Dasi 39

1.5K 204 80
                                    

Apa kabaar.

Aku baru bisa kembali update dan nulis ....

selamat malam mingguan bersama TB!





Rayyan menatap langit-langit kamar yang gelap.

Hening. Kamar terasa lebih dingin dari biasanya. Seperti semua kehangatan di kamar itu lenyap bersama kepergian Pak Wis.

Kondom yang masih tersegel tergeletak di atas seprai mengingatkan Rayyan pada Pak Wis beberapa jam lalu.

Rayyan menarik napas panjang. Udara terasa berat di paru-parunya. Cahaya lampu jalanan menembus lewat celah tirai hanya mengusir sebagian kecil kegelapan. Berulang kali dia memutar posisi, tetapi punggungnya terasa kaku. Rayyan mencoba memejamkan mata untuk tidur, tetapi bayangan Wis tak mau pergi dari pikirannya. Rayyan masih mengingat hangat napas bibir Pak Wis malam ini. Hangat tubuhnya saat Rayyan dekap.

Detik ketika Pak Wis turun dari pangkuannya setelah menyeka bibir, meninggalkannya, terasa seperti mimpi yang dingin.

Jemarinya mencengkeram seprai erat, menggulung kain di tangannya. Tak ada yang bisa Rayyan lakukan selain merasakan perasaan aneh yang memagutnya.

Jam dinding berdetak pelan. Satu detik ... dua detik ... dan seterusnya, tetapi tak ada yang berubah.  

Saat Rayyan memejamkan mata dan sepertinya ia berhasil tidur, tetapi kepalanya memutar adegan yang aneh. Barangkali ini setengah bermimpi.

Di mimpi Rayyan masih berseragam SMA. Ada Shouki Wisanggeni rebah di sampingnya. Shouki sepenuhnya telanjang, cuma ada sehelai dasi seragam SMA tergantung di lehernya. Mata Shouki terpejam erat-erat dan wajahnya lembap. Tubuhnya juga basah, otot-otot di dada dan perutnya yang keras tampak mengilat.

Apa ini cuma imajinasi Rayyan atau pernah terjadi di masa lalu?

Apa pun itu, Rayyan tak ingin melihatnya. Dadanya seperti ditindih beban tak kasatmata. Rayyan menggigit bibir dan ingin buru-buru keluar dari kamar itu.

Saat Rayyan turun dari ranjang, Shouki menangkap pergelangan tangannya. Wajah dan tubuhnya berubah menjadi dewasa, menjadi Pak Wis.

Pak Wis kelihatan marah.

"Kak Rayyan mau pergi lagi?"

Rayyan terkesiap bangun lagi, mengusap wajahnya. Dia baru saja tertidur sekitar tiga puluh menit. Yang barusan memang cuma mimpi.

Namun, sampai pagi Rayyan tak bisa tidur lagi.

*

*

Rayyan: Pagi

Rayyan: Shouki

Rayyan: Maaf...apa kamu marah?


Rayyan mengirim pesan WhatsApp itu setelah menyapu lobi. Karena tak bisa tidur, ia memutuskan untuk bangun lebih pagi hari ini. Lebih baik produktif bekerja dan menjernihkan pikiran sebentar.

Di luar dugaan Rayyan, Pak Wis membalas pesan WhatsApp-nya cukup cepat. Rayyan berembus lega.


Pak Wis: Gak marah

Rayyan: Tadi malem knp kamu pergi

Pak Wis: Gapapa

Rayyan: Maaf bikin kamu ga nyaman

Rayyan: Tadi malam saya agak terbawa suasana aja..

Rayyan: Saya beli kondom itu jg cuma iseng..bukan mau dipake atau gmn


Tampan Berdasi (MxM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang