26

203 20 10
                                    

Jaehan duduk di sebuah kursi menunggu minuman nya sambil melihat jalanan di luar sana, ia tersenyum melihat lambaian tangan Yechan yang baru saja datang, mereka sudah berjanji untuk makan siang bersama saat istirahat bekerja.

"Kau benar-benar dari rumah sakit?" Jaehan mengelus pipi Yechan yang terkena noda hitam.

"Aaa, ini aku tadi memperbaiki mobil bersama Jaehyun"

"Mobil? Apa itu untuk balapan?" Jaehan menyantap makanannya.

"Nee" angguk Yechan dengan menatap wajah pria yang ia jadikan taruhan tersebut. Wajah yang tidak tahu apapun yang akan terjadi terhadap nya, syukur jika Yechan menang namun jika pria bodoh ini kalah Jaehan akan memiliki trauma seumur hidupnya.

Yechan kini sangat berusaha keras memenangkan pertandingan tersebut agar Hangyeom tidak pernah mengganggu nya dan menyentuh Jaehan,  namun pria bernama Hangyeom itu sudah pasti melakukan berbagai hal agar Yechan kalah kembali.

Mereka berpisah saat Jaehan akan kembali ke perusahaan dan Yechan pergi ke rumah sakit kembali, dalam perjalanan menuju perusahaan yang tak jauh dari tempat mereka tadi bertemu sebuah klakson mobil membuat Jaehan menoleh.

"Song Hangyeom?" Gumam Jaehan berhenti di samping mobil tersebut.

"Jaehan ah, mau kemana?" Senyum Hangyeom.

"Bekerja" jawabnya canggung ia juga takut jika Yechan tau pria itu akan marah lagi.

"Dimana? Aku akan mengantarmu"

"Ani, aku sudah dekat" tolak Jaehan.

Hangyeom menatap punggung pria manis itu hingga hilang di balik pagar perusahaan, Hangyeom kini sudah tau dimana Jaehan bekerja ia juga sangat mengetahui siapa pemilik perusahaan tersebut.

"Wah, menarik sekali"

"Dia membiarkan kekasihnya bekerja di kantor musuh nya?"

Hangyeom berlalu begitu saja, ia kini sangat tertarik melihat Jaehan dari pada Yechan, pria yang memiliki gigi gingsul itu tak kalah tampan dari Yechan senyumnya membuat orang-orang mengagumi nya, ia pendiam namun mampu membuat orang bertanya-tanya akan dirinya. Hal tersebut juga membuat Hangyeom melirik nya malam itu bukan hanya karena ia milik Yechan namun kemisteriusan nya membuat Hangyeom penasaran dengan Jaehan.

Beberapa hari ini Yechan sangat sibuk dengan mobil nya, kini ia pulang larut bukan karena mabuk namun karena banyak hal yang ia persiapkan dengan sebaik mungkin untuk melawan Hangyeom. Jaehan tak jarang bertanya-tanya kenapa ia harus seperti itu bahkan ketika balapan sebelumnya Yechan hanya sesekali mengecek mobil tersebut.

Setiap pulang Yechan terlihat sangat lelah bagaimana tidak setelah bekerja di rumah sakit ia lalu kembali ke Showroom untuk menyelesaikan mobil, pria itu sering langsung tertidur saat sampai di rumah.

"Oo sudah pulang" Jaehan melihat Yechan masuk ke dalam kamarnya.

"Belum tidur? Aku lelah sekali" ucapnya meletakkan kepalanya di bahu Jaehan.

"Aku sudah menyiapkan air panas pergi lah mandi" senyum Jaehan.

Pria itu sangat patuh dengan perkataan Jaehan, ia berendam dalam bathtub membuat tubuhnya yang lelah perlahan hilang. Yechan kembali ke kamar setelah mandi ia menemukan Jaehan masih fokus dengan tablet nya, ia mendekati pria tersebut dan naik ke kasur di samping Jaehan.

"Pekerjaan mu belum selesai?" Yechan meletakkan kepalanya di dada Jaehan sambil memeluk pria tersebut.

"Hampir selesai" Jaehan membiarkan Yechan di posisi tersebut ia hanya memindahkan lengannya agar masih bisa memegang tablet.

Jaehan mematikan tabletnya, ia baru sadar jika pria cerewet yang tidak berhenti berbicara tadi sudah tidak sadarkan diri, ia mendengar dengkuran kecil di dadanya, Jaehan meletakkan tablet nya lalu mengusap punggung Yechan dan sesekali mencium puncak kepala pria itu sebelum ia juga ikut tertidur.

Yechan bangun mendapati ia masih memeluk Jaehan, ia mengadahkan kepalanya melihat pemilik tubuh tersebut yang masih berteman dengan mimpinya, pria itu tidak bekerja hari ini karena itu ia masih belum bangun.

Menepikan rambut Jaehan yang menutupi matanya dengan sangat lembut agar pria itu tidak bangun namun itu sia-sia, Jaehan perlahan membuka matanya ia melihat Yechan sedang menatap wajah nya. Pria itu tersenyum saat Jaehan bangun ia sangat menyukai pemandangan ini karena akhir-akhir ini sangat jarang terjadi karena kesibukan mereka berdua.

"Kau tidak kerumah sakit?"

"Aku meminta libur, aku ingin bersamamu seharian" Yechan mencium bibir Jaehan sebentar.

"Bagaimana kalau kita pergi berkencan hari ini" senyum Yechan yang di balas anggukan oleh Jaehan.

Jaehan sibuk memilih baju mana yang akan ia pakai sedangkan kan Yechan hanya memeluk pria itu dari belakang, ia hanya menunggu Jaehan memberikan baju untuknya.

Setelah bersiap mereka melajukan mobil menuju rute pertama yaitu pusat perbelanjaan karena banyak keperluan rumah yang habis jadi Jaehan ingin berbelanja.

Yechan mendorong troli sedangkan Jaehan memilih barang-barang yang akan ia beli, Yechan tidak melewatkan tempat sereal kesukaan nya, ia memasukkan beberapa kotak sereal tersebut.

"Kau sangat menyukai sereal ini" senyum Jaehan.

"Tentu saja, karena ini manis sama seperti dirimu" Yechan tiba-tiba mencium pipi Jaehan lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Ya! Bagaimana jika orang-orang melihat kita" protes Jaehan.

"Biarkan saja, aku hanya mencium pacarku" Yechan mendorong trolinya meninggalkan Jaehan dengan pipi merah karena malu dan juga senang dengan perlakuan Yechan.

"Ya! Tunggu aku" teriak Jaehan mengikuti langkah Yechan.

Setelah berbelanja mereka membeli tiket nonton, sebelum memasuki teater kedua pria itu mengantri membeli kopi dan popcorn untuk menemani mereka menonton film. Yechan sedikit gugup saat mereka baru saja menemukan kursi namun berbeda dengan Jaehan yang sangat antusias menunggu film tersebut di putar.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang