39

143 14 1
                                    

Hyuk mendengar jika Yechan berada di rumah sakit, ia berencana menjenguk pria itu meskipun nanti nya mereka hanya akan bertengkar. Namun saat berada di lorong rumah sakit sebelum ruangan Yechan, Hyuk menghentikan langkahnya melihat Jaehan berdiri di depan pintu.

Beberapa menit ia hanya melihat Jaehan berdiri tanpa masuk ke ruangan tersebut, lalu ia melihat pria itu pergi begitu saja. Hyuk mengerti tidak akan mudah bagi Jaehan untuk melupakan kekasihnya tersebut.

"Kau masih bisa sakit juga ternyata" ejek Hyuk mendekati kasur Yechan.

"Pergilah aku tidak ingin bertengkar" jawabnya menatap ke arah jendela.

"Ya! Aku datang untuk menjenguk"

"Tidak perlu"

"Baiklah, sepertinya kau baik-baik saja karena masih bisa bertengkar denganku"

Di tempat lain Jaehan baru saja selesai menemui psikiater nya di rumah sakit yang sama tepat Yechan di  rawat. Ia tak sengaja melihat Hyuk keluar dari lift saat berada di lobby.

"Hyuk ah" sapa Jaehan.

"Oo Jaehanie"

"Kau datang menemui seseorang?" Tanya Jaehan.

"Aa. .aku datang melihat Yechan, kau sendiri?" Hyuk membalikkan pertanyaan nya.

"Ani, hanya saja aku datang untuk menemui psikiater" senyum Jaehan.

"Gwenchana? Kau masih terganggu dengan kejadian itu?" Hyuk menatapnya terlihat khawatir.

"Aku baik-baik saja, dosis obatku juga sudah di kurangi" bohongnya.

Percakapan mereka berakhir karena Hyuk akan menemui client nya sedangkan Jaehan kembali menuju perusahaan.

Hari ini teater yang di sebutkan Hyuk itu di adakan, kemarin Jaehan sudah mengiyakan untuk pergi bersama. Pria bernama Hyuk itu sudah berdiri di depan rumah Jaehan menunggu nya.

"Sudah siap untuk pergi?" Senyum Hyuk membuka kan pintu untuk Jaehan.

Teater yang di adakan di sebuah perusahaan milik client Hyuk tersebut juga mengundang banyak pengusaha dan orang-orang yang berpengaruh di bidangnya.

Tidak ketinggalan kedua orang tua Yechan juga di undang namun mereka tidak bisa datang, Yechan yang sudah keluar dari rumah sakit di minta oleh Tuan Shin untuk menghadiri acara tersebut.

Saat memasuki teater, Yechan melihat Jaehan bersama dengan Hyuk menyapa pemilik perusahaan tersebut, di tengah-tengah acara Jaehan terlihat menuju ke arah toilet, tentu saja Yechan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berbicara dengan pria tersebut.

"Kau terlihat tampan dengan jas itu" ucap Yechan berdiri di pintu.

"Oo Yechan ah, kau sudah sembuh" Jaehan mendekati Yechan.

"Ya! Bersikap dingin namun diam-diam menemui ku saat aku tidak sadar" tatap Yechan.

"Kenapa melakukan ini dengan ku, kau bahkan pergi dengan pria itu" Yechan membuat Jaehan mundur hingga ke dinding.

"Yechan ah, ini tidak semua tidak ada hubungan nya dengan mu, kau bukan siapa-siapa ku lagi"

Jaehan mendorong Yechan lalu pergi meninggalkan pria itu, ia kembali ke tempat duduk nya namun hanya untuk pamit dengan Hyuk, karena ia tidak merasa nyaman dengan adanya Yechan disana.

"Aku akan mengantarmu" ucap Hyuk dan di anggukan oleh Jaehan.

Tak ada pembicaraan di antara mereka berdua karena Jaehan terlihat hanya ingin diam tak mau diganggu, Hyuk membuka kan pintu mobil untuk Jaehan saat mereka sampai di depan rumah.

"Kau yakin baik-baik saja?" Hyuk meyakinkan Jaehan.

"Nee, aku hanya tiba-tiba tidak enak badan" bohong Jaehan.

"Baiklah, beritahu aku jika sesuatu mengganggu mu" senyum Hyuk.

Jaehan tersenyum dan mengangguk, entah keberanian apa yang Hyuk punya, melihat senyum Jaehan ia mencoba mendekati wajah pria tersebut namun saat bibi mereka hampir bersentuhan Jaehan memalingkan wajahnya.

"Aa. .mian" ujar Hyuk yang mendapat penolakan dari Jaehan.

"Mianhe Hyuk ah, aku akan masuk kedalam" ucap Jaehan yang merasa canggung.

Akhir-akhir ini Jaehan terlihat lebih pendiam, ia benar-benar tidak bisa berfikir jernih, ia merasa Hyuk sudah salah paham dengan kedekatan mereka karena Jaehan menganggap Hyuk hanya sebagai teman, dan tentu saja ia belum bisa melupakan Yechan.

Setelah bekerja Jaehan berhenti di sebuah bar, saat berada di depan pintu bar tersebut ia menarik nafas dalam-dalam karena bar itu milik Jaehyun, tidak tau mengapa ia bisa datang ketempat ini.

"Oo Jaehanie" sapa Jaehyun yang terkejut pria ini datang dengan tiba-tiba sendirian.

"Kau sendirian?" Timpal Jaehyun yang hanya di balas anggukan oleh Jaehan.

Jaehyun hanya melihat Jaehan dari balik meja bartender karena sepertinya pria itu hanya ingin minum tanpa di ganggu.

Beberapa orang terlihat mencoba mendekati Jaehan namun di abaikan begitu saja oleh Jaehan, ia bahkan tidak melirik satu pun orang yang datang kepadanya.

Sudah beberapa gelas yang di teguk oleh Jaehan namun ia belum terlihat akan berhenti, Jaehyun mulai khawatir melihatnya tetapi tidak bisa menghentikan Jaehan. Ia menghubungi Yechan untuk membawa kekasihnya tersebut pergi.

Yechan datang dengan terburu-buru mendengar perkataan Jaehyun, ia masuk ke bar tersebut dan melihat kepala Jaehan sudah tertunduk di atas meja bartender karena mabuk.

"Akhirnya kau datang, seperti nya dia sudah sangat mabuk" ucap Jaehyun.

"Ya! Jaehan ah" teriak Yechan mengguncang bahunya.

"Oo. .nugu??" Ucap Jaehan mencoba membuka matanya.

"Ya! Kajja, kau sudah sangat mabuk" Yechan memegang lengan Jaehan.

"Jangan menyentuh ku" teriaknya tanpa sadar.

Yechan menarik nafasnya dalam-dalam, ia tidak menyangka jika pria ini bisa minum hingga semabuk ini dan Jaehan tidak mau beranjak sedikitpun dari tempat itu.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang