depan. Meski tidak bisa memastikan arah mana menuju pulang, dia terus melangkah ke arah selatan.

Sepertinya alam ikut merasakan kebimbangan hati Nathan saat ini. Yang mana setiap langkah yang dipijak air hujan masih terus membasahi bumi.

Nathan dengan susah payah menggendong Nickolas karena tubuhnya sendiri terasa sakit juga. Tinggi badan mereka memang sama tetapi Nickolas si penggila ayam goreng seperti upin-ipin memiliki bobot yang jauh lebih berat daripada tubuh Nathan yang Vegetarian.

"Satu, dua, tiga, Hiaaattt~"

Brughh

Nathan menggendong Nickolas seringkali terjatuh bersama-sama ke aspal pinggiran jalan.

"Huff... hufff... satu, dua, Hiaaaatt~~"

Bruugh!

"Ada batu kah di tubuhmu?!" Nathan kesal tapi juga tertawa-tawa sendiri merasakan lucu dengan adegan tubuh mereka yang saling jatuh tumpang tindih berkali-kali.
____

Malam semakin larut dan cuaca sedang sangat ekstrem. Tentu saja tidak ada orang yang melihat Nathan sedang kepayahan menggendong Nickolas.

Angin bertiup kencang, rasa dingin menusuk tulang. Rintik hujan turun masih cukup banyak, Nathan mempertimbangkan untuk menghentikan perjalanannya sejenak.

Melihat ada dua rumah yang tampak kosong dikelilingi oleh tumbuhan liar dan puing-puing bangunan yang berserakan di lahan kosong di depan rumah tersebut, Nathan segera menuju ke sana. Setelah sampai di sana, menopangkan tubuh Nickolas di dinding pinggiran rumah kosong itu. Kemudian, perhatiannya kembali tertuju pada wajah Nickolas yang benar-benar mirip dengannya seakan sedang melihat dirinya sendiri di cermin.

Tersenyum sendiri, senang, kagum, dan juga heran bertanya-tanya "Kenapa bisa semirip ini?"

Semakin dipandang semakin nampak wajah itu tampan. Ditengah rasa kagum melihat wajah Nickolas perhatian Nathan beralih pada bibir Nickolas yang terlihat pucat.

"Nick," Nathan mencoba memanggilnya sambil menepuk-nepuk pipinya dengan lembut.

"Nickolas," dan sedikit mengguncang-guncang tubuhnya. Tetapi tidak ada respons apa pun.

"Nick, hei, kau mendengarku? Nick buka matamu!" Nathan mengulurkan jari ke arah hidung Nickolas.

"Huff..." dan lega saat masih bisa merasakan hembusan napas dia.

Nathan melanjutkan dengan mengusap kening Nickolas dengan telapak tangan, lalu merasakan sensasi hangat yang tidak sewajarnya.

"Ya ampun, tubuhmu panas sekali"

Nathan berdiri kemudian pergi meninggalkan Nickolas sejenak untuk mencari sesuatu di sekitar rumah kosong itu. Setelah berjalan mengelilingi rumah kosong, Nathan melihat sebuah benda tergantung di tali tambang. Ia meraih benda tersebut berupa kain kaos dan handuk kecil. Nathan tidak peduli siapa pemiliknya langsung dia comot, tetapi tidak lupa untuk permisi di batin

'Kain-nya saya pinjam ya, tapi maaf tidak saya kembalikan'

Mengibas-kibaskan kain tersebut untuk memastikan kebersihannya. Setelah itu dia mendekat ke Nickolas yang masih tidak sadarkan diri, mengusap rambutnya dengan handuk tersebut untuk mengeringkan rambut dia yang basah oleh campuran air hujan dan darah.

Selagi mengusuk-ngusuk rambut, Nathan melihat luka di bagian belakang kepala Nickolas bekas pukulan kayu balok dari Bryan tadi.

"Itu pasti sakit sekali," Nathan langsung menghentikan pengusapan pada kepala Nickolas. Kemudian, dia melepaskan kain basah yang menempel di tubuh Nickolas untuk menggantinya dengan kain kering yang dia comot di jemuran orang tadi.

Setelah busana basah terlepas sepenuhnya dari tubuh Nickolas, mata Nathan terpaku memandangi intens tubuh Nickolas. Meskipun sebelumnya Nathan sering merasa tidak nyaman melihat hal seperti itu, kali ini dia merasa kagum dan terpesona. Terutama dengan tato keren di tengah dada Nickolas, bertulisan Latin 'Nickolas MF' serta tato naga di bagian punggung itu benar-benar terlihat keren.

"Tubuhmu Indah sekali," kalau saja Nickolas sadar ataupun oranglain yang kenal dengan Nathan saat ini berada disamping Nathan, jangan pernah berharap mereka bisa mendengar kata-kata pujian itu keluar dari mulut Nathan.

NickolasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang