02

317 34 1
                                    

Kim Jaehan mahasiswa seni semester akhir ia mengalami kecelakaan tunggal saat akan mengikuti sebuah audisi, kecelakaan itu merenggut penglihatan Jaehan, sekarang ia hanya bisa melihat satu titik cahaya dari kedua matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kim Jaehan mahasiswa seni semester akhir ia mengalami kecelakaan tunggal saat akan mengikuti sebuah audisi, kecelakaan itu merenggut penglihatan Jaehan, sekarang ia hanya bisa melihat satu titik cahaya dari kedua matanya.

Anak tunggal dari orang tua yang bercerai saat ia masih kecil tentu saja keadaan sekarang membuatnya cukup terpukul, Jaehan besar dengan ibu yang gila bekerja di sebuah perusahaan milik turun menurun dari kakek nya.

Hari dimana ia melihat semuanya gelap Jaehan berlari tak tahu arah keluar dari ruangan dokter, hingga menabrak orang-orang yang ia temui di rumah sakit, ibunya mengejar keluar dan menemukan Jaehan terjatuh setelah menabrak seorang pria. Untuk melihat kembali Jaehan harus mendapatkan donor mata, namun ia harus bersabar menunggu seseorang yang akan mendonor kan mata untuk nya.

"Kami akan segera memberitahu jika pendonor sudah ada" ucap Dokter setelah pemeriksaan Jaehan.

Jaehan dan ibu nya keluar dari ruangan tersebut menuju resepsionis untuk mencari seorang perawat yang bisa merawat Jaehan.

"Eomma, kenapa bukan eomma saja yang merawat ku" ucap Jaehan.

"Jaehan ah. . .

"Karena bekerja? eomma bekerjaan mu lebih penting dari pada anak mu yang buta ini?"

"Ani, tapi Jaehan ah. ." Ibu Jaehan sampai tidak bisa berkata-kata.

Disaat yang bersamaan tuan Shin mengambil beberapa dokumen yang ia tinggalkan disana kemarin dan mendengar jika ibu Jaehan sedang mencari perawat, tuan Shin pergi dan tidak menghiraukan hal tersebut karena memang banyak orang-orang disana mengambil suster untuk bekerja merawat keluarga mereka yang sakit.

Di sela-sela kesibukan tuan Shin, datang lah anak semata wayang nya memasuki ruangan beliau.

"Appa" ucap Yechan masuk.

"Ya! Aku bukan appa mu, ini rumah sakit" tatap tuan shin.

"Aaa. .mian sajangnim, tapi aku ingin bicara dengan appa" rengeknya.

Tuan Shin menyuruh nya untuk duduk di sofa ruangan tersebut ia meninggalkan pekerjaan nya dan mendengarkan anak satu-satunya tersebut.

"Appa, boleh kah aku mengambil satu mobil ku, aku membutuhkan nya sekarang" Yechan membulatkan matanya.

"Ani, kau ingin balapan lagi?" Tuan Shin mengotak-atik tablet nya.

"Appa, aku akan menuruti permintaan appa" mohonnya.

Tuan shin berfikir sejenak bagaimana ia harus bertindak agar anak ini dapat berubah dan bisa di andal kan untuk mengurus rumah sakit.

"Baiklah dengan satu syarat" senyum Tuan shin.

Yechan menghela nafasnya keluar dari ruangan pemilik rumah sakit tersebut, ia berjalan menuju resepsionis karena mengikuti syarat dari ayahnya.

"Seseorang membutuhkan perawat untuk anak nya yang buta, jika kau bisa bertahan disana selama satu bulan aku akan memberikan mobil mu"

Yechan mengerutkan keningnya karena syarat dari tuan Shin tersebut. Setelah mendapatkan telfon dari rumah sakit, ibu Jaehan datang menemui Yechan untuk memberitahukan apa saja pekerjaan nya.

"Aisshh, jika bukan karena harga diriku, aku tidak akan mau menjadi pengasuh ini" gumam nya dalam hati setelah menemui ibu Jaehan.

Pagi ini Yechan mengemudikan mobilnya untuk kerja menjadi perawat di hari pertama, di lampu merah ponselnya berdering disana tertera nama Hyuk, pria yang membuat suasana pagi nya menjadi buruk.

"Dokter, bagaimana tawaranku?" Tawa Hyuk di balik telfon.

"Ya! Kau kira aku akan takut, satu bulan waktu yang panjang bukan untuk mu bersiap kalah" ucap Yechan mengejek.

"Sepertinya kau sudah menerima tantangan ku, baiklah sampai jumpa dokter" Hyuk mematikan panggilan tersebut.

Yechan berhenti di depan sebuah rumah, ia menekan bel dan beberapa saat seseorang orang yang tak lain ibunya Jaehan membuka kan pintu untuk Yechan.
Saat memasuki rumah ia melihat sekeliling rumah tersebut yang di penuhi nuansa musik, di dinding rumah tersebut memiliki beberapa gitar di gantung rapi, terdapat sebuah piano besar di sudut rumah.

"Yechan sii, ini semua hal-hal yang di sukai dan tidak di sukai Jaehan, aku tidak bisa setiap hari datang ke rumah ini, jadi aku harap anda bisa mengurus nya" ibu Jaehan memberikan sebuah catatan kecil untuk di baca Yechan.

Rumah yang kini Yechan berada ternyata milik Jaehan yang di berikan ibunya, ia memilih tinggal di rumah miliknya karena sedikit kecewa dengan ibu yang memilih bekerja dari pada mengurus nya.

Rumah tersebut memiliki dua lantai, lantai pertama tempat Yechan sekarang mengobrol dengan ibu Jaehan dan lantai dua disana kamar Jaehan.

"Dalam dua hari sekali ada bibi yang akan datang untuk membersihkan rumah ini, jadi Yechan sii anda hanya perlu fokus dengan Jaehan" ucap ibu Jaehan sebelum pergi dari rumah itu.

Yechan masih menelusuri setiap dinding rumah dengan matanya sambil menaiki tangga menuju kamar Jaehan, sekarang ia berhenti di depan pintu kamar, Yechan masih bingung dengan apa yang harus ia lakukan jika bertemu pria itu.

Yechan mencoba mengetuk pintu itu namun tidak ada jawaban, Yechan membuka pintu tersebut dan menemukan seorang pria duduk diam dengan tatapan kosong di depan jendela yang memiliki pagar besi.

"Ooo. .anyeong" sapa Yechan canggung.

Jaehan hanya diam ia tidak memperdulikan Yechan yang menyapa nya, melihat hal tersebut Yechan melangkah mendekati Jaehan, ia melihat sekeliling kamar tersebut sedikit berantakan.

"Aaa. . Jaehan sii perkenalkan aku Shin Yechan yang akan merawat mu" Yechan mengulurkan tangannya namun ia menarik kembali tangannya karena baru saja ingat jika pria yang ada di depannya tersebut tidak bisa melihat.

"Lavender" ucap Jaehan membuat Yechan bingung.

"Ini bukan kali pertama kita bertemu" Timpal Jaehan.

"Ooo. . ." Yechan mengingat wajah tersebut dan sekarang ia sadar yang di depan nya tersebut adalah pria yang sama menabrak nya dua kali di rumah sakit

"Bagaimana anda bisa tau?" Yechan menggaruk kepalanya yang tidak gatal tersebut.

Jaehan hanya diam tidak menjawab pertanyaan Yechan, ia memilih bangkit dari tempat duduk nya sambil meraba-raba apapun yang ada di dekatnya.

Yechan yang melihat hal tersebut membantu nya segera namun di tolak oleh Jaehan, pria itu meminta Yechan untuk meninggalkan nya sendiri di kamar.


Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang