Dasi 37

3.2K 262 109
                                    

Mohon maaaaf, ya. Aku baru ngeh beberapa part terakhir ini aku salah ketik nama akun fake Mas Dicky. Harusnya "Botihotbeletot" bukan "Botihotjeletot". Di part ini sudah aku betulkan.

Btw, ada yang punya discord? Gabung ke server Rashoura di discord yaa. Lebih gampang buat ngobrol atau nyimak setiap update cerita di sana! Link discord di profile.



Mas Dicky berlari-lari dengan gaya manjalita di koridor. Mukanya merah. Jantungnya berdegup kebingungan, antara takut ketahuan bercampur senang melihat fantasinya jadi nyata.

Saat Mas Dicky menyadari Rayyan mengejarnya dari belakang, degup jantung Mas Dicky seratus persen menggebu karena takut sekarang.

"Mas Dicky!" teriak Rayyan.

Mas Dicky menoleh, panik. Mati gue kenapa Mas Rayyan ngejar gue! Makin kencang saja larinya. Dari CCTV yang terpasang di koridor akan terlihat sosok Mas Dicky berlari seperti dikejar setan.

Rayyan berlari lebih cepat dari Mas Dicky. Tepat sebelum Mas Dicky turun tangga, Rayyan berhasil mencegat. Tangan Rayyan menampar keras tembok di sisi telinga Mas Dicky, memerangkapnya.

Area dinding ini untungnya aman dari CCTV.

Mas Dicky berteriak dengan nada tinggi, "AAAAAAA~"

"Kenapa lari, Mas?!" tanya Rayyan.

"M-Masnya yang ngejar gue duluan! Ya, gue larilah!" Mas Dicky membela diri.

"Mas udah lari sebelum saya kejar." Rayyan masih menahan tubuh Mas Dicky ke dinding. Otot bisepsnya mengencang.

Mas Dicky berusaha menegakkan punggungnya, tetapi sekuat apa pun ia berusaha, dia ingin merosot ke lantai saat ditatap tajam Rayyan. "Hu hu, udah, Mas, takut."

"Kalau gitu jangan lari. Mas bukannya mau ambil protein shake di kulkas?"

"O-Oh, iya. Terus mana protein shake-nya?"

"Saya ambilkan, tapi Mas jawab dulu kenapa lari?"

Mas Dicky telan ludah. "Ya, gapapa, kan, emang mau lari gue malem ini."

Tatapan Rayyan tajam sekarang. "Mau lari atau nge-gym?"

"Ihh, lari buat pemanasan! Mas tau kalo olahraga harus pemasanan dulu, kan?!"

Rayyan meninju dinding di sisi kepala Mas Dicky.

Mas Dicky spontan jerit manja. "Ecopot tititku udah Maasss! Hu hu! Mas mau apa dari gue? Sayang banget gue udah enggak perawan. Jadi, udah, lepasin gue tolong."

Rayyan menarik napas dalam-dalam. "Tadi ngeliat apa di pantry?"

"Enggak ngeliat apa-apa ... ecopot!"

Barusan Rayyan menggebrak dinding lagi. "Mas Dicky jujur aja."

"Iya, iya! Gue liat Mas Rayyan mesra-mesraan sama Pak Bos ganteng kita! Puas?!" kata Mas Dicky sambil gemetar. "Mas peluk-peluk dia mesra, kan? Terus Pak Bos dengan gantengnya isep-isep leher Mas, kan?"

"Harus diklarifikasi," potong Rayyan kalem. "Enggak ada isep-isep. Pak Wis kecapean. Jatuh ke badan saya saking lemesnya."

"Halaah, tapi Mas tadi gue liat elus-elus punggung Pak Wis."

"Ya, masa saya dorong Pak Wis? Jatuh, dong."

"Mas juga mukanya tadi kayak nge-fly keenakan."

"Enggak ada muka saya nge-fly ... memangnya saya diapain?"

Tampan Berdasi (MxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang