Bibi Nam yang selalu bertugas membersihkan rumah Jaehan datang membawakan semua kebutuhan pria itu, bibi dan Yechan mengobrol di taman rumah sakit setelah menjenguk Jaehan.
"Yechan sii, Terimakasih sudah mau kembali untuk merawat tuan muda" senyum bibi.
Ini bukan pertama kali nya Jaehan ingin mengakhiri hidupnya sejak mengalami kebutaan, itu sebab nya jendela kamar Jaehan semuanya berjeruji, tidak ada benda tajam yang di biarkan terletak di daerah yang Jaehan bisa temukan, namun ternyata pecahan vas bunga lah yang di jadi kan Jaehan untuk mengiris pergelangan tangannya.
Bibi Nam selalu khawatir melihat kondisi Jaehan dan sekarang beliau mulai lega sejak kedatangan Yechan disana.
"Tuan muda menjadi sangat pendiam setelah kejadian yang menimpanya, sudah lama sekali bibi tidak pernah melihat senyumnya" ucap bibi.
"Bibi tidak perlu khawatir aku akan menjaganya dengan sangat berhati-hati mulai sekarang" senyum Yechan.
Setelah mengobrol begitu panjang dengan bibi Nam, Yechan kembali menuju ruangan Jaehan, ia mendapati pria itu sudah bangun dari tidur nya.
"Ini aku" ucap Yechan mendekati Jaehan yang mencoba bangun untuk duduk.
"Aku membawakan obat untuk kaki mu" Yechan mengeluarkan sebuah obat dari kantong belanja nya.
"Akan sedikit sakit jadi bertahan lah" Yechan meletakkan kaki Jaehan di paha nya.
Jaehan menuruti semua perintah Yechan tanpa membantah sedikit pun kali ini.
Beberapa hari di rawat di rumah sakit Jaehan akhirnya di perbolehkan pulang.Selama Jaehan di rumah sakit Yechan tidak pernah meninggalkan nya, selama itu pula ia tidak datang ke arena untuk berlatih. Yechan malam ini berniat untuk pergi berlatih karena hari ini ia mendapatkan mobilnya, sudah satu bulan ternyata Yechan bekerja dan ia berhasil memenangkan tantangan ayahnya.
Tapi melihat kondisi Jaehan, ia sepertinya belum bisa meninggalkan pria itu sendiri meskipun di tengah malam, karena tidak akan ada yang tahu apa yang akan dilakukannya.
Pagi ini setelah membersihkan sisa makanan Jaehan ia membawakan sebuah sendal rumah lembut dengan kepala boneka untuk Jaehan.
"Ini pakailah, jadi kaki mu tidak akan terluka lagi" Yechan membantu Jaehan memakai sandal nya.
Jaehan akhirnya mau di bujuk untuk turun kebawah dengan di bantu oleh Yechan, setelah sekian lama ia memijak kan kaki di taman rumah tersebut.
"Kau semalaman berada di sini?" Ucap Jaehan saat mereka duduk di sebuah kursi.
"Nee, wae?" Jawab Yechan yang sedikit terkejut karena ini pertama kali Jaehan membuka pembicaraan.
"Hanya saja kau selalu pergi setiap malam"
"Ooo. . aa . .kau mengetahui nya?" Yechan menggaruk kepalanya yang tidak gatal tersebut.
"Jangan khawatir kau bisa melakukan apapun setelah menyelesaikan tugasmu"
Hari ini adalah jadwal Jaehan kembali menemui dokter matanya, ia di temani oleh Yechan ke rumah sakit, setelah pemeriksaan langkah Jaehan terhenti saat Yechan berhenti.
"Wae?" Ucap Jaehan.
"Tunggu sebentar" bisik Yechan.
Sekarang di hadapan mereka ada sosok pria tinggi yang tak kalah tampan berdiri tersenyum ke arah Yechan, namun wajah dingin yang di berikan nya.
"Mwoya? Selain menjadi dokter kau juga pengasuh sekarang" senyum licik Hyuk.
"Ya! Aku tidak ingin bicara dengan mu" jawabnya dingin.
"Waee? Jadi siapa pria tampan ini? Apa benar kau bekerja untuk nya sekarang" Hyuk hampir akan menyentuh wajah Jaehan namun di tepis oleh Yechan secepat mungkin.
"Ya! Aku tidak ingin berkelahi disini" mata tajam Yechan seperti akan merobek hyuk.
"Nee, waktu nya hampir tiba bersiap lah dokter" bisik Hyuk menepuk pundak Yechan dan pergi begitu saja.
Yechan membawa Jaehan kembali ke dalam mobil untuk pulang, di sepanjang jalan Jaehan hanya diam namun ada satu hal yang ingin ia katakan.
"Nugu?" Akhirnya suara Jaehan terdengar juga.
"Ooo??
"Pria yang di rumah sakit tadi"
"Aaa. . Hanya bajingan yang selalu mengganggu ku"
"Yang Hyuk?"
"Ooo. .kau mengenal nya??" Yechan tidak menyangka jika Jaehan mengenal Hyuk.
Setahun sebelum kecelakaan Jaehan pernah pergi menonton seorang teman universitasnya yang ikut balapan di tempat Yechan biasa balap juga, ia mengenali suara Hyuk karena pria itu adalah lawan balap temannya.
Di malam itu ia lupa jika sudah pernah melihat Yechan yang juga menyaksikan balapan tersebut berdiri tepat di sampingnya.
"Yaa. .aku ingat" teriak Jaehan.
"Mwoyaa" Yechan menoleh karena teriakan Jaehan.
"Shin Yechan? Kau Shin Yechan" Jaehan menoleh ke arah Yechan.
"Nee, lalu? Bukan kah kau juga tau nama ku" Yechan mengerenyitkan kening nya karena tidak tau apa yang di maksudkan Jaehan.
"Ani, kau orang yang mengalahkan Yang Hyuk malam itu" ucapan Jaehan membuat Yechan menoleh kedua kalinya.
"Minggu pertama di awal tahun dengan taruhan sebuah mobil, kau memakai mobil keluaran brand xxx dengan warna merah" timpalnya.
"Ya. .ya, kau mengetahui semua itu dari mana"
"Aku ada di sana malam itu"
Mereka sampai di rumah Jaehan kembali, Yechan membantunya berjalan dan duduk di sofa rumah, Yechan masih penasaran bagaimana bisa Jaehan berada di tempat tersebut.
"Kenapa tidak mengenaliku saat pertama bertemu" protes Yechan memberikan sekaleng minuman ke tangan Jaehan.
"Aku tidak mengingatmu" geleng Jaehan.
"Ya! Tapi kau langsung mengenali Hyuk"
"Lalu kenapa?" Jawab nya singkat.
"Ani, tapi bagaimana aku tampan bukan" senyum Yechan.
"Mwoyaaa" Jaehan tersedak minuman nya karna tertawa mendengar ucapan Yechan.
Yechan tersenyum melihat ekspresi wajah Jaehan yang lucu, ternyata pria yang selalu diam itu memiliki senyum yang cerah, untuk pertama kali sejak Yechan bekerja untuk nya senyum Jaehan keluar.
Next=>
Typo tandai di komentar ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me in The AfterGlow
FanfictionYechan seorang Dokter Mata yang kini sedang mencari cara untuk mendapatkan kembali fasilitas dari orang tuanya karena tidak mau bekerja di rumah sakit. Jaehan seorang Mahasiswa seni tingkat akhir mengalami kebutaan setelah kecelakaan. Pertemuan mere...