35

194 18 12
                                    

Saat menunggu kekasihnya tersebut pulang Jaehan sudah membersihkan dirinya dan akan menyambut Yechan karena ingin mengajak pria tersebut untuk makan malam di luar, namun sebuah pesan membuatnya terkejut, beberapa detik ia mencoba mencerna video itu dan mendengar suara mobil Yechan.

Seperti sesuatu menusuk jantungnya sangat dalam, Jaehan tidak lagi bisa berfikir jernih setelah menyaksikan hal tersebut, sekarang ia melihat pria yang sangat ia cintai masih saja tersenyum seperti hal tersebut sudah biasa baginya.

Melihat Yechan terdiam seperti itu membuat Jaehan tidak bisa lagi mempercayai pria ini, ia memilih untuk mengakhiri semuanya sekarang.

"Jaehan ah, dengar kan aku dulu" Yechan memegang tangan Jaehan.

"Ya! Saekki, lepas kan suasana hati ku sangat buruk sekarang" ucapnya dingin dengan menahan air mata.

Yechan melepaskan Jaehan ia tidak tau harus berkata apa sekarang, dan memilih untuk membiarkan Jaehan menenangkan dirinya.

Sudah hampir tengah malam Jaehan tidak juga muncul di rumah tersebut, seharusnya Yechan tau jika pria itu pasti tidak akan pulang ke rumah nya, ia mengambil jaket lalu mengemudikan mobil menuju rumah Jaehan.

Saat berhenti di sebuah lampu merah, Yechan melihat Jaehan di sebuah bis langsung saja ia mengikuti bis tersebut yang berhenti di sebuah halte sebelum rumah Jaehan. Yechan hanya mengikuti pria itu diam-diam dari kejauhan, ia mengerti jika sekarang Jaehan tidak bisa di bawa bicara dan ia hanya memastikan jika Jaehan pulang dengan selamat.

Jaehan memasuki rumah ia memeluk lutut nya menyembunyikan wajah yang penuh dengan air mata, pria itu memukul-mukul kepalanya. Ia tidak habis fikir bagaimana bisa Yechan berbuat seperti itu, ternyata cinta yang ia berikan tidak cukup membuat Yechan menghargainya.

Yechan menatap rumah itu sangat lama, ia berharap Jaehan bisa mengerti saat ia menjelaskan semua nanti nya.

Jaehan tertidur di lantai kamarnya tersebut dengan mata yang sembab karena menangis, ia bangun merasakan kepalanya sangat sakit, Jaehan mencoba beranjak meskipun hanya ke atas kasur.

Ponsel Jaehan berdering beberapa kali namun ia tidak sanggup mengangkat nya, untung saja bibi yang bekerja membersihkan rumah datang hari ini, ia membantu Jaehan mengangkat panggilan tersebut.

Panggilan itu berasal dari Hyuk yang akan bertanya tentang anak trainee di bawah didikkan Jaehan karena ia akan mencari pengganti sementara sebelum Jaehan kembali bekerja.

Namun mendengar perkataan bibi, Hyuk memilih menemui Jaehan karena pria itu sakit terlebih bibi bilang ia tidak bersama Yechan, sesuatu pasti terjadi tidak mungkin Yechan meninggalkan Jaehan begitu saja dalam kondisi seperti ini.

Hyuk sudah membawakan beberapa obat penurun panas dan juga kompres instan untuk Jaehan,  ia masuk kerumah tersebut saat bibi membuka kan pintu.

"Jaehan ah" Hyuk duduk di samping Jaehan dan memeriksa kening pria itu namun saat Jaehan membuka mata nya ia terkejut karena merasakan tangan Hyuk berada di keningnya.

"Aa. .mian, kau terkejut" ucap Hyuk.

"Oo. . Kenapa kau bisa ada disini" Jaehan mencoba untuk duduk.

Setelah Hyuk menjelaskan semua nya Jaehan membiarkan Hyuk berada disana dan meminum obat pemberian pria itu. Setelah Hyuk pergi Jaehan duduk di meja makan nya karena bibi sudah membuatkan sarapan untuknya.

Hanya satu suapan Jaehan memuntah kan makanan tersebut karena mengingat hal-hal yang terjadi dengan dirinya. Ia memilih kembali tidur tetapi mimpi buruk yang beberapa hari ini hilang muncul kembali, keringat membasahi kening Jaehan nafasnya memburu, ia terbangun mendengar suara bibi.

Hingga malam ia tidak bisa tidur, Jaehan mencoba mencari udara segar keluar, saat keluar dari kamar ia sudah tidak menemukan bibi karena bibi akan pulang setelah sore hari.

Jaehan memasuki sebuah toserba dan membeli sepotong roti untuk mengisi perutnya kali ini ia berhasil menghabiskan tanpa memuntah kan roti tersebut.

Pria itu berjalan dengan tatapan kosong ia juga tidak menyadari sebelum menyeberang untuk melihat lampu lalu lintas, hampir saja sebuah mobil menabrak nya beruntung seseorang menariknya dengan cepat.

"Ya! Kau ingin mati?" Teriak pria yang tak lain adalah Yechan.

Yechan sudah mengikutinya sejak keluar dari toserba karena kebetulan ia memang ingin melewati rumah Jaehan mungkin saja bisa bertemu dengan nya sekaligus.

"Bajingan ini" gumam Jaehan menarik tangan nya.

"Jaehan ah, bisa kita bicara sebentar" mohon Yechan.

"Ani, aku bahkan tidak ingin melihatmu" Jaehan pergi meninggalkan Yechan begitu saja.

Yechan hanya menatap punggung itu hingga menaiki sebuah taksi, ia tak mampu menahan Jaehan karena semua ini memang kesalahan nya namun ia tidak mungkin bisa di tinggal oleh pria itu.

Jaehan tidak mampu menahan air matanya, ia ini terasa sangat sakit baginya, seseorang yang satu-satunya ia percaya dan sangat ia cintai mampu melakukan hal seperti itu.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang