9. terketuknya pintu hati

23 11 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sebelum mulai, alangkah baiknya kita  membaca salawat terlebih dahulu.

بسم الله الرحمن الرحيم

[اللهم صل على سيد نا محمد،و على ال سيد نا محمد. ]
Allahumma sholi 'ala sayyidina muhammad, WA 'ala ali sayyidina muhammad

♩✧♪●♩○♬☆

Sering kali hidup serupa sungai
Ditakdirkan mengalir
Membentur batuan cadas dan menghanyutkan sampah.
Jika kita tak memiliki cukup ketabahan
Maka hidup hanya akan terasa menyakitkan dan memalukan.

♩✧♪●♩○♬☆

♛┈⛧┈┈•༶
Hendra kini sudah mulai terbiasa dengan kehidupan pesantren. Dengan seringkali mendengar para santri mengaji, solat berjamaah, bahkan memimpin sebuah acara.

Selama itu pula, ia jadi terkesan terhadap islam. Dari itu, ia menjadi nyaman atas indahnya islam. Ia tertarik dengan kitab yang sering ia dengar bernama Al-Qur'an.

Hari ini adalah hari Jum'at. Dan pada siangnya para santri laki-laki maupun ustadz beserta gus disana pergi ke masjid untuk melaksanakan solat Jum'at.

Hendra sebenarnya sangat bosan, dan tak lama dari mendengar adzan. Ia keluar dari rumah dan duduk di teras masjid.

Ia melihat gus zaid yang menjadi Khatib saat kotbah. Disela-sela ceramah gus zaid, ia mendengar sedikit isi ceramah itu.

"Saudaraku semua yang diridhoi Allah subhanallahu wata'ala. Kelak dihari kiamat, mereka orang-orang yang ingkar dan tidak memiliki iman terhadap Allah akan menjerit karna tersiksa dineraka. Mereka selalu berangan-angan dan memohon untuk dikembalikan ke bumi. Agar bisa menjadi orang-orang yang beriman. Dan itu akan berulang-ulamg selama-lamanya dineraka. "

Mendengarnya membuat hati Hendra terasa dilanda kepanikan. Ia berujar. "Jadi... Saya juga akan mendekam dineraka untuk selama-lamanya?. Ya Tuhan, jika ini memang benar, mengapa tidak engkau takdirkan aku berada dilingkungan orang-orang mukmin. Sehingga aku tidak menjadi orang yang celaka seperti sekarang ini. "

Saat sedang merenungi nasibnya,ia terkejut saat tiba-tiba mendapat tepukan dari belakangnya. Ia pun menoleh dan mendapati seorang lelaki paruh baya dibelakangnya. Ternyata acara sudah selesai, semua orang juga sudah keluar dari masjid.

Tunggu. Siapa lelaki didepannya ini? Selama tiga hari dipesantren, ia tak pernah melihat lelaki ini. Dan mustahil jika ia tak sempat melihat karna selalu berkeliling pesantren untuk mengusir bosannya.

"Mengapa kamu melamun wahai saudaraku. " Ucap lelaki asing itu membuat Hendra bertanya. "Siapa dirimu? Saya tidak pernah melihatmu sebelumnya disini. "

Lelaki itu tersenyum. "Oh saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Abdullah karimil al-faqiroh, ayah nya zaidan dan zahid. " ucap lelaki itu yang ternyata sang pemilik pesantren.

"Oh pak kiyai. Senang bertemu dengan anda. " Ucap Hendra yang sudah mengubah raut wajahnya menjadi senang.

"Mari duduk di sana dulu. " Ucap kiyai karim sambil mengarahkan tangannya kesalah satu bangku dengan atap diatasnya.

Gusku Lelakiku [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang