13

198 24 2
                                    

Jaehan menggerakkan jari saat ia mulai sadar, Yechan melihat hal tersebut mendekati pria itu, ia duduk di samping Jaehan dan memegang tangannya.

Hari ini perban Jaehan sudah bisa di buka, ini adalah hal yang cukup menegangkan karena akan menjadi hal yang sangat buruk jika operasi tersebut gagal.

"Aku akan memanggil dokter mu untuk melepas perban" Yechan meninggalkan Jaehan dan beranjak menemui dokter yang menangani Jaehan.

Dokter mulai membuka perban tersebut dengan hati-hati, setelah perban di mata Jaehan terbuka semua ia di minta untuk membuka matanya secara perlahan, Jaehan mengikuti perintah dokter dengan sangat baik.
Yechan menatap Jaehan ia sangat gugup dan berharap jika pria itu bisa melihat kembali.

Saat ia mulai membuka matanya, ia mulai menangkap cahaya yang masuk namun pandangannya masih kabur, Jaehan di minta untuk mengedipkan matanya agar mata tersebut berfungsi dengan baik, tidak berselang lama pandangan Jaehan mulai terlihat jelas objek yang pertama kali ia lihat ialah Yechan.

"Bagaimana Jaehan sii, anda sudah melihat dengan jelas?" Ucap dokter.

"Nee" angguknya.

"Baiklah, aku akan meresepkan obat untuk mu" dokter meninggalkan kedua orang tersebut.

Jaehan mengedipkan matanya beberapa kali hingga kini ia melihat semua nya dengan jelas kembali. Jaehan menatap wajah yang ada di depannya tersebut cukup lama, pria itu memang orang yang ia lihat saat balapan.

Ya! Kau melihatku" Yechan mendekatkan wajahnya.

"Oo nee" angguk Jaehan yang masih kagum dengan ciptaan yang di atas tersebut, ia tak menyangka pria ini lebih tampan jika dilihat dari dekat.

Jantung Jaehan berdebar sangat kencang sekarang, malam yang mereka habis kan berdua saat itu berputar di otaknya, ternyata ini sosok yang membuatnya tanpa penolakan untuk ditiduri malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jantung Jaehan berdebar sangat kencang sekarang, malam yang mereka habis kan berdua saat itu berputar di otaknya, ternyata ini sosok yang membuatnya tanpa penolakan untuk ditiduri malam itu.

"Ya! Gwenchana?" Yechan melihat pria yang ada di depan nya tersebut hanya melamun dari tadi.

"Apa kau merasa sakit atau sesuatu lainnya?" Timpal Yechan.

"Aaniyo, gwenchana" jawabnya gugup, membuat Yechan menatapnya.

"Aku hanya sedang menyesuaikan pandanganku" bohongnya.

Wajah Jaehan tidak henti-hentinya tersenyum, sekarang ia tidak lagi berada di dalam kegelapan tersebut, Yechan melihat wajah pria itu berubah cerah juga ikut tersenyum melihatnya.

"Ya! Mau jalan-jalan keluar Jaehanie?" Tawar Yechan.

"Bolehkah?" Jaehan membulatkan matanya.

"Tentu saja, sekarang dokter mu adalah aku" senyum Yechan.

Namun saat beranjak turun dari kasur baru beberapa langkah Jaehan terjatuh, lutut nya terasa lemah ia seolah-olah lupa caranya berjalan, Yechan yang melihat hal tersebut dengan cepat menghampiri Jaehan yang berada di lantai.

"Kim Jaehan, gwenchana?" Yechan membantu nya untuk bangun.

"Mwoya??" Jaehan terlihat bingung dengan kakinya.

"Wae? Apa ada yang sakit?" Yechan mulai khawatir melihat Jaehan.

"Kaki ku, aku tidak bisa merasakan apapun" kini mata Jaehan mulai merah membendung air mata.

Yechan sangat bingung melihat hal tersebut lalu ia membantu Jaehan untuk kembali ke tempat tidurnya. Ia pergi memanggil dokter Jaehan karena ia pun belum cukup mengerti tentang ini.

Setelah memeriksa Jaehan kembali dokter tersebut bersama Yechan meminta psikolog untuk datang, hal mengejutkan terjadi saat psikolog tersebut meminta Jaehan memegang tangan Yechan untuk berjalan sama  seperti sebelumnya saat ia tidak bisa melihat. Jaehan bisa menggerakkan kaki nya seperti biasa dan jika tanpa Yechan ia tidak lagi bisa merasakan kakinya.

Psikolog mendapatkan diagnosa nya yakni bawah alam sadar Jaehan mengatakan jika ia hanya bisa berjalan jika didampingi oleh Yechan, ia percaya jika Yechan akan melindungi dirinya saat ia tidak melihat.

Kedua orang tersebut seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan psikolog tadi namun dari yang mereka lihat kedua orang tersebut tidak bisa mengelak. Namun kelumpuhan Jaehan bersifat sementara ia bisa kembali berjalan seiring berjalannya waktu dengan latihan.

Jaehan hanya duduk diam dikasurnya setelah pemeriksaan tersebut, baru saja ia merasakan kebahagian dengan mata ini tetapi kini ia tidak bisa berjalan.

"Mwoya? Kenapa wajah mu murung seperti itu" Yechan duduk di samping Jaehan.

"Aku akan membantu mu hingga bisa berjalan lagi" timpal Yechan yang hanya dibalas anggukan oleh Jaehan. Yechan membawa Jaehan kedalam pelukan nya agar pria itu tidak merasa tenang.

Yechan keluar dari ruangan tersebut setelah Jaehan beristirahat, ia pergi menyelesaikan administrasi Jaehan, jika tidak ada keluhan lagi besok Jaehan sudah diperbolehkan pulang.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang