25. undangan beserta berita untuk Adel

31 7 10
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Siap sedia? Meluncuuuuuur!

Etsss, sebelum membaca alangkah baiknya kita mengucap;

[بسم الله الرحمن الرحيم]
Bismillahirrahmanirrahim

[اللهم صل على سيد نا محمد و على ال سيد نا محمد]
Allahumma solli 'ala sayyidina muhammad wa 'ala ali sayyidina muhammad
.
.
.
⋇⋆✦⋆⋇ 
Aku menyukainya. Namun dia tak menyukaiku. Sebenarnya malah aku telah lupa dengannya. Namun tiba-tiba sahabatku kembali. Dengan kabar yang sedikit menyentil hati. Bisakah itu disebut pengkhianatan? Entahlah.

- Adelia zenata

⋇⋆✦⋆⋇ 
.
.
.

♛┈⛧┈┈•༶
Hari telah berganti. Hari kemarin yang telah mengajarkan Alleta untuk melupakan masa lalunya. Dalam pikirannya, sekarang ia mempunyai masa depan. Maka harus keluar dan lepas dari belenggu masa lalu.

Ah, ini mengingatkannya pada mantan kekasihnya. Sungguh tindakan yang diluar nalar. Bagaimana bisa ezra pergi tanpa sebab?

Jika memang Alleta mempunyai salah, seharusnya dibicarakan dengan baik-baik. Bukan malah menghilang, lalu membuat Alleta kalang kabut disiksa kerinduan.

"Kak?! Hey... Assalamu'alaikum... "

Alleta cukup terkejut ketika tiba-tiba saja ada tangan yang melambau-lambai didepan wajahnya.

"Ngelamun mulu perasaan, " Cibir sisca. Memang, sedari tadi mereka sedang berada dikamar sisca. Niatnya sih ingin merapikan lemari sisca dan memilih baju yang tak terpakai untuk disumbangkan.

Cukup banyak baju yang ada didalam lemari pakaian milik sisca dan itu semua tidak terpakai. Sungguh mubazir jika tak digunakan degan sebaik-baiknya. Rencananya, mereka akan menyumbangkannya kepada yang membutuhkan. Yaaa... Sebentar lagi mereka akan pergi ke panti asuhan.

"Ehhh, maaf. Kakak lagi banyak pikiran aja, " Jawab Alleta.

Tangannya mulai bergerak memasukkan baju yang telah dipilih yang sekiranya masih layak pakai kedalam sebuah kardus besar.

Sisca termenung sejenak,"Mikirin siapa sih? Gus zaid ya? " Godanya.

"Apansih.... Ga yaaa, " Elak Alleta.

"Ga salah maksudnya, " Goda sisca yang malah semakin gencar.

"Udah-udah, mending bantuin kakak. Ambilin lakban noh dalam laci kamar kakak, " Suruh Alleta.

"Yaelah kak, gausah jauh-jauh kali. Disini juga ada, " Tangan lentik itu pun bergerak membuka laci balasnya. Mencari-cari benda perekat itu.

"Naaah, ini kan ada. Mager juga harus jalan kekamar kakak, " Rutuknya.

Alleta mendengus, " Jadi anak gadis kok pemalas banget, " Cibirnya.

Gusku Lelakiku [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang