38

165 18 13
                                    

Hyuk yang tadinya berjalan jalan di dekat perumahan Jaehan dengan maksud ingin menemui pria tersebut tetapi saat ia mencoba menghubungi nya, ponsel Jaehan tidak aktif ia berencana membeli roti yang akhir-akhir ini sangat sering Jaehan makan.

Saat keluar dari toserba tiba-tiba hujan turun sangat deras, Hyuk melihat di seberang sana Jaehan bersama dengan Yechan seperti bertengkar lalu ia memilih kembali ke dalam dan membeli payung.

Hyuk tidak melihat kedua pria itu lagi saat kembali membeli payung, ia mencoba berjalan menuju arah rumah Jaehan, dan melihat pria itu sedang duduk sendirian dengan wajah tertunduk di sebuah bangku taman.

"Sudah lebih tenang?" tanya Hyuk.

"Nee" angguk Jaehan.

"Kalau begitu aku akan mengantar mu pulang"

Sampai nya di depan rumah Jaehan, Hyuk mengulurkan roti yang ia beli tadi sebelum pulang.

"Aku melihat mu sering memakan roti ini" senyum Hyuk.

"Oo gomawo Hyuk ah" jawab Jaehan.

"Kalau begitu aku akan pulang" pamit Hyuk.

Jaehan memasuki rumah nya lalu mengganti pakaian, ia melihat roti yang tadinya ingin di beli tetapi Yechan lebih dulu datang membuatnya mengurungkan niat untuk masuk ke toserba. Ia melahap roti tersebut dengan air mata sesekali menetes mengingat wajah Yechan.

Beberapa hari berlalu Jaehan tidak lagi melihat Yechan mencarinya, pria itu juga tidak terlihat melewati rumah di malam hari, Jaehan mengetahui hal tersebut karena tak sengaja melihat CCTV, keesokan hari ia menunggu Yechan melewati rumah nya dan itu berlangsung setiap malam pria itu bahkan terkadang menatap rumah Jaehan cukup lama.

Tetapi sudah beberapa hari Yechan tidak menampakkan diri, Jaehan merasa cukup lega karena ia tidak perlu bersembunyi lagi sepertinya pria itu mulai melupakan nya.

Saat makan siang di kantin perusahaan Jaehan di datangi oleh Hyuk, ketika asik menyantap makanan masing-masing Jaehan mendapatkan sebuah panggilan dari nomor yang tak ia kenal.

"Kenapa tidak mengangkat nya?" Hyuk melihat Jaehan mematikan panggilan tersebut.

"Biarkan saja, mungkin salah sambung"

Baru saja Jaehan menyelesaikan perkataan nya ponsel itu kembali berbunyi, kali ini Jaehan mencoba mengangkatnya.

"Yeoboseyo?" Ucap Jaehan.

"Jaehan ah, ini aku Jaehyun" jawab pria itu.

"Oo Jaehyun ah"

Jaehan terdiam setelah mendapat panggilan tersebut, tiba-tiba pikirannya menjadi kacau mendengar perkataan Jaehyun.

"Wae?" Hyuk membuyarkan lamunan Jaehan.

"Ah ani" geleng Jaehan namun tidak melanjutkan makannya.

"Aku akan kembali melatih, sampai jumpa" timpalnya meninggalkan Hyuk.

Tetapi saat melatih Jaehan tidak benar-benar fokus ia terkadang mulai melamun memikirkan sesuatu hingga jam kerjanya habis, Jaehan mengemudikan mobilnya menuju rumah namun saat di pertengahan jalan ia memutar arah menuju rumah sakit.

Jaehyun menghubungi Jaehan karena sahabatnya Yechan di rawat di rumah sakit sudah dua hari dan tidak sadarkan diri, pria itu terus saja menggigau memanggil nama Jaehan.

Mula nya Jaehyun tidak ingin mengganggu Jaehan terlebih kedua orang itu sedang bertengkar tetapi ia tidak sanggup melihat Yechan terbaring seperti itu.

Di malam saat Yechan menemui Jaehan, ia tertidur dengan pakaian basah tersebut di lantai, keesokan harinya Yechan mulai terlihat tidak sehat, ia bahkan sangat pucat ketika berada di bar milik Jaehyun, namun masih menolak untuk di antar kerumah sakit. Hingga akhirnya pria itu pingsan di rumahnya dan untung saja Jaehyun memang berniat mampir untuk melihat kondisinya.

Jaehan berdiri di depan ruangan Yechan cukup lama ia masih ragu untuk masuk ke dalam sana hingga Jaehyun yang kembali dari luar melihatnya.

"Jaehan ah, kenapa berdiri di sana"

"Oo sepertinya aku akan kembali nanti"

"Masuk lah sebentar saja, dia selalu memanggil namamu" mohon Jaehyun.

Akhirnya Jaehan masuk kedalam ruangan tersebut tanpa ditemani oleh Jaehyun, ia mendekati Yechan yang masih berada dalam mimpinya. Jaehan menatap wajah pria itu dan tangannya dengan ragu-ragu memeriksa kening Yechan yang terasa panas.

Jaehan pelan-pelan mengusap pipi halus pria itu, tanpa sadar ia tertidur disana dengan kepala berada di atas kasur dan setengah badannya di kursi. Jaehyun melihat hal tersebut mengurungkan niatnya untuk masuk.

Pagi ini Jaehan lebih dulu bangun, ia buru-buru pergi sebelum Yechan sadar dan juga ia harus berangkat bekerja. Di tengah-tengah perjalanan pulang Jaehyun yang datang tidak menemukan Jaehan lagi, tetapi ia melihat Yechan mulai mendapatkan kesadarannya.

Setelah di periksa dokter, Yechan mencoba untuk duduk ia mengingat sesuatu yang seperti mimpi baginya namun terlihat nyata.

"Jaehyun ah, aku bermimpi Jaehan ada disini, apa kau sudah menghubungi nya? Apa dia akan datang" Yechan terlihat sangat berharap.

"Jaehanie? Kau tidak bermimpi dia disini tadi malam"

"Benarkah? Dia datang, lalu dimana Jaehan sekarang" mata Yechan membulat.

"Dia sudah pergi tadi pagi, sebelum kau sadar"

Yechan mengambil ponselnya untuk menghubungi Jaehan, setelah beberapa kali di tolak, panggilan kali ini baru di angkat oleh Jaehan.

"Jaehanie, kenapa pergi begitu saja, aku merindukanmu" ucap Yechan.

"Yechan ah, tolong sampai kan kepada teman mu untuk tidak menghubungi ku lagi jika sesuatu terjadi dengan mu" jawabnya dingin.

"Jaehan ah. . .

Jaehan menutup panggilan tersebut, lalu melajukan mobil nya, ada perasaan lega karena pria itu sudah sadar kembali, namun ia tidak ingin hal tersebut membuat nya goyah dan kembali memberikan hidup nya untuk di rusak oleh pria tersebut.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang