Dasi 20

2.5K 287 109
                                    

Note: Maaf upload yang sebelumnya ada yang error sehingga beberapa paragraf jadi berulang atau hilang. Chapter ini aku publish ulang. Kalau udah telanjur buka, coba refresh, ya!


Barangkali ada delapan puluh tamu undangan yang datang ke pesta Kanaka, belum termasuk seluruh keluarga dan karyawan kantor yang diundang. Sebagian besar kenalan Kanaka adalah influencers, YouTuber, selebgram, artis TikTok, entrepreneur. Yang pasti mereka semua orang sukses, berbalut merek high-end, dan berkantong tebal.

Kanaka terpaksa meninggalkan Pak Wis sebentar di tengah kerumunan karena harus menyapa tetamu.

Sedangkan Pak Darmawan terus asyik berbincang dengan Tariq.

Sambil menggenggam segelas jus, Pak Wis berdiri sendirian di tengah kerumunan.

Terkadang Pak Wis tersenyum saat disapa tamu yang lewat, lalu wajah itu kembali mendingin saat kembali ia ditinggalkan sendirian.

Rayyan tidak bisa diam saja melihat semua itu.

Pada pasta stall, Rayyan meracik sepiring spageti yang ia beri taburan keju dan saus daging. Ini makanan kesukaan Shouki zaman SMA. Mestinya Pak Wis yang sekarang pun masih suka. Semoga.

Ia berjalan mendekati Pak Wis.

"Pak, ini ada spageti enak. Saya ambilkan untuk Bapak. Mau? Kita makan di sana." Rayyan menunjuk meja kosong di sudut taman yang berkursi empat.

Pikir Rayyan Pak Wis akan menolak makanan yang ia ambilkan.

Pria itu diam sebentar seperti tak percaya, lalu berkata, "Ah ... makasih, Mas Rayyan." Pak Wis menerima sepiring spageti dari tangannya.

Rayyan sendiri sudah membawa semangkuk pempek kapal selam yang ia ambil dari meja buffet dengan menu khas Indonesia. "Saya duduk di sana, ya, Pak," kata Rayyan, lalu mengangguk hormat.

Lagi, Rayyan tak menyangka Pak Wis akan berjalan mengikutinya dari belakang. Pak Wis duduk di meja yang sama dengannya sekarang. Diam-diam Rayyan mengulum senyum senang.

"Kenapa liatin saya? Berlepotan, ya?" tanya Pak Wis setelah ia menghabiskan seperempat piring spageti.

Rayyan terbiasa jujur, memberinya tisu. "Ya, agak berlepotan, Pak. Tapi berlepotan juga tetep gagah, kok, Pak."

Mendengus pelan, Pak Wis mengambil tisu dan mengelap mulutnya. "Udah bersih?"

"Masih ada. Di situ Pak." Rayyan menunjuk pinggir dagu.

Pak Wis mengelap yang ditunjuk. "Udah?"

"Belum, di situ, Pak." Rayyan membawa jarinya lebih dekat, tak sampai menyentuh.

Pak Wis mengelap tepat sasaran kali ini. Tidak perlu ada drama Rayyan yang membantu mengelap seperti di kisah-kisah CLBK. Mohon maaf, kisah mereka berbeda.

"Sudah, kan?"

"Sudah, Pak."

"Thanks."

"Iya, Pak."

Rayyan lanjut makan pempek, Pak Wis lanjut makan spageti. Pada setiap sendokan, Rayyan akan menoleh ke sekitar untuk mengawasi pesta, jadi pengamat supaya tidak canggung-canggung amat.

Tampak Kanaka masih sibuk menyapa semua tamu undangan. Sementara itu, Pak Darmawan sedang mengikuti Kanaka bersama Tariq.

"Pempeknya enak?" tanya Pak Wis setelah piringnya habis setengah.

"Enak, Pak, banget," jawab Rayyan sembari menyeruput kuah cuko yang gurih pedas. "Spagetinya enak, Pak?"

"Syukurlah," kata Pak Wis. "Iya, semuanya enak."

Tampan Berdasi (MxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang