04

291 30 4
                                    

Setiap malam setelah Yechan memastikan Jaehan sudah tidur ia kembali ke arena balapan untuk berlatih, Jaehan mengetahui hal tersebut setelah satu malam ia bangun setelah Yechan mengecek kamar nya lalu mendengar suara mobil pria itu keluar dari garasi rumah.

"Jaehan ah, hari ini jadwal mu untuk ke dokter" ucap Yechan mendekati Jaehan yang duduk di dekat jendela.

Jaehan hanya mengangguk, ia meraba sekitar untuk berganti pakaian, selama Yechan ada disana Jaehan tidak pernah mau menerima bantuan kecuali untuk mengantarkan makanan untuk nya, selebihnya Jaehan memilih untuk melakukan nya sendiri meskipun sangat kesulitan.

Setelah berganti pakaian Jaehan keluar dari kamarnya, disana sudah ada Yechan menunggu.

"Pegang lenganku" ucap Yechan mengambil tangan Jaehan namun pria itu menepisnya dan mencoba meraba-raba pegangan tangga, namun hanya satu langkah Jaehan tergelincir, dengan cepat Yechan menarik tangan Jaehan agar tidak terjatuh.

"Ya! Jika ingin mandiri setidaknya kau hafal setiap sudut rumah mu" Yechan meninggikan suaranya.

"Kau akan melukai dirimu sendiri jika masih bersikap egois seperti ini" Yechan memegang keningnya melihat Jaehan hanya terdiam.

Akhirnya Jaehan mau memegang lengan Yechan untuk menuntun nya berjalan hingga selesai pemeriksaan, Yechan mengemudikan mobil menuju rumah Jaehan kembali, ia mengantar pria itu hingga ke dalam kamarnya.

"Jangan datang lagi besok" ucap Jaehan membuat Yechan berbalik sebelum membuka pintu untuk keluar.

"Mwo?" Yechan mengerenyitkan nya.

Jaehan hanya diam ia rasa Yechan mendengar perkataannya, ini pertama kali ia mendengar kekhawatiran seseorang padanya yang hampir jatuh di tangga dan itu membuat Jaehan merasa terganggu, ia sudah biasa tidak di perhatikan tetapi kekhawatiran Yechan tadi mengusik pikirannya.

"Ya! Bukankah kau terlalu angkuh untuk keadaan mu sekarang?" Yechan kembali mendekati Jaehan.

"Mwo?" Jaehan menghadap ke sumber suara.

"Apa memiliki pengasuh membuat harga diri mu terluka? Kau bahkan tidak bisa mengurus diri mu sendiri tapi berlagak tak membutuhkan ku"

"Ya! Aku memang tidak pernah membutuhkan mu jadi sekarang pergi lah" jawab Jaehan.

Yechan pergi meninggalkan Jaehan begitu saja, ia sangat kesal melihat kesombongan pria tersebut, tapi juga menyesal tidak membujuk nya karena ini belum sebulan ia bekerja.

"Aiisshh, saeki" teriak Yechan mengemudikan mobil nya menuju bar Jaehyun.

Di tempat lain ibu Jaehan datang kerumah nya setelah mendapat telfon dari Yechan yang sudah di pecat begitu saja oleh Jaehan.

"Ige mwoya?" Ibu Jaehan sedikit menaikkan suaranya berbicara dengan Jaehan.

"Eomma aku bisa melakukan semua nya sendiri jadi tidak perlu mencarikan pengasuh untukku" jawab Jaehan.

"Sendiri? Jaehan ah sadarlah, sekarang dirimu tidak bisa melakukan hal-hal seperti biasanya sendiri"

"Tapi. .eomma

"Aku akan membawa pengasuh mu kembali jadi jangan coba-coba memecat nya seperti keinginan mu" ibu Jaehan meninggalkan nya yang duduk di kursi meja makan tersebut.

Air mata Jaehan tak terbendung sambil mencari jalan menuju tangga, ia hanya ingin ibu yang merawat nya, sejak kecil ia sudah biasa hidup sendiri tanpa kasih sayang seorang ibu sebagaimana mestinya.
Jaehan beberapa kali terjatuh bahkan kuku kakinya berdarah karena mengenai sudut anak tangga, ia masih belum bisa menghafal tiap sisi rumah nya tersebut.

Beberapa hari Yechan tidak datang kerumah Jaehan sejak di pecat, namun ibu Jaehan sudah kembali menghubungi nya untuk datang ke rumah Jaehan kembali, namun ia merasa harga diri nya sedang di pertaruh kan jika datang kembali begitu saja ke tempat itu.

Namun sekarang pria tersebut sudah berdiri di depan pagar rumah Jaehan, balapan nya lebih penting dari pada ego untuk tidak kembali ke rumah ini.

"Aku harus bagaimana" Yechan mengacak rambutnya, ia tidak tau harus berbuat apa jika menemui Jaehan kembali.

Yechan menekan bel padahal ia tahu sendiri jika tidak akan ada yang membuka kan nya pintu dan ia sendiri memiliki kuncinya. Setelah memastikan tidak ada orang yang membuka kan pintu, Yechan masuk dengan sendirinya. Rumah itu tampak sepi lampu masih belum di matikan, Yechan menaiki tangga untuk ke kamar Jaehan.

Yechan mengetuk beberapa kali kamar tersebut namun tidak ada suara yang ia dengar, Yechan membuka pintu tersebut dan betapa terkejut nya ia menemukan Jaehan pingsan di lantai dengan darah mengalir di tangannya.

"Jaehan ah" Yechan menggoncang tubuh pria tersebut namun ia tak kunjung sadar.

Yechan mengangkat Jaehan menuju mobil dan mengantarkan nya ke rumah sakit. Untung saja Yechan tidak terlambat karena Jaehan masih bisa di selamatkan. Menunggu Jaehan sedang di tindak lanjuti oleh dokter Yechan menghubungi ibu Jaehan namun tidak ada jawaban dari beliau.

Jaehan terpaksa menjalani rawat inap beberapa hari di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, Jaehan masih belum sadar saat Yechan masuk ke ruangan tersebut, Yechan duduk di tepi kasur dan menatap wajah Jaehan, seketika jantung nya berdebar entah kenapa.

"Wae?" Yechan memeriksa dadanya dengan tangan.

Beberapa saat jari Jaehan mulai bergerak sepertinya obat bius nya mulai pudar, Jaehan mulai membuka matanya meskipun hanya setitik cahaya yang bisa ia lihat.

"Sudah sadar Jaehan ah" suara Yechan terdengar khawatir.

"Yechan ah?" Jaehan mencoba menoleh ke arah suara yang ia dengar.

"Aku disini" Yechan tersenyum menatap Jaehan.

Sebuah keajaiban terjadi saat Jaehan menoleh ia melihat wajah Yechan sedikit meskipun sangat buram namun itu membuatnya terkejut tetapi beberapa saat ia kembali melihat setitik cahaya lagi.

"Apa yang terjadi" gumam Jaehan.

"Wae? Kau kesakitan?" Tanya Yechan.

"Ani, tadi aku bisa melihat mu sedikit" ucap Jaehan namun ia seperti ketakutan.

"Ya. .ya tenang lah" Yechan membawa Jaehan kedalam pelukannya.

Setelah kembali tenang Yechan membiarkan Jaehan beristirahat, Yechan tidak sengaja melihat jari kaki Jaehan terluka dan beberapa memar lagi di kaki nya.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang